Kesehatan
Halo Dokter, Apa Itu Dermatitis dan Seperti Apa Gejalanya
Dermatitis menjadi penyakit kulit yang kerap dialami banyak mansyarakat. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun dapat terserang dermatitis.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Dermatitis menjadi penyakit kulit yang kerap dialami banyak mansyarakat.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun dapat terserang dermatitis.
Dermatisis biasanya muncul dalam beragam bentuk, tergantung dengan jenis dan penyebab dermatitis yang diderita.
Lalu, apa itu penyakit kulit dermatitis?
Melansir Healthline, dermatitis adalah istilah untuk menyebut peradangan kulit.
Sementara itu, Cleveland Clinic menjelaskan bahwa dermatitis secara etimologi berasal dari kata derm dan itis. Derm berarti kulit dan itis bermakna peradangan.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Stretch Mark dan Penyebab Stretch Mark
Namun umumnya, kulit yang terkena dermatitis akan terlihat kering, bengkak, dan kemerahan.
Pada kebanyakan kasus, kondisi tersebut membuat banyak orang merasa tidak nyaman meskipun tidak menular.
Sebab, dermatitis menyebabkan rasa gatal ringan hingga parah.
Kendati demikian, Cleveland Clinic mengatakan dermatitis tidak menyebakan kerusakan serius pada tubuh.
Permasalahan kulit ini bisa menyerang siapa saja, termasuk bayi dan anak-anak.
Gejala dermatitis
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Bisul dan Cara Mencegah Bisul
Tanda-tanda yang timbul dari kondisi kulit ini dapat berupa gejala ringan hingga parah, tergantung area yang terserang.
Dilansir dari Healthline, adapun beberapa gejala dermatitis yang umum terjadi, antara lain:
1. Muncul ruam kemerahan
2. Kulit melepuh.
3. Kulit kering pecah-pecah.
4. Kulit yang gatal.
5. Kulit terasa terbakar atau perih.
Jenis dermatitis
Dikutip dari Kompas.com, terdapat beberapa jenis dermatitis dengan gejala yang berbeda, antara lain:
1. Dermatitis atopik (eksim), yang terjadi karena adanya kerusakan lapisan pelindung kulit.
Umumnya ditandai dengan kulit meradang, kemerahan, kering, kulit bergelombang, dan gatal.
2. Dermatitis kontak, yang merupakan iritasi alergi yang menyebabkan kulit mengalami ruam, nyeri, hingga gatal.
Biasanya gejala tersebut akan muncul saat kulit bersentuhan dengan biang alergi.
3. Dermatitis dyshiderotic, yang mengakibatkan luka lepuh yang gatal dan terkadang nyeri di beberapa area.
Di antaranya tepi jari tangan, telapak tangan, jari kaki, dan telapak kaki.
4. Neurodermatis, yang disebabkan karena rasa gatal hebat dan menyebabkan peradangan di ujung saraf kulit.
5. Dermatitis numular, yang ditandai dengan bintik-bintik melingkar, gatal, hingga luka terbuka.
6. Dermatitis seboroik, yang bisa muncul di kulit kepala, belakang telinga, atau area tubuh lainnya.
Biasanya, jenis dermatitis ini ditandai dengan kulit merah, kering, bersisik, gatal di kulit kepala, hingga ketombe membandel.
7. Dermatitis statis, yang muncul karena masalah aliran darah di pembuluh darah.
Umumnya ditandai dengan pembengkakan di pergelangan kaki, kulit bersisik, gatal, nyeri, hingga munculnya luka terbuka.
Penyebab dermatitis
Dikutip dari Mayo Clinic, terdapat beberapa penyebab dermatitis, yakni:
1. Faktir genetika.
2. Gangguan sistem imunitas.
3. Infeksi kulit.
4. Alergi makanan, udara, produk perawatan kulit, aksesori, dan lainnya.
5. Jamur yang menempel di kulit.
Selain itu, dilansir dari Cleveland Clinic, ada beberapa faktor yang menyebabkan orang terkena dermatitis.
1. Faktor risiko dermatitis atopik meliputi:
a. Riwayat keluarga dengan dermatitis, demam, atau asma.
b. Banyak dialami oleh perempuan.
2. Faktor risiko dermatitis kontak, meliputi:
a. Terpaan polusi berbahan kimia, seperti di pabrik, restoran, hingga taman.
3. Faktor risiko dermatitis dishidrotik meliputi:
a. Keringat berlebihan.
b. Terlalu lama terkena air atau iritasi.
c. Tinggal di iklim yang hangat.
Perawatan dermatitis
Dalam mengobati dermatitis, perawatannya harus disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan gejala serta penyebab dermatitis.
Dilansir dari Healthline, biasanya dokter akan menyarankan beberapa beberapa hal di bawah ini:
1. Konsumsi obat untuk mengurangi alergi dan gatal, seperti antihistamin seperti diphenhydramine (Benadryl).
2. Melakukan fototerapi.
3. Menggunakan krim topikal dengan steroid, seperti hidrokortison untuk meringankan rasa gatal dan peradangan.
4. Menggunakan krim atau lotion untuk mengatasi kulit kering.
Sementara pemberian antibiotik biasanya hanya diberikan jika infeksi telah berkembang pesat.
Namun ada juga cara mengobati dermatitis yang dapat dilakukan di rumah.
Hal itu dengan mengoleskan kain dingin dan basah ke kulit untuk meringankan rasa gatal dan tidak nyaman akibat dermatitis.
Dermatitis juga bisa kambuh saat mengalami stres. Adapun beberapa terapi alternatif yang bisa membantu mengurangi stres, antara lain:
a. Akupuntur.
b. Pijat.
c. Yoga.
Sementara untuk mencegah dermatitis yang memburuk disarankan untuk menghindari menggaruk area yang terkena penyakit kulit tersebut.
Selain itu, menggunakan sabun berbahan lembut dan air hangat untuk mencegah kulit kering.
Baca juga: Halo Dokter Apa Itu Panu, Berikut Penjelasannya
Pencegahan dermatitis juga dapat dilakukan melalui penggunaan pelembab berbahan dasar minyak untuk kulit yang sangat kering. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )