UMKM Lampung
Produsen Cendol di Bandar Lampung Alami Penurunan Omzet, Suseno: Masih Rame Tahun Kemarin
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pendapatan cuan Suseno tahun ini tidak semanis Ramadan tahun lalu.
Penulis: joeviter muhammad | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Setiap memasuki bulan suci Ramadan, produsen makanan khas bulan puasa mulai sibuk.
Termasuk bagi produsen cendol atau dawet.
Salah satunya produsen di Jalan Pajajaran, Jagabaya I, Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung.
Produsen cendol rumah tangga, milik Suseno (82) mulai kebanjiran pesanan dari pelanggan tetap.
Namun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pendapatan cuan tahun ini tidak semanis Ramadan tahun lalu.
Baca juga: Pemprov Lampung Terbaik III Penyaluran DAK Fisik Tercepat Tahun 2021
Baca juga: Kuliner Lampung, Aren Liwa sediakan Gula Aren Asli Khas Lampung Barat, Mulai dari Rp 20 Ribu
"Biasanya dari Minggu pertama puasa sudah rame. Kini sudah mau masuk Minggu ke dua puasa masih sepi," kata Suseno, Jumat (8/4/2022).
Meski tak menyebutkan angka omzet perharinya, Suseno menjelaskan dalam satu hari bisa menghabiskan 20 kilogram cendol hijau.
Cendol tersebut dijual ke pedagang di pasar tradisional Bandar Lampung dan Pasar Karang Anyar, Lampung Selatan.
Suseno menjelaskan, 20 kilogram cendol dikemas dalam bungkus ukuran 1/4 kilogram dengan harga Rp 1.500.
"Rata rata sehari ya habisnya segitu. Kalau tahun lalu bisa lebih," kata Suseno.
Memulai usaha sejak tahun 2003, produksi cendol miliknya sempat mengalami pasang surut.
Beberapa tahun terakhir sejak pandemi, usaha yang dijalani Suseno merasakan dampaknya.
Untuk tahun ini saja Suseno mengaku ada beberapa hari dirinya tidak memproduksi cendol, karena minimnya pemasukan.
"Masih rame tahun kemarin, tahun ini saja ada beberapa hari kita gak produksi," kata Suseno.
Dalam proses pembuatan cendol, Suseno memperkerjakan 7 orang karyawan.
Namun saat bulan puasa seperti saat ini, Suseno menambah pekerja borongan untuk bagian pengemasan cendol.
"Yang bungkus borongan, dari tetangga sekitar sini ada sekitar 5 orang," kata Suseno.
(Tribunlampung.co.id/Muhammad Joviter)