Gunung Anak Krakatau Erupsi

Kisah Warga Pulau Sebesi Pasca Musibah Tsunami, Trauma Lihat Petir dari Gunung Anak Krakatau

Masih melekat erat di ingatan kita bagaimana tsunami tersebut memakan korban jiwa, harta benda, bahkan ada orang yang sampai sekarang belum ditemukan.

Tribunlampung/Dedi
Ilustrasi. Kondisi Pulau Sebesi pasca musibah tsunami. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Tsunami Selat Sunda yang menghantam sebagian besar wilayah pesisir laut Jawa dan Sumatera pada 2019 silam masih menyisakan duka dan trauma mendalam bagi sebagian warga Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

Masih melekat erat di ingatan kita bagaimana tsunami tersebut memakan korban jiwa, harta benda, bahkan ada orang yang sampai sekarang belum ditemukan.

Dampak terparah dirasakan warga Dusun 3 Pulau Sebesi.

Walaupun tidak memakan korban jiwa, banyak warga yang kehilangan rumahnya.

Bahkan ada seorang balita yang sampai sekarang belum ditemukan.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Semburkan Abu Vulkanik, Wisatawan Dilarang Mendekat

Seperti penuturan Kepala Dusun 3 Riko Iswanto.

Saat itu ia menyaksikan sendiri bagaimana keganasan tsunami Selat Sunda tersebut.

"Waktu sebelum tsunami kami lagi mancing di pinggiran pantai. Saat itu sudah mulai terasa bahwa akan ada bencana. Karena air tiba-tiba surut ke tengah. Hingga menyisakan pasir pantai saja," kata Riko, Senin (19/4/2022).

"Teman sudah mulai curiga dengan hal itu. Dan menyuruh kami semua naik ke atas. Tidak lama air rob datang. Rob yang pertama tidak terlalu besar. Hingga rob terakhir, hingga setengah pohon kelapa. Kira-kira 1 meter tingginya," jelasnya.

Riko mengatakan tidak ada korban jiwa atas kejadian tsunami tersebut.

Namun, banyak warganya yang kehilangan tempat tinggalnya.

"Kalau korban jiwa sih nggak ada, kalau sampai meninggal gitu. Tapi banyak warga yang kehilangan harta bendanya, termasuk rumah," katanya.

"Kenapa tidak banyak korban jiwa, ya mungkin karena tempat kita ini muter. Walaupun kalau diliat dari mata telanjang, Gunung Anak Krakatau ini ada di depan mata kita. Kalau saya pernah nanya teman saya yang ngerti masalah geografis. Tempat kita ini posisinya di samping Gunung Anak Krakatau. jadi air ini kayak muter gitu," ujarnya.

Riko mengatakan ada satu balita yang sampai sekarang belum ditemukan.

"Ada satu balita sampai sekarang belum ditemukan. Kalau kata keluarganya pas itu dia lagi main di pinggir pantai. Terus pas lagi kejadian dia ketarik ombak, dan hilang sampai sekarang," katanya.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved