Kesehatan
Halo Dokter, Apa Itu Selesma
Berikut ini akan dijelaskan mengenai apa itu selesma, gejala, penyebab, hingga pencegahannya. Penyakit Selesma kerap terjadi saat musim penghujan.
Penulis: Putri Salamah | Editor: Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Berikut ini akan dijelaskan mengenai apa itu Selesma.
Penyakit Selesma kerap terjadi saat musim penghujan atau pancaroba.
Selesma ini bisa menyerang siapapun dari segala usia.
Lantas apa itu Selesma?
Selesma kerap dikenal dengan istilah batuk pilik (Common Cold).
Baca juga: Halo Dokter, Apa Penyebab Radang Usus
Selesma merupakan infeksi virus ringan yang menyerang hidung dan tenggorokan atau saluran pernapasan bagian atas.
Melansir Mayoclinic, orang dewasa dapat terkena selesma sebanyak dua sampai tiga kali setiap tahunnya.
Namun, anak-anak juga masuk ke golongan usia yang lebih berisiko terserang penyakit selesma.
Hal itu lantaran daya tahan tubuh anak-anak yang belum sempurna.
Gejala selesma ini umumnya ringan dan tidak ada komplikasi berat.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Penyebab ISPA
Keluhan yang berhubungan dengan saluran napas ini biasanya terjadi 2-3 hari setelah paparan sumber infeksi.
Dan berlangsung selama 7-10 hari. Setelahnya, gejala yang dialami akan mereda dan kemudian sembuh sempurna.
Namun pada perokok yang aktif, durasi sakit selesma ini biasanya lebih panjang.
Sehingga, dikatakan bahwa jika terkena selesama tidak dibutuhkan perawatan media khusus untuk menyembuhkannya.
Hanya saja, disarankan untuk segera ke dokter jika gejala tak kunjung sembuh atau semakin parah.
Gejala Selesma
Penyakit selesma ini memang cenderung banyak menyerang di musim penghujan.
Namun, selesma bisa menyerang siapa pun kapan saja.
Gejala yang timbul saat terkena selesma yakni:
- batuk
- sakit tenggorokan
- hidung beringus
- bersin-bersin
- sakit kepala
- pegal-pegal
- lemas
- demam
Selesma biasanya berlangsung selama 7-10 hari.
Gejala juga dapat bertahan lebih lama bagi perokok.
Seseorang dengan imun rendah, asma, atau kondisi pernapasan lainnya dapat terjangkit penyakit lain yang lebih serius, seperti bronkitis atau pneumonia.
Penyebab Selesma
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang akan sembuh dengan sendirinya tanpa ada pengobatan yang khusus.
Jenis virusnya pun beragam, namun yang paling sering adalah rhinovirus.
Rhinovirus ditularkan melalui cairan yang keluar ketika seseorang penderita batuk, bersin, atau berbicara.
Cairan tersebut menempel di berbagai benda yang ada disekitar, kemduian menyebar ke orang lain melalui tangan.
Dan masuk ke dalam tubuh lewat mulut, mata dan hidung.
Komplikasi
Berikut beberapa komplikasi yang memungkinkan muncul akibat selesma.
1. Infeksi telinga akut.
Terjadi jika bakteri atau virus memasuki area di belakang gendang telinga. Gejala yang biasanya muncul adalah nyeri telinga dan demam.
2. Asma.
Selesma dapat memicu mengi atau sesak napas. Jika memang memiliki asma, selesma dapat membuatnya lebih parah.
3. Infeksi lainnya. Selesma dapat ‘mengundang’ infeksi lainnya, seperti radang tenggorokan, pneumonia, dan croup atau bronkiolitis pada anak-anak. Segera ke dokter jika gejala selesma tidak kunjung mereda.
Pengobatan Selesma
Lantaran disebabkan oleh virus, tidak ada pengobatan spesifik dalam penanganan selesma.
Namun, untuk meredakan gejalanya, penderita selesma dapat melakukan beberapa langkah sebagai berikut:
- Istirahat cukup
- Banyak minum air putih
- Berkumur dengan larutan garam
- Obat penurun panas bila demam yang terjadi cukup mengganggu
- Semprotan hidung yang berisi larutan saline atau dekongestan untuk meredakan sumbatan
Pencegahan Selesma
Untuk menghindari penyakit selesma ini bisa melakukan langkah-langkah di bawah ini.
1. Cuci tangan dengan air dan sabun
Cuci tangan Anda dan anak setidaknya 20 detik. Hand-sanitizer berbasis alkohol juga bisa menjadi alternatif jika tidak tersedia air dan sabun. Mencuci tangan secara teratur dapat mencegah Anda terkena bakteri dan virus.
2. Hindari menyentuh wajah
Tangan merupakan bagian tubuh yang paling banyak digunakan untuk beraktivitas.
3. Jaga jarak
Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit agar tidak tertular.
4. Gunakan masker
Untuk mencegah penularan, masker dapat menjadi opsi agar bakteri tidak menyebar saat bersin ataupun batuk.
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Infeksi Jamur serta Pencegahannya
5. Gunakan disinfektan
Bersihkan benda di sekitar dengan disinfektan agar orang lain tidak ikut terkena bakteri yang terpapar.
Demikian penjelasan soal apa itu selesma. ( Tribunlampung.co.id / Putri Salamah )