Berita Terkini Nasional
Rintihan dan Jerit Minta Tolong Terdengar dari Dalam Bus yang Kecelakaan: 13 Orang Tewas
Kecelakaan bus yang menewaskan 13 orang di Bantul, Yogyakarta diduga terjadi karena rem blong. Bus oleng dan menabrak pembatas jalan hingga terguling.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -- Kecelakaan bus yang menewaskan 13 orang di Bantul, Yogyakarta diduga terjadi karena rem blong. Bus oleng dan menabrak pembatas jalan hingga terguling.
Detik-detik kecelakaan bus bernopol D 1507 EH itu disaksikan sejumlah warga yang berada di lokasi kejadian. Termasuk oleh pria bernama Muhammad Elko Pasa.
Elko kemudian menceritakan kronologi bus sesaat sebelum kecelakaan hingga berinisiatif menelpon pihak kepolisian.
Elko menyaksikan bus terseok saat melintasi jalan menurun dari arah timur menuju barat.
"Saya lihat dari atas, sopir berusaha ngerem, sudah bunyi, ces, ces, ces. Kemungkinan enggak nutut (kuat) dia oleng, kecepatan tinggi," katanya, saat ditemui di lokasi kejadian.
Baca juga: Tiga Korban Kecelakaan Maut Simpang Pematang Dimakamkan di Bandar Lampung
Elko tak sengaja melihat insiden itu. Ia kebetulan melintas di lokasi kejadian.
Dia kemudian berhenti sejenak untuk membantu memperbaiki satu mobil yang mogok. Tiba-tiba saja bus datang dari arah timur.
“Sudah tak kode untuk ngerem,” tuturnya.
Elko berada di jalur kanan dari arah timur sementara bus itu melaju di jalur kiri. Di depan bus itu terdapat empat sepeda motor dan satu mobil.
"Tiba-tiba bus dari belakang itu goyang kanan dan kiri. Kemudian bagian belakang nabrak tebing. Bagian belakang terbang nabrak tebing. Ada yang terlempar keluar penumpangnya,” jelasnya.
Baca juga: Mahasiswi Itera Tewas Kecelakaan di Pringsewu Sosok Pendiam dan Pintar, Dapat Beasiswa Kampus
Jarak Elko dengan posisi bus yang terbentur itu sekitar 70 meter. Namun ia menyaksikan dengan jelas dua penumpang terpental keluar ke jalanan, seorang laki-laki dan seorang wanita.
Setelah terlempar, kondisi kedua korban itu sudah tidak sadar. Elko juga mendengar jelas benturan hebat antara badan bus dengan tebing. Ia lantas lari untuk memastikan kondisi para penumpang bus tersebut.
Rintihan dan jeritan meminta tolong dari penumpang terdengar jelas di telinganya. Dia tidak berani melihat kondisi di dalam bus. Tubuhnya seketika lemas. Pikirannya panik dan kebingungan.
"Saya hanya menyaksikan dari jarak 20 meter. Tidak berani mendekat," jelasnya.
Setelah menyaksikan detik-detik kejadian pilu itu, ia lantas menelepon temannya. Dia juga menelepon Mapolsek Imogiri untuk segera mengambil tindakan.
Kecelakaan maut bus pariwisata di Bukit Bego, Imogiri, Bantul, Yogyakarta menyebabkan 13 orang mennggal dunia.
Barhiah, seorang pedagang makanan di sekitar Bukit Bego yang tak jauh dari lokasi kecelakaan bus pariwisata menuturkan kesaksiannya.
Ia mengaku mendengar suara benturan keras saat kecelakaan maut itu terjadi.
Dia kemudian mengecek ke jalan sudah melihat kondisi bus bagian depan ringsek.
“Sekitar pukul 13.00 WIB, saya mendengar ada benturan keras. Lalu saya ke luar dan bus itu sudah rusak seperti itu,” kata dia ditemui di warung miliknya, Minggu(6/2).
Setelah itu, masih menurut Bahriah, ada satu orang diduga pengemudi sudah keluar dari bus kemudian dan meringkuk tidak sadarkan diri.
“Tidak tahu meninggal atau hidup setelah itu, saya masuk lagi,” tutupnya.
Bus pariwisata rombongan dari Solo mengalami kecelakaan di Jalan Imogiri, Kedungguweng, Wukirsasi, Imogiri Bantul.
Pantauan Tribun di lokasi kejadian, bus pariwisata itu mengalami rusak parah di sisi kanan.
Jika diamati dari jalur yang dilalui bus diduga dari arah objek wisata Mangunan dengan jalan menurun. Di tempat kejadian perkara ada bekas jelas ketika benturan pertama terjadi.
Kasatlantas Polres Bantul, AKP Gunawan Setiyabudi mengatakan hingga kini pihaknya masih menyelidiki penyebab kecelakaan itu.
“Kalau kejadiannya bus dari atas lalu turun ke bawah dan menghantam pembatas jalan sampai akhirnya terjadi laka. Dari awal sudah oleng, diduga rem blong,” terang Gunawan.
Gunawan mengatakan bus merupakan rombongan dari Solo, Jawa Tengah.
Kanit Penegakan Hukum (Gakkum) Satlantas Polres Bantul, Iptu Maryanta mengatakan ada 13 orang meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut.
“Data penumpang dan kru bus 42. Untuk yang meninggal dunia ada 13. Lainnya luka-luka,” katanya.
Maryanta mengatakan, ada tiga rumah sakit yang menjadi rujukan para korban bus bernomor polisi AD 1507 EH yakni RS Panembahan Senopati, RS Nur Hidayah, dan RS PKU Bantul.
Sopir bus nahas selamat dan hanya mengalami patah tulang. Dugaan sementara sopir bus pariwisata tersebut tidak menguasai medan jalan.
“Dugaan tidak menguasai medan, untuk rem kami pastikan fungsi atau tidak nantinya, apakah rem kurang maksimal kami juga perlu melakukan penyelidikan,” terang dia.
Menurut keterangannya, bus sudah oleng dari arah Timur atau obyek wisata Taman Mangunan.
“Karena mau menghindari kendaraan di bawah dia membanting ke kanan,” ujarnya.
Pantauan di lapangan, bangkai bus bernomor polisi AD 1507 EH berwarna hijau itu masih berada di pinggir jalan.
Terpisah di RS PKU Muhammadiyah Bantul ada sebanyak 15 korban kecelakaan dirawat.
Pantauan Tribun di IGD RS PKU, sejumlah korban masih menunggu penanganan lebih lanjut dari dokter. Mayoritas tampak tidak mengalami luka yang cukup serius.
“Yang luka-luka di IGD misalnya yang harus dilakukan penjahitan, luka memar, dan sebagainya” kata Bagian Humas PKU Bantul , Hanafi.
Menurutnya, kemungkinan belum semua korban yang mengalami luka ringan diizinkan pulang. Mereka harus menunggu hasil pemeriksaan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan.
“Kemungkinan ya (sudah ada yang pulang) kalau misalnya yang di dalam masih menunggu juga pemeriksaan dari dokter,” terangnya.
Sementara pantauan Tribun di RS Panembahan Senopati yang berada di Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo, Trirenggo, Kabupaten Bantul pukul 17.15 WIB sejumlah keluarga korban tampak mulai berdatangan dan menunggu informasi di depan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit itu.
Kemudian petugas dari Palang Merah Indonesia (PMI) Bantul juga melakukan pendataan jumlah korban yang di bawa ke rumah sakit tersebut.
“Korban kecelakaan bus yang di bawa ke RS Senopati untuk data sementara ada 22 korban yang dibawa ke sini,” ujar salah seorang petugas PMI Bantul Khoerul.
Ia mengatakan untuk informasi lebih detail, pihaknya belum bisa menjelaskan. Namun, dari 22 korban kecelakaan yang dibawa ke rumah sakit itu 7 korban dilaporkan meninggal dunia.
“Dari data 22 korban itu, ada 7 meninggal dunia, untuk luka-luka ada 12 korban dan yang tanpa perawatan ada 3 korban. Ini data sementara ya,” ucapnya.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih yang datang ke RSUD Panembahan Senopati Bantul menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas musibah ini.
“Kita semua turut berbela sungkawa, musibah di Mangunan Bukit Bego ini, atas nama Pemerintah Kabupaten Bantul turut belasungkawa, semoga korban meninggal diterima di sisi Allah SWT,” katanya.
Bupati Halim menjelaskan, untuk di RSUD Panembahan Senopati, ada 20 korban yang ditangani dengan tujuh orang meninggal dunua, 4 mengalami luka berat, 2 luka sedang dan 7 luka ringan.
Sementara yang ditangani RS PKU Muhammadiyah Bantul ada 5 orang meninggal dan di RS Nurhidayah 1 orang meninggal.
“Pemerintah akan mengurus ini semua, bagi pasien meninggal akan kita antar malam ini juga bersama PMI dan relawan kemanusiaan Bantul ke Sukoharjo, disupport oleh Pemda DIY,” katanya.
Kemudian untuk keluarga atau penumpang selamat, juga akan diantar pulang. “Seluruh perawatan dibiayai oleh asuransi kecelakaan Jasa Raharja,” katanya. “Jadi total semua yang meninggal 13 sampai saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan di tempat kejadian, menunggu hasil kepolisian,” ujarnya.(Tribun Network/hud/mur/wly)