Kesehatan
Halo Dokter, Apa Itu Esofagitis dan Penyebabnya
Tahukah kamu apa itu esofagitis, ternyata esofagitis merupakan penyakit yang menyerang organ pencernaan yang mana peradangan terjadi pada kerongkongan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Tahukah kamu apa itu esofagitis, mungkin beberapa orang akan terasa asing di telinga.
Namun istilah ini biasa pada dunia kesehatan dan kedokteran.
Perlu diketahui, esofagitis merupakan penyakit yang menyerang organ pencernaan.
Dilansir dari Healthline, esofagitis adalah peradangan yang terjadi pada kerongkongan.
Penyakit ini diketahui dapat menyebabkan nyeri dan sulit menelan, serta rasa sakit di bagian dada.
Karenanya esofagitis disebut dengan radang kerongkongan.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Gastritis dan Apa Penyebabnya
Dalam proses pencenaan, kerongkongan berperan dalam mendorong makanan dan minuman dari mulut menuju lambung.
Esofagitis dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk refluks asam, obat-obatan, hingga infeksi bakteri atau virus.
Saat esofagitis tidak ditangani dengan benar, maka hal tersebut dapat menyebabkan komplikasi serius.
Di antaranya esofagus barrett yang dapat menyebabkan perubahan jaringan prakanker, penyempitan kerongkongan, dan lubang di kerongkongan.
Penyebab esofagitis
Dilansir dari laman John Hopkins Medicine, penyebab esofagitis dapat terjadi karena beberapa hal di bawah ini:
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Batu Empedu dan Penyebabnya
1. Asam lambung seperti yang terjadi pada penyakit GERD.
2. Muntah.
3. Obat-obatan, seperti aspirin atau obat anti-inflamasi lainny.
4. Prosedur medis, seperti terapi radiasi.
5. Infeksi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.
6. Alergi terhadap makanan.
Namun dilansir dari Kompas.com, terdapat beberapa penyebab esofagitis yang patut diwaspadai, di antaranya:
1. Esofagitis refluks
Sfingter esofagus yang berperan dalam menjaga asam lambung tak keluar kerongkongan mengalami kelainan.
Saat organ ini bermasalah, katupnya tak tertutup dengan benar, sehingga isi perut, termasuk asam lambung akan naik ke kerongkongan.
Gastroesophageal reflux disease (GERD) merupakan satu di antara kondisi tersebut.
Masalah pencernaan itu menunjukkan adanya aliran balik asam lambung yang sering terjadi bahkan bisa berkelanjutan.
Bahkan GERD dapat menyebabkan komplikasi seperti peradangan kronis serta kerusakan jaringan di kerongkongan.
2. Esofagitis eosinofilik
Dikutip dari Kompas.com, eosinofil merupakan sel darah putih untuk berperan penting dalam reaksi alergi.
Dalam penyebab esofagitis esosinofilik, penyakit ini terjadi saat sel darah putih di dalam kerongkongan memiliki konsentrasi yang tinggi.
Hal itu kemungkinan terjadi sebagai bentuk respons terhadap penyebab alergi, refluks asam, atau keduanya.
Dalam hal ini, esofagitis jenis ini dapat disebabkan karena makanan seperti susu, gandum, telur, kedelai, kacang, dan daging sapi.
3. Esofagitis limfositik
Kondisi ini dapat terjadi saat esofagus atau kerongkongan mengalami peningkatan jumlah limfosit di lapisan esofagus.
Namun kondisi ini jarang terjadi.
Kemungkinan, esofagitis limfositik berkaitan dengan esofagitis eosinofilik atau GERD.
4. Esofagitis akibat obat
Obat-obatan yang berkaitan dengan penyakit esofagitis, antara lain:
a. Obat pereda nyeri, seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen sodium.
b. Antibiotik, seperti tetrasiklin dan doksisiklin.
c. Kalium klorida untuk mengobati kekurangan kalium.
d. Bifosfonat untuk pengobatan tulang lemah dan rapuh.
e. Quinidine untuk pengobatan masalah jantung.
5. Esofagitis menular
Esofagitis juga dapat menular saat penyebabnya adalah infeksi bakteri atau virus.
Jenis ini biasanya akan banyak ditemukan pada orang yang menderita HIV/AIDS atau penderita kanker.
Jamur Candida albicans yang ada di dalam kuku adalah penyebab utama esofagitis menular.
Infeksi itu seringkali dikaitkan dengan fungsi imunitas yang buruk, diabetes, kanker, dan lainnya.
Gejala esofagitis
Dirangkum dari Healthline, berikut beberapa gejala esofagitis:
1. Kesulitan menelan.
2. Sakit tenggorokan.
3. Suara serak.
4. Hearthburn
5. Refluks asam lambung.
6. Nyeri dada.
7. Mual.
8. Muntah.
9. Nafsu makan berkurang.
10. Batuk.
Faktor risiko
Beberapa kondisi dapat menyebabkan seseorang memiliki tingkat risiko yang tinggi dalam terserang esofagitis.
1. Sedang hamil.
2. Merokok.
3. Obesitas.
4. Berusia lanjut.
5. Gemar mengonsumsi banyak alkohol, kopi, cokelat, makanan berlemak, atau makanan peda.
6. Penggunaan obat tertentu.
7. Mengalami cedera tulang belakan.
8. Memiliki gangguan autoimun.
9. Punya alergi terutama pada makanan.
Pengobatan esofagitis
Perawatan atau pengobatan esofagitis dilakukan demi bisa mengurangi gejala.
Tak hanya itu, hal tersebut juga difungsikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan mengatasi penyebab esofagitis.
Dikutip dari Kompas.com, berikut beberapa cara mengobatinya:
1. Penderita refluks asam lambung akan diberikan obat yang menetralkan asam lambung atau menurunkan produksi asam lambung.
Contoh obat-obatannya, meliputi antasida, ranitidin, cimetidin, omeprazole, atau lansoprazole.
Namun apabila diperlukan, tindakan pembedahan dapat dilakukan.
2. Esofagitis infeksi akan direkomendasikan obat antibiotik, antivirus, atau antijamur sesuai dengan penyebab infeksi.
3. Akibat obat-obatan, penderita esofagitis akan diberikan obat hasil resep dokter yang memberikan obat tersebut.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Akalasia dan Cara Pencegahan Akalasia
4. Akibat alergi akan diberikan obat antialergi dan kortikosteroid, serta diminta untuk mengatur jenis makanan yang dikonsumsi. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )