Kesehatan
Halo Dokter, Penyebab dan Cara Atasi Karies Gigi yang Bisa Dialami Anak-anak hingga Dewasa
karies gigi adalah rusaknya lapisan email gigi akibat hilangnya komposisi mineral atau demineralisasi.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Karies gigi yang merupakan suatu kondisi yang bisa dialami anak-anak hingga dewasa.
Seperti yang dijelaskan Owner Happydenta drg Aprilia Denta, karies gigi adalah rusaknya lapisan email gigi akibat hilangnya komposisi mineral atau demineralisasi.
Ciri-ciri karies gigi adalah ada makanan tersangkut di gigi, rasa tidak nyaman pada gigi, bau mulut, dan gigi terasa linu. Selain itu gigi yang normalnya berwana putih gading menjadi berwarna cokelat, kuning mendekati cokelat, dan menghitam.
Penyebab karies gigi pada anak-anak paling sering adalah karena sering minum susu pakai dot sebelum tidur dan dotnya tidak dilepas hingga bangun pagi harinya.
Sedangkan penyebab karies gigi pada orang dewasa paling sering adalah sering mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula atau yang manis, tidak rajin menyikat gigi, dan cara menyikat gigi tidak benar.
Jika sudah mengalami karies gigi sebaiknya datang langsung ke dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Sebab jika karies dibiarkan lama kelamaan akan menjadi lubang gigi.
Dokter gigi akan memberikan penanganan sesuai dengan kondisi kariesnya.
Kalau kariesnya belum parah, dokter akan menanganinya dengan cara memberikan mineral.
Tapi kalau kariesnya sudah parah dan sudah menjurus ke lubang gigi, dokter akan melakukan penambalan.
Namun daripada ditangani, lebih baik dicegah karies giginya.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Cacar Air dan Seperti Apa Gejalanya
Caranya dengan rajin menyikat gigi setiap hari. Terutama saat selesai sarapan dan malam hari sebelum tidur.
Cara menyikat gigi juga harus benar yakni dengan cara diputar.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Jerawat dan Jenis-jenisnya
Kemudian setiap habis makan atau minum yang dingin, tidak perlu langsung menyikat gigi. Tapi segera berkumur dengan air dingin atau air hangat.
Untuk anak-anak kalau giginya masih satu atau dua dan belum MPASI, orangtua bisa membantu menyikat gigi anak.
Caranya orang tua menggulung tangan dengan kasa steril, lalu mencelupkannya kedalam air hangat, kemudian sikat gigi anak.
"Kalau anaknya sudah MPASI bisa menggunakan odol. Saat ini sudah banyak odol yang aman untuk anak-anak yang dijual di pasaran. Kalau anak sudah di atas usia 2 tahun bisa diajari berkumur," ujar drg Aprilia.
Gigi Sensitif
Simak berikut ini permasalahan gigi yang kerap dialami setiap orang yakni gigi sensitif.
Tentu gigi sensitif membuat tidak nyaman, karena gigi akan terasa ngilu saat makan makanan manis atau dingin.
Owner Happy Denta drg Aprilia Denta mengatakan, penyebab gigi sensitif karena lubang kecil yang terdapat pada gigi.
Kalau lubangnya besar yang terjadi bukannya gigi sensitif, tapi giginya terasa sakit.
Penyebab lain adalah karena terjadinya penurunan gusi yang mengakibatkan email gigi terkikis dan akar gigi keluar.
Penurunan gusi ini paling sering terjadi pada orang-orang yang berusia 40 tahun ke atas.
Tapi ada juga orang-orang yang masih berusia di bawah 40 tahun sudah mengalami penurunan gusi karena sikat giginya lurus dan ditekan.
Padahal seharusnya sikat gigi yang benar diputar.
Selain itu, gigi sensitif juga bisa disebabkan oleh gingivitis gravidarum yang biasanya terjadi pada ibu hamil karena faktor hormonal, walaupun gigi ibu hamil itu sehat dan tidak ada plak.
Satu lagi penyebab gigi sensitif adalah kebiasaan menggretak gigi, yang bisa membuat email gigi terkikis.
Menggeretak gigi biasanya dilakukan orang secara tidak sadar pada saat tidur.
Saat mengalami gigi sensitif, yang harus dilakukan adalah mengganti pasta gigi khusus untuk gigi sensitif.
Jika setelah menggunakan pasta gigi ini ternyata gigi masih sensitif, segera ke dokter gigi.
"Tujuannya ke dokter gigi untuk melihat apa yang menjadi penyebab gigi sensitif, sehingga penyebab itu bisa segera diatasi. Misal penyebabnya adalah gigi berlubang, maka gigi berlubangnya harus ditambal," kata drg Aprilia, Minggu (3/10/2021).
Gigi Berlubang
Gigi berlubang adalah salah satu permasalahan gigi yang dialami banyak orang.
Bagaimana seseorang bisa mengalami gigi berlubang?
Owner Happy Denta drg Aprilia Denta mengatakan, gigi berlubang disebabkan kebiasaan jarang sikat gigi atau cara sikat gigi yang tidak benar.
Akibatnya, kuman dan bakteri menempel pada gigi berhari-hari dan bahkan berminggu-minggu, lalu menggerogoti email gigi.
"Apalagi kalau jarang sikat gigi pada malam hari sudah sudah kuman dan bakteri menempel pada gigi. Sebab pada malam hari, produksi air liur yang bisa membersihkan gigi berkurang," kata Aprilia, Minggu (3/10/2021).
Jika mengalami gigi berlubang yang dirasakan adalah giginya sakit dan nyeri.
Gigi berlubang tidak bisa dibiarkan karena akan menyebabkan nafas bau, abses gigi, dan saat gigi dicabut darahnya akan keluar banyak.
"Selain itu gigi berlubang bisa menyebabkan terjadinya polip pada gigi dan gusi. Pasien pasti akan menyadari adanya polip ini. Misal pasien mengalami polip gigi, dia akan menyadari ada daging tumbuh di gigi," ucap Aprilia.
Untuk itu gigi berlubang harus segera diatasi dengan cara mengunjungi dokter gigi.
Dokter akan melakukan tindakan berupa perawatan akar gigi dan tambal gigi.
Kalau sudah tambal gigi, sebisa mungkin harus bisa menjaga tambal giginya agar tidak berkerut dan menimbulkan lubang kecil di tambal gigi, yang akan membuat kuman dan bakteri bisa masuk dan menimbulkan lubang dibawah tambalan gigi.
Tapi kalau gigi sudah tidak bisa ditambal karena lubangnya terlalu besar, maka akan dilakukan tindakan berupa pemasangan mahkota selubung untuk menutupi lubangnya.
Mahkota selubung ini adalah pilihan yang tepat daripada mencabut gigi.
Kalau giginya dicabut akan menyebabkan gigi disekitarnya renggang.
Kalau di gigi yang renggang itu masuk makanan dan tidak dibersihkan dengan benar, akan sebabkan gigi berlubang.
( Tribunlampung.co.id / Jelita Dini Kinanti )