Kesehatan

Halo Dokter, Apa Itu Herpes dan Seperti Apa Gejalanya

WHO melaporkan secara global setidaknya ada 3,7 miliar orang di bawah usia 50 tahun yang terinfeksi virus herpes tipe HSV-1 yang menyerang kulit

Penulis: Virginia Swastika | Editor: Dedi Sutomo
Kompas.com
Ilustrasi herpes. Halo Dokter, Apa Itu Herpes dan Seperti Apa Gejalanya 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Penyakit herpes tergolong pada penyakit menular. Namun apa itu herpes?

Melansir dari Healthline, herpes adalah masalah kulit yang disebabkan oleh infeksi virus Herpes simplex.

Namun ada dua jenis virus penyebab herpes, yakni HSV-1 dan HSV-2.

Virus ini sudah menyerang banyak orang di dunia.

World Health Organization (WHO) melaporkan, setidaknya ada 3,7 miliar orang di bawah usia 50 tahun yang terinfeksi virus HSV-1.

Sementara itu, diperkirakan sekitar 491 juta jiwa di usia 15-49 tahun di seluruh dunia terserang HSV-2.

Baca juga: Halo Dokter, Ciri-ciri dan Cara Atasi Penuaan Dini

Penyakit herpes muncul pada berbagai bagian tubuh, biasanya terjadi pada area mulut yang disebabkan karena virus HSV-1.

Sedangkan HSV-2 menyebabkan masalah kulit tepatnya di bagian alat genital.

Penyebab herpes

Menurut American Academy of Dermatology, penyebab herpes kulit berasal dari infeksi virus herpes simpleks (HSV).

Virus ini menular dari satu penderita ke penderita lain lewat kontak fisik.

Seseorang dapat tertular virus herpes simpleks saat menyentuh luka herpes.

Bahkan penggunaan peralatan makan, lipstik, atau pisau cukur yang sama dari penderita juga bisa menularkan virus.

Dikutip dari Kontan Kesehatan, penyakit ini dapat menyerang siapapun, termasuk anak-anak.

Pada kasus anak-anak, biasanya hal tersebut menular dari kontak awal dengan orang dewasa yang terinfeksi herpes.

Baca juga: Halo Dokter, Apa Kutil Berbahaya dan Bagaimana Mengatasinya

Sedangkan untuk penyebab herpes genital ditularkan melalui berhubungan suami istri.

Tidak hanya itu, ibu hamil juga bisa menularkan virus herpes kepada bayinya ketika melahirkan.

Dikutip dari Kompas.com, virus akan bertahan di dalam tubuh, tepatnya di sel saraf untuk herpes kulit.

Virus tersebut akan aktif saat seseorang mengalami stres, menurunnya daya tahan tubuh akibat sakit, demam, terlalu banyak terpapar sinar matahari, haid, hingga baru menjalani operasi.

Beberapa orang yang rentan terhadap penyakit menular ini, di antaranya:

1. Sering gonta-ganti pasangan untuk berhubungan suami istri.

2. Menderita HIV yang menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh.

3. Menderita infeksi menular di bagian alat genital.

4. Bayi yang ditularkan ibu hamil penderita herpes.

5. Hidup bersama dan berbagi peralatan mandi dengan penderita herpes.

Gejala herpes

Mengutip Healthline, berikut beberapa gejala herpes kulit, di antaranya:

1. Muncul luka pada kulit yang terasa gatal atau panas.

2. Luka akan mengeras saat pecah.

3. Muncul gejala tambahan seperti demam dan nyeri otot.

Sementara pada herpes yang menyerang alat vital akan ditandai dengan luka melepuh, nyeri saat buang air kecil, serta gatal pada kulit.

Sayangnbya, penderita herpes juga memiliki gejala yang mirip dengan flu, meliputi:

1. Demam.

2. Pembengkakan kelenjar getah bening.

3. Sakit kepala

4. Kelelahan.

5. Berkurangnya nafsu makan.

6. Pada kasus herpes keratitis yang menyebar ke mata, gejala herpes yang timbul berupa sakit mata dan keluarnya cairan.

Pengobatan herpes

Dikutip dari Kompas, terdapat beberapa pilihan pengobatan herpes, yakni pengobatan rumahan dan pengobatan medis.

Bila memilih pengobatan herpes dengan cara rumahan dapat dilakukan melalui:

1. Mengoleskan tepung maizena ke area yang terkena herpes.

2. Menyemprotkan air dari botol ke luka atau lecet untuk mengurangi rasa sakit akibat herpes.

3. Mengoleskan gel lidah buaya.

4. Mengoleskan patroleum jelly.

5. Tidak melakukan aktivitas ranjang hingga gejalanya sembuh.

6. Mengenakan pakaian longgar untuk mencegah iritasi.

Sebenarnya hingga saat ini, belum ada obat pasti untuk mengatasi permasalahan ini.

Akan tetapi, biasanya dokter akan memberikan resep obat herpes kulit berupa:

1. Acyclovir

2. Famciclovir.

3. Valacyclovir.

Obat-obatan tersebut digunakan untuk membantu mengurangi risiko penularan virus herpes ke orang lain.

Selain itu, obat-obatan tersebut juga membantu menurunkan intensitas dan frekuensi penyebaran penyakit herpes.

Bentuk obat tersebut dapat berupa oral (pil), atau dapat dioleskan sebagai krim.

Sementara untuk infeksi herpes yang parah, obat-obatan ini juga dapat diberikan melalui suntikan. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )

Baca kesehatan lainnya

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved