Muktamar NU

Siapa Ketua Umum PBNU yang Baru? Lokasi Pemilihan Ketum Dipindah

Lokasi pemilihan ketua umum PBNU dipindah dari yang awalnya di Lampung Tengah ke Bandar Lampung, lantas siapa bakal Ketua Umum PBNU yang baru.

Editor: Hanif Mustafa
Tribunlampung.co.id / Hurri Agusto
Ilustrasi Muktamar NU 2021, Sidang Pleno 1 Muktamirin. Lokasi pemilihan ketua umum PBNU dipindah dari yang awalnya di Lampung Tengah ke Bandar Lampung. 

Wakil Ketua Umum PBNU periode 2010-2015 ini disebut-sebut sebagai 'kuda hitam' orang nomor satu di PBNU.

Kuda hitam merupakan istilah yang dipakai untuk seseorang atau tim yang tidak diunggulkan dan tidak banyak dikenal namun bisa keluar sebagai pemenang.

KH As'ad akan bertarung dengan dua nama besar yang disebut-sebut calon kuat ketum PBNU yakni Prof KH Said Aqil Siroj dan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

KH As'ad Ali juga bisa jadi jalan tengah bagi dua kandidat yang bertarung.

"Kiai As'ad ini bisa jadi kuda hitam, kalau ada dua kubu yang mengeras."

"Cenderung biasanya publik akan memalingkan wajahnya ke satu sosok yang dianggap sebagai jalan tengah," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno kepada Tribunnews.com.

Diakuinya memang nama Kiai As'ad Ali belum sementereng sosok Said Aqil ataupun Gus Yahya.

Namun, di tengah dinamika dua unggulan calon Ketum itu, nama Kiai As'ad Ali bisa menjadi alternatif yang mengakomodasi irisan kelompok pendukung Said Aqil dan Gus Yahya.

Profil Singkat KH Asad Said Ali

KH Asad Said Ali adalah mantan wakil kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Dia dipercaya Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur menjabat di BIN.

Rizal Ramli menambahkan rekam jejak Asad Said Ali tak perlu diragukan lagi.

Ia adalah Alumnus Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta dan Alumni Hubungan Internasional UGM. 

KH As'ad Ali mendapat Gelar Doktor Horonis causa dari Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, dan Penanggung jawab kaderisasi di PBNU.

"Kiai Asad akan mampu memimpin NU untuk meneruskan dan memperbaharui Khitah NU 1926, menjadi bagian penting dari peningkatan keadilan dan kemakmuran Rakyat," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved