Kesehatan
Halo Dokter, Bagaimana Cara Deteksi Gejala Polio
Halo Dokter polio termasuk penyakit menular dan dapat berakibat kematian. Berikut cara mendeteksi gejala polio.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Polio salah satu di antara penyakit yang menular.
Lantas apa itu polio dan cara mendeteksi gejala polio.
Polio adalah penyakit yang disebabkan karena infeksi virus polio.
Umumnya masalah kesehatan ini menyerang saluran pencernaan juga sistem saraf.
Orang yang paling rentan terserang virus polio adalah anak-anak di bawah lima tahun.
WHO melaporkan penyakit yang bernama lain poliomyelitis tersebut sangat menular.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Tifus dan Seperti Apa Gejalanya
Tercatat secara global, jumlah kumulatif kasus polio tahun 2017 hingga tahun 2018 sebanyak 168 kasus.
Virus penyebab polio dapat masuk melalui mulut dan hidung serta berkembangbiak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan.
Untuk penularannya terjadi melalui makanan, air minum, bahkan tangan yang terkontaminasi oleh kotoran maupun dahak penderita.
Dikutip dari Kompas.com, orang yang terinfeksi virus polio dapat menularkan virusnya selama berminggu-minggu.
Sebab, virus polio dapat hidup di tinja orang yang terinfeksi dalam waktu seminggu bahkan lebih.
Baca juga: Halo Dokter, Mengenal Jenis Malaria Paling Berbahaya
Tak hanya itu, orang yang tak memiliki gejala juga berpotensi menularkan virus kepada orang lain.
Disebutkan pula bahwa 1 dari 200 infeksi polio dapat menyebabkan kelumpuhan permanen.
Beberapa negara yang banyak terjadi kasus polio adalah Afganistan, Pakistan, dan Nigeria.
Gejala
Dilansir dari Healthline, diperkirakan 95-99% orang yang tertular virus polio tidak menunjukkan gejala.
Namun dr Ayustawati, PhD di buku Mengenali Keluhan Anda: Info Kesehatan Umum untuk Pasien (2013) yang dikutip dari Kompas menuliskan ada banyak variasi gejala polio.
Ada yang sifatnya ringan, tetapi ada juga yang bisa mengakibatkan kematian.
Beberapa gejala polio ringan, meliputi:
1. Demam
2. Perasaan capek dan lemas.
3. Sakit kepala
4. Mual dan muntah.
5 Kaku pada otot-otot.
Sayangnya, ketika virus ini menyerang sistem saraf, hal tersebut dapat menyebabkan infeksi otak yang diikuti dengan kelumpuhan fungsi otot.
Bahkan sekitar 2-3 persen penderita polio mengalami kelumpuhan kaki, tangan, serta pernapasan.
Namun, hanya 2-5 persen kasus yang mengalami kematian.
Masa inkubasi virus polio biasanya memakan waktu 3-6 hari, dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari.
Dalam mengindentifikasi gejala polio, hal tersebut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, di antaranya:
1. Polio non-paralisis
Polio ini ditandai dengan muntah, lemah otot, demam, meningitis, letih, sakit tenggorokan, sakit kepala serta kaki, tangan, leher dan punggung terasa kaku dan sakit.
2. Polio paralisis
Kelompok ini akan menyebabkan sakit kepala, demam, lemah otot, kaki dan lengan terasa lemah, dan kehilangan refleks tubuh.
3. Sindrom pasca-polio
Kelompok yang ketiga ini dapat ditandai dengan sulit bernapas atau menelan, sulit berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas, mudah lelah dan massa otot tubuh menurun.
Pengobatan
Sayangnya hingga kini belum ditemukan terkait dengan obat polio.
Selama ini pengobatan polio yang dilakukan hanya untuk mengurangi gejala yang diderita dan mencegah komplikasi serius.
Dikutip dari Kompas.com, beberapa hal ini dapat dilakukan dalam pengobatan polio:
1. Penggunaan antibiotik untuk membunuh bakteri sekunder yang muncul.
2. Penggunaan obat penghilang rasa sakit dan alat bantuan pernapasan.
3. Obat untuk mengurangi kekakuan otot.
4. Olah gerak.
5. Urut otot.
6. Fisioterapi.
7. Penerapan pola hidup yang sehat.
Selain itu, sebagai bentuk pencegahan terhadap penularan polio, imunisasi atau vaksinasi polio bisa dilakukan.
Vaksinasi tersebut dapat dilakukan saat bayi atau anak-anak, mengingat banyak kasus terjadi pada kalangan tersebut.
Baca juga: Halo Dokter, Cara Mencegah Tifus
Vaksin polio diketahui ada dua jenis, yakni vaksin salk (untuk virus yang tidak aktif) dan vaksin sabin (virus yang aktif). ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )
Baca berita kesehatan lainnya