Lampung Tengah

Kisah Nenek di Lampung Tengah Fasih Berbahasa Prancis, Lahir dan Dibesarkan di Kaledonia Baru

Di masa pemerintahan kolonial Belanda, sang ayah dan beberapa kerabatnya dipekerjakan ke Kaledonia Baru.

Penulis: syamsiralam | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id / Syamsir Alam
Suzzani (kiri) bersama anaknya di rumahnya, Dusun Mulyo Katon, Kampung Toto Katon, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah. 

Saat itulah sebagian warga Indonesia kembali berpikir pulang ke Tanah Air.

"Kalau jumlahnya (yang pulang ke Indonesia) saya gak tahu. yang pasti rame sekali. Gak hanya yang dari Jawa, tapi dari provinsi lainnya di Indonesia," tuturnya.

Suzzani bersama ketiga saudaranya dan sang ayah kembali ke Indonesia dengan menumpang kapal dari Norwegia sekitar tahun 1950-an.

"Ibu sama dua adik saya gak ikut pulang. Waktu itu saya pulang dengan tiga saudara saya yang lainnya, dan juga ayah saya. Kapal merapat di Tanjung Priok dan kami ditempatkan di sana," ujarnya.

Sesampai di Indonesia, Suzzani dan keluarganya harus mengurus paspor dan dokumen kependudukan.

Karena ia saat itu tercatat sebagai warga Kaledonia.

Sempat ditempatkan di Jakarta dan Surabaya, barulah pada tahun 1953 Suzzani dan keluarga bersama ratusan orang lainnya akhirnya diberangkatkan menggunakan kapal laut dalam program transmigrasi di Kampung Totokaton, Kecamatan Punggur, Lampung Tengah.

( Tribunlampung.co.id / Syamsir Alam )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved