Lampung
Peringatan Hujan Lebat Disertai Petir di Hampir Seluruh Wilayah Lampung
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Lampung mengeluarkan imbauan peringatan dini tiga harian terkait cuaca di Lampung.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Lampung mengeluarkan imbauan peringatan dini tiga harian terkait cuaca di Lampung sejak 27-29 Desember 2021.
Melalui laman instagram @bmkglampung, mulai Senin (27/12/2021) kemarin, siang hingga malam hari untuk sebagian besar wilayah di Lampung diperingatkan waspada potensi Hujan Lebat Disertai Petir dan angin kencang.
Sejumlah wilayah yang mengalami cuaca ekstrem tersebut adalah Lampung Barat, Pesisir Barat, Tanggamus, Pringsewu, Pesawaran, Lampung Utara, Lamteng, Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Timur, serta Way Kanan.
Lalu pada Selasa (28/12/2021), diimbau waspada potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada siang, sore, dan malam hari.
Wilayah yang terdampak adalah Mesuji, Lampura, Lamteng, Lamtim, Tubaba, Metro, Bandar Lampung, Pesawaran, Pringsewu, Lamsel, Pesisir Barat, Tanggamus dan Way Kanan.
Baca juga: BPBD Lampung Selatan Siagakan Tim 24 Jam Antisipasi Cuaca Buruk di Pelabuhan Bakauheni
Sementara Rabu (29/12/2021), diimbau waspada potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada sore, malam, dan dini hari.
Rincian wilayahnya yakni Pesisir Barat, Tanggamus, Lambar, Lampura, Way Kanan, Pesawaran, Pringsewu, Lamsel, Balam, dan Lampung Timur.
Cuaca Ektrem di Lampung Timur
Terkait cuaca ekstrem saat ini, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur mengharapkan instansi terkait meningkatkan kesiapsiagaan.
Hal tersebut disampaikan Bupati Lampung Timur Dawam Rahardjo dalam apel mingguan di lapangan depan kantor bupati, Senin (13/12/2021).
Baca juga: Kadis Pangan Bandar Lampung Sebut Kenaikan Harga Cabai karena Pengaruh Cuaca
"Kita sama-sama tahu bahwa sekarang ini cuaca sangat ekstrem dan tidak dapat diprediksi," ujar Dawam.
"Untuk itu, saya meminta kepada instansi terkait untuk kesiapsiagaannya," lanjutnya.
Ia juga mengatakan, instansi terkait juga harus mampu membantu masyarakat yang terkena bencana.
"Juga mampu dalam membantu masyarakat dan menghadapi berbagai kejadian bencana di Lampung Timur," ungkapnya.
Cuaca Ekstrem di Lampung Selatan
Kondisi cuaca ekstrem yang tidak kunjung usai membuat beberapa nelayan di Dermaga Bom Kalianda, Lampung Selatan tidak bisa melaut.
Kondisi tersebut diperparah kapal mereka yang rusak karena tidak kuat menahan hantaman angin kencang dan ombak besar.
Tetapi sejumlah nelayan ada yang tetap nekat melaut, walau cuaca sedang ekstrem, supaya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sejumlah nelayan mengeluhkan tidak ada bantuan dari pemerintah selama ini, terutama saat-saat seperti ini.
Pengurus Nelayan Dermaga Bom Kalianda Badri Burhan mengatakan, beberapa nelayan terpaksa melaut supaya dapat memenuhi kebutuhan.
"Ya gimana ya, Mas. Kalau dibilang nggak takut, ya takut juga. Orang cuaca sedang ekstrem seperti ini. Tapi namanya buat memenuhi kebutuhan. Mau nggak mau, kami terpaksa melaut," kata Burhan, Minggu (12/12/2021).
"Daripada kami harus nyolong (mencuri)," ungkapnya.
Burhan mengatakan dirinya tidak banyak melakukan persiapan apa-apa untuk mengantisipasi cuaca ekstrem ini.
"Tidak ada persiapan apa-apa sih, Mas. Paling cuma benerin jaring, benerin bagian kapal yang rusak-rusak aja. Paling itu aja," jelasnya.
"Ya paling kita maksimalin aja pas nangkap ikannya, Mas. Karena ini kan bukan cuaca buruk yang pertama kali terjadi," kata dia.
Burhan menjelaskan, sejak cuaca ekstrem hasil tangkapannya berkurang.
Hasil tangkapan hanya cukup untuk memenuhi biaya operasional.
"Kalau cuaca sedang bersahabat, bila cuaca mendukung, hasil tangkapan kami bisa mencapai 1 ton. Tapi semenjak cuaca ekstrem, hasil tangkapan kamk tidak lebih dari 3 kuintal saja," sebut dia.
"Sekali berangkat biaya opersional yang kami keluarkan paling minim Rp 5 juta. Kadang bisa sampai Rp 7 juta. Kalau solar lagi langka. Tapi semenjak cuaca buruk, hasil tangkapan berkurang. Hasil tangkapan kami hanya cukup menutupi biaya operasional saja," jelasnya.
"Itu juga kalau kami pulangnya membawa hasil tangkapan. Kalau tidak ya, kami cuma bisa gigit jari dan kasbon ke tengkulak," imbuh dia.
Burhan mengatakan, sampai saat ini dirinya dan nelayan-nelayan lain belum menerima bantuan dari pemerintah.
"Kami berharap sekali ada bantuan dari pemerintah. Apalagi saat cuaca ekstrem seperti ini. Saat hasil tangkapan kami berkurang," ucapnya.
Baca juga: FOTO Harga Ikan Naik di Pasar Gudang Lelang Bandar Lampung Akibat Cuaca Buruk
"Kami juga butuh bantuan untuk memperbaiki perahu yang rusak. Kami juga harus membeli jaring yang baru, karena jaring yang lama sudah tidak dapat digunakan," pungkasnya.
( Tribunlampung.co.id / Yogi Wahyudi / Sulis Setia Markhamah / Dominius Desmantri Barus )