Kesehatan

Halo Dokter, Cara Mengetahui Gejala Cerebral Palsy

Simak berikut penyakit cerebral palsy merupakan penyakit yang umum terjadi pada anak-anak. Lantas, bagaimana cara mengetahui gejala cerebral palsy.

Editor: Hanif Mustafa
Tribunlampung.co.id / Joviter
Ilustrasi pameran string art dalam rangka memperingati Hari Cerebral Palsy Sedunia. Halo Dokter, berikut ini penjelasan gejala cerebral palsy. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Berikut ini penjelasan cara mengetahui gejala cerebral palsy.

Penyakit cerebral palsy merupakan penyakit yang umum terjadi pada anak-anak.

Secara garis besar, cerebral palsy atau lumpuh otak merupakan penyakit yang menyebabkan gangguan pada gerakan dan koordinasi tubuh.

Gangguan kesehatan tersebut juga yang mempengaruhi gerakan dan tonus otot atau postur.

Menurut Mayo Clinic, penyakit ini bisa terjadi lantaran adanya kerusakan pada otak yang belum matang saat perkembangan anak.

Gangguan perkembangan otak tersebut biasanya terjadi ketika proses persalinan atau dua tahun pertama setelah kelahiran.

Baca juga: Halo Dokter, Seperti Apa Gejala Awal Penyakit Radang Usus dan Bagaimana Mengatasinya

Namun, paling sering terjadi sebelum kelahiran anak.

Penyakit ini bisa menyebabkan seorang anak kehilangan keceriaannya.

Anak-anak yang mengalami penyakit ini menghadapi masalah terkait pergerakannya.

Secara umum, anak dengan cerebral palsy akan mengalami gangguan pergerakan terait refleks abnormal, floppiness (kelenturan) atau rigiditas (kekakuan) pada tungkai.

Selain itu, gangguan juga terhadap badan postur abnormal, gerakan tak terkendali, berjalan tak stabil atau bahkan kombinasi dari semua itu.

Baca juga: Halo Dokter, Cara Mengenali Gejala Toksoplasmosis

Efek yang ditimbulkan pun bervariasi, beberapa anak tidak bisa berjalan sehingga mereka harus mendapatkan bantuan.

Meski begitu, beberapa anak yang menyandang penyakit ini memiliki kecerdasan normal.

Namun, beberapa yang lain cacat intelektual, epilepsi, kebutaan atau tuli.

Gejala cerebral palsy

Berikut ini beberapa masalah gerakan dan koordinasi terkait cerebral palsy dilansir dari Alodokter, Selasa (14/12/2021):

1. Kecenderungan menggunakan satu sisi tubuh. Misalnya menyeret salah satu tungkai saat merangkak, atau menggapai sesuatu hanya dengan satu tangan.

2. Terlambatnya perkembangan kemampuan gerak (motorik), seperti merangkak atau duduk.

3. Kesulitan melakukan gerakan yang tepat, misalnya saat mengambil suatu benda.

4. Gaya berjalan yang tidak normal, seperti berjinjit, menyilang seperti gunting, atau dengan tungkai terbuka lebar.

5. Otot kaku atau malah sangat lunglai.

6. Tremor.

7. Gerakan menggeliat yang tidak terkontrol (athetosis).

8. Kurang merespons terhadap sentuhan atau rasa nyeri.

9. Masih mengompol walaupun usianya sudah lebih besar, akibat tidak bisa menahan kencing (inkontinensia urine).

10. Gangguan kecerdasan.

11. Gangguan penglihatan dan pendengaran.

12. Gangguan berbicara (disartria).

13. Kesulitan dalam menelan (disfagia).

14. Terus-menerus mengeluarkan air liur atau ngiler.

15. Kejang.

Gangguan otak penyebab cerebral palsy ini tak berubah seiring waktu karena gejala tak memburuk seiring bertambah usia.

Akan tetapi, saat usia bertambah, gejala bisa lebih jelas terlihat atau mungkin kurang terlihat.

Pemendekan otot dan kekakuan otot dapat memburuk jika tak ditangani dengan serius.

Penyebab cerebral palsy

Lantas apa penyebab cerebral palsy? Beberapa faktor yang bisa menyebabkan cerebral palsy.

Penyakit yang disebut  dengan lumpuh otak ini disebabkan oleh gangguan perkembangan otak pada anak.

Kondisi itu umumnya berlangsung pada masa kehamilan, tetapi juga dapat terjadi saat proses persalinan, atau beberapa tahun pertama setelah anak lahir.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan perkembangan tersebut, namun kondisi ini diduga dipicu oleh sejumlah faktor berikut:

1. Perubahan pada gen, yang memiliki peran dalam perkembangan otak.

2. Infeksi saat hamil yang menular pada janin. Contohnya cacar air, rubella, sifilis, infeksi toksoplasma, dan infeksi cytomegalovirus.

3. Terganggunya suplai darah ke otak janin (stroke janin).

4. Perbedaan golongan darah rhesus antara ibu dan bayi.

5. Bayi kembar dua atau lebih. Risiko terjadinya cerebral palsy akan meningkat pada salah satu bayi yang selamat, apabila bayi yang lain meninggal saat lahir.

6. Berat badan bayi yang rendah saat lahir, yaitu kurang dari 2,5 kilogram.

7. Kurangnya suplai oksigen pada otak bayi (asfiksia) selama proses persalinan.

8. Kelahiran prematur, yaitu lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu.

9. Kelahiran sungsang, yaitu lahir dengan kaki terlebih dulu keluar.

10. Radang pada otak atau selaput otak bayi.

11. Penyakit kuning yang meracuni otak (kernikterus).

13. Cedera parah di kepala, misalnya akibat terjatuh atau kecelakaan.

Pencegahan cerebral palsy

Bagaimana cara mencegah agar anak yang kita kandung tidak mengalami cerebral palsy?

Beberapa langkah pencegahan bisa dilakukan untuk mencegah anak menderita cerebral palsy.

Pencegahan itu di antaranya:

1. Melakukan vaksinasi agar terhindar dari penyakit TORCH

2. Menjaga kehamilan sebaik mungkin

3. Rutin berkunjung ke dokter

4. Menghindari terjadinya cedera pada kehamilan

5. Menjauhi alkohol, rokok dan obat-obatan terlarang.

Baca juga: Halo Dokter, Apa Penyebab ISPA

Itulah penjelasan soal apa itu cerebral palsy. ( Tribunlampung.co.id / Putri Salamah )

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved