Kesehatan

Halo Dokter, Bagaimana Membedakan Demam Biasa dengan Demam Tipes

Halo Dokter tipes ditandai dengan gejala demam, namun bagaimana membedakan demam biasa dengan gejala tifus. DIsebabkan bakteri salmonella typhi.

Editor: Hanif Mustafa
Pixabay/Arek Socha
Ilustrasi bakteri. Halo Dokter Tipes ditandai dengan gejala demam, namun bagaimana membedakan demam biasa dengan gejala tifus. 

Dikutip dari Kompas.com, berikut beberapa tanda tifus yang umum terjadi:

1. Demam tinggi hingga 40 derajat atau lebih.

2. Sakit kepala, lemas, dan lelah.

3. Nafsu makan hilang.

4. Nyeri perut.

5. Diare

6. Tinja berdarah.

7. Muncul ruam pada kulit.

8. Batuk kering.

9. Mengigau karena adanya gangguan otak akut.

Komplikasi

Ketika tifus tidak ditangani dengan cepat dan tepat, hal tersebut dapat menyebabkan komplikasi serius.

Tak hanya itu, penyakit ini juga dapat mengancam jiwa.

Berikut merupakan beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit tifus:

1. Dehidrasi.

2. Pendarahan dan robeknya usus.

3. Otot jantung dan selaput jantung meradang.

4. iritasi paru-paru.

5. Peradangan ginjal.

6. Iritasi selaput otak.

Diagnosis

Melansir Healthline, beberapa cara berikut dapat dilakukan dokter dalam mendiagnosis tifus, di antaranya:

1. Biopsi kulit untuk diuji coba di laboratorium.

2. Western blot untuk mengindetifikasi adanya tifus.

3 Tes imunofluoresensi untuk mendeteksi antigen tifus dalam darah.

4. Tes darah lainnya.

Pengobatan

Dalam pengobatan tifus, pemberian antibiotik dapat dilakukan.

Pasalnya, antibiotik dipercaya mampu membunuh kuman tifus yang menyerang tubuh manusia.

Owner Ganta Sehat Medical Center di Way Kanan, dr Aldo Aprizo mengatakan pemberian antibiotik itu harus dilakukan.

"Antibiotik harus diberikan, karena hanya antibiotik yang bisa mematikan bakteri salmonela yang menjadi penyebab tifus."

"Bakteri beda dengan virus yang bisa mati sendiri kalau ketahanan tubuh kuat," ungkap dr Aldo.

Biasanya gejala tifus akan membaik 2-4 minggu setelah mengonsumsi antibiotik.

Jenis obat antibiotik yang dapat digunakan, antara lain:

1. Doksisiklin (Doryx, Vibramycin) sebagai pengobatan pilihan.

2. Kliramfenikol untuk yang tidak hamil atau menyusui.

3. Ciprofloxacin (Cipro) untuk orang dewasa yang tidak dapat menggunakan doksisiklin.

Selain itu, dirinya juga menjelaskan bahwa penderita tifus disarankan untuk mengonsumsi makanan yang lembut dan tidak boleh terlalu kenyang.

Proses perbaikan kondisi tubuh juga tergantung pada seberapa cepat pengobatan dimulai.

Semakin awal terdeteksi dan diobati, maka tubuh akan segera lekas sembuh.

Pencegahan

Terdapat beberapa cara mencegah tifus, meliputi:

1. Menjaga kebersihan.

2. Menghindari perjalanan ke daerah wabah tifus.

3. Penggunaan kemoprofilaksis hanya pada mereka yang berisiko tinggi menderita tifus. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika / Jelita Dini Kinanti)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved