Tanggamus

24 Siswa SDN Sawang Balak di Pulau Tabuan Tanggamus Seberangi Lautan, Orangtua Iuran demi ANBK

Sebanyak 24 siswa dan guru SDN Sawang Balak di Pulau Tabuan, Kecamatan Cukuh Balak harus berjuang menyeberangi lautan demi ikuti Assessmen Sekolah Ber

Penulis: Tri Yulianto | Editor: soni
Tribun Lampung / Tri Yulianto
Para siswa SDN Sawang Balak di Pulau Tabuan berlayar demi ikuti ANBK di SMAN 1 Cukuh Balak. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TANGGAMUS - Sebanyak 24 siswa dan guru SDN Sawang Balak di Pulau Tabuan, Kecamatan Cukuh Balak harus berjuang menyeberangi lautan demi ikuti Assessmen Sekolah Berbasis Nasional (ANBK).

Mereka ikuti penilaian mutu pendidikan tersebut di SMAN 1 Cukuh Balak di Pekon Putih Doh yang miliki sarana dan prasarana, seperti komputer dan jaringan internet.

Pasalnya assesmen sekolah digelar secara online. Teknisnya ada yang menggelar mandiri, dalam artian siswa bisa di sekolahnya karena sarana dan prasarananya mendukung. 

Ada pula sekolah yang harus menumpang ke sekolah lainnya karena sarana komputer dan prasarana internet tidak mendukung. Salah satu contohnya SDN Sawang Balak. 

Dalam ANBK para siswa dan guru yang ditunjuk akan mengerjakan soal. Untuk siswa materinya literasi bertujuan mengetahui kemampuan membaca, dan nomerasi kemampuan matematikanya. 

Sedangkan untuk guru dan kepala sekolah survei lingkungan pada sekolah tersebut. Itu diikuti seluruh guru yang jadwalnya berbeda dengan siswanya.

ANBK diikuti pelajar kelas V SD, itu pun tidak semua siswa. Maksimal hanya 30 siswa dalam satu sekolah yang ditentukan oleh Kementerian Pendidikan Nasional.

Namun bagi 24 siswa dan guru SDN Sawang Balak, agar mengikuti ANBK tidak sesederhana itu, melainkan penuh perjuangan. Dan walimuridnya pun perlu pengorbanan. 

Semua itu karena ketiadaan akses internet di Pulau Tabuhan. Maka mereka harus menyeberangi lautan, menginap di Pekon Putih Doh antara tiga sampai empat hari, demi ANBK dua hari.

Mereka berangkat dengan tiga perahu jukung yang disewa. Untuk satu perahu diisi masing-masing delapan siswa, dan satu guru.

Sebelum berangkat mereka membungkus dirinnya masing-masing dengan plastik. Sebab keberangkatan bertepatan dengan hujan yang turun pada Selasa (23/11) pagi. 

Dirasa hujan mereda, ombak laut tidak tinggi mulailah mereka berangkat. Sebab keberangkatannya sudah tertunda satu jam akibat hujan dan angin di perairan Pulau Tabuan.

"Kami harus tunda dulu keberangkatan, karena angin kencang dan turun hujan, khawatir kalau ada apa-apa di tengah laut," kata Agus Sahmi, salah satu guru yang mendampingi siswa SDN Sawang Balak.

Setelah satu jam berlayar dari Pulau Tabuan, bersandarlah mereka di Pekon Putih Doh yang selama ini jadi tempat sandar perahu dari Pulau Tabuan.

"Tadi mereka sampai sekitar pukul 10.00 WIB, istirahat sebentar, terus makan, karena sudah mendekati tengah hari," ujar Rusnan, Kepala Sekolah SDN Sawang Balak. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved