Berita Terkini Nasional
Kecelakaan Mobil Disambar Kereta Api di Pasuruan, Satu Keluarga Meninggal Dunia
Kecelakaan lalu lintas di perlintasan kereta api (KA) tanpa palang pintu, Desa Sentul, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jumat (19/11/2021)
Penulis: rio angga | Editor: Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kecelakaan lalu lintas terjadi di perlintasan kereta api (KA) tanpa palang pintu, Desa Sentul, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jumat (19/11/2021) siang.
Mobil Jeep bernopol N 1898 VQ yang ditumpangi bapak, ibu dan dua anaknya tertabrak KA Tawangalun yang melaju dari arah Surabaya menuju Malang.
Kejadian kecelakaan tersebut terjadi pada sekitar pukul 12.00 WIB.
Kecelakaan itu mengakibatkan pengemudi dan 3 orang penumpang meninggal dunia.
Mereka yang meninggal adalah Stefen Fang Njoto (22) anak kedua dari pasangan suami istri Djemy Njoto (64) dan Ratna Indra Warni (55).
Baca juga: Tertabrak Kereta Api, Balita 19 Bulan Meninggal Dunia di Stasiun Gedung Ratu Natar
Ketiganya meninggal di lokasi kejadian kecelakaan, korban lalu dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Sedangkan anak pertama, Velisa Yulian (24) yang sempat dilarikan ke Puskesmas Purwodadi untuk menjalani perawatan juga meninggal dunia.
Kemudian, jenazahnya juga dikirim langsung ke RSSA Malang.
Kanit Laka Lantas Polres Pasuruan, Ipda A Khunaefi mengatakan, dari informasi di lapangan mengungkapan, mobil Faihatsu Taft yang dikemudikan Stefen Fang Njoto ini melaju dari arah perusahaan mebel milik ayahnya.
Sesampainya di lokasi kejadian, kata Kanit, mobil korban disambar KA yang melaju dari arah Surabaya menuju Malang.
"Dugaan awal, pengemudi mobil kurang hati-hati saat melintasi perlintasan kereta api tanpa palang pintu," kata Khunaefi.
Baca juga: Mesin Mati Saat Melintas, Odong-odong di Tegal Tertabrak Kereta Api
Kendati demikian, ia mengaku pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mendalami dan mencari tahu penyebab kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kereta api dan mobil tersebut.
"Semua penumpang meninggal dunia, tiga orang meninggal di lokasi kejadian dan satu orang lainnya meninggal saat menjalani perawatan di puskesmas.
Kendaraan juga sudah kami evakuasi," pungkas Khunaefi.
Balita 19 Bulan Meninggal Tertabrak Kereta di Lampung Selatan
Sebelumnya, kejadian serupa terjadi di Kabupaten Lampung Selatan.
Balita berusia 19 bulan meninggal dunia setelah tertabrak kereta api. Kejadian ini terjadi di Natar Lampung Selatan pada Rabu (17/11/2021), sekira pukul 08.12 WIB.
Balita berjenis kelamin lelaki itu meninggal dunia setelah tertabrak kereta api BBR 3066A di KM 22+6/7 Emplasemen Stasiun Gedung Ratu KS Rejosari, Dusun Srimulyo II, Kelurahan Pemanggilan, Natar.
Korban bernama Bagus Irama, dan merupakan warga Dusun Srimulyo, Kelurahan Pemanggilan, Kecamatan Natar.
Saat dikonfirmasi, Humas Manager Humas PT KAI Divre IV Tanjungkarang Jaka Jakarsih membenarkan kejadian tersebut.
Menurutnya, kereta api BBR 3066A berjalan dari Tanjung Karang menuju Kotabumi.
Lalu, terlihat seorang anak lelaki kecil sedang merangkak di atas jalur 2 KA KM 22+6/7 Emplasemen Stadiun Gedung Ratu tersebut.
“Sehingga menempel bagian depan kanan bawah Lok 3066A," kata Jaka.
Jaka mengatakan, masinis sudah berupaya memberitahu korban dengan embunyikan sirene 35 dengan keras. Saat masuk di jalur 2 Stasiun Gedung Ratu tersebut.
Namun, kecelakaan tak dapat dihindarkan. Korban meninggal dunia di lokasi kejadian.
Petugas dilapangan bersama Korwil Satpam menuju TKP, untuk mengamankan TKP KM 22+6/7. Lalu membawa korban menuju rumahnya yang berdekatan dengan TKP.
“Kemudian korban di evakuasi oleh warga setempat ke rumah korban," ujar Jaka.
Menurut dirinya, petugas di stasiun Gedung Ratu telah berkordinasi dengan Polsek Natar.
"Petugas sudah berkoordinasi dengan Jasaraharja untuk mengurus klaim kecelakaan. Dan mengantarkan zenajah ke RSUAM," lanjut Jaka.
Baca juga: Mobil Sedan Tertabrak Kereta Api, 2 Orang Meninggal Dunia di Lampung Selatan
Dirinya mengatakan, PT KAI Tanjung Karang mengungkapkan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban atas peristiwa kecelakaan tersebut.
Dirinya berharap, kejadian tersebut bisa menjadi pelajaran bagi semua masyarakat agar dapat mengawasi putra putrinya saat di luar rumah.
“Semestinya anak seumuran gitu masih berada dalan pengawasan orang tuanya atau pengasuhnya.”
“Jangan dibiarkan ke luar rumah sendirian. Apalagi bermain di perlintasan kereta api," kata Jaka.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Satu Keluarga Bos Mebel di Pasuruan Meninggal Disambar Kereta Api Tawangalun
(Videografer Tribunlampung.co.id / Rio Angga Saputra)