Bandar Lampung
Kisah Wanita di Bandar Lampung Tertular HIV/AIDS dari Suaminya
Dengan terbuka, RA menceritakan awal mula dirinya divonis mengidap HIV. Menurutnya, penyakit ini baru diketahui pada April 2021 lalu.
Penulis: joeviter muhammad | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tak pernah terbayangkan oleh RA, warga Bandar Lampung, menjadi orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Ia pun mengisahkan perjuangannya melawan penyakit mematikan itu.
RA divonis dokter tertular HIV dari mendiang suaminya yang meninggal dunia pada September 2020 lalu.
Satu bulan sebelumnya, anak semata wayang RA juga meninggal dunia di usia 2 bulan, kemungkinan karena penyakit yang sama.
Baca juga: Peringatan Hari AIDS Sedunia 2020, Simak Wawancara Eksklusif dengan BKKBN Lampung
Namun, penderitaan tersebut tak membuat RA menyerah begitu saja.
Ia tetap semangat menjalani hidup berkat dukungan keluarga.
Dengan terbuka, RA menceritakan awal mula dirinya divonis mengidap HIV.
Menurutnya, penyakit ini baru diketahui pada April 2021 lalu.
"Awalnya saya tidak mengira kalau HIV. Tapi makin hari berat badan saya makin turun dan tentunya kesehatan pun menurun," kata RA, Selasa (30/11/2021).
RA mengungkapkan, gejala awal yang dialami yakni keluar bercak putih di mulut, seperti sariawan.
Gejala penyakit yang tak biasa ini membuat keluarga RA mendorongnya untuk ditangani secara medis.
Baca juga: Risiko Kontak dengan Penderita AIDS
Tidak hanya itu, keluarga juga menyarankan agar berkonsultasi dengan psikolog, mengingat beban berat yang dipikul RA pasca ditinggal suami dan anak.
"Keluarga nyuruh saya ke psikolog, mereka mengira saya sakit karena pikiran," jelas RA.
Setelah berkonsultasi, psikolog menyarankan RA untuk menjalani serangkaian tes VCT.
Hasilnya 3 reagent menunjukkan reaktif HIV.
Setelah itu RA menjalani pemeriksaan medis lainnya hingga sampai saat ini terapi ARV.
"Dokter bilang kemungkinan saya tertular dari suami. Karena kemungkinan juga suami meninggal karena HIV," kata RA.
Vonis tersebut membuat RA terkejut.
Bagaimana tidak, RA sendiri tak mengetahui jika suami kemungkinan menjadi orang yang membawa virus tersebut.
Pasalnya, sejak memutuskan untuk menikah tahun 2019, sang suami tak pernah bercerita tentang penyakit yang diidap.
"Hancur sudah pasti, putus asa, merasa seluruh hidup saya hilang saat itu juga. Karena saat itu juga tidak berpikir beliau (suami) kena HIV," imbuh RA.
Sejak divonis positif mengidap virus HIV, pikiran RA selalu dihantui satu pertanyaan: kenapa saya?
Beruntung, besarnya dukungan keluarga membuat RA tetap bisa melanjutkan hidup.
Terutama peran sang ibu yang begitu setia merawat anaknya selama menjalani pemeriksaan di rumah sakit.
Bahkan sang ibu turut mendampingi RA saat dokter membacakan hasil pemeriksaan yang menyatakan positif HIV.
"Ada rasa kecewa dan tidak percaya dalam diri ibu saya waktu itu. Tapi saya bilang gini, ‘Kalau Mama lemah dan nyerah, bagaimana dengan saya’," tutur RA.
Dengan semangat yang dimiliki RA, sang ibu pun ikut bangkit dan menerima dengan ikhlas.
"Tetap berpikir positif. Saya tidak berpikir dari mana dari mana virus ini. Saya menganggap ini adalah gift dari Tuhan. Tentunya tetap menjalani terapi dengan teratur," ucapnya.
RA mengakui dunia yang ia jalani kini berubah 360 derajat.
Namun dengan mencari kegiatan positif dan pola hidup sehat, RA mengaku lebih nyaman menjalaninya.
Salah satunya bergabung dengan Jaringan ODHA Berdaya (JOB) Bandar Lampung.
Sebuah organisasi atau wadah bagi para ODHA sekedar sharing atau membantu sesama penderita.
Menurut RA, salah satu kegiatan JOB Bandar Lampung ini adalah mendampingi pasien pasien baru dengan cara memberikan motivasi.
Dalam peringatan hari Aids Sedunia yang bakal diperingati setiap 1 Desember, RA punya pesan bagi masyarakat.
RA mengatakan, ODHA dapat bergaul seperti manusia lainnya. Untuk itu ia menegaskan setop stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.
"Karena untuk melarang orang melakukan hubungan berisiko atau drugs sepertinya agak sulit," kata RA.