Berita Terkini Artis
Pernah Idap Sindrom HELLP saat Hamil Anak Pertamanya, Jessica Iskandar Pilih Melahirkan di Jakarta
Artis Jessica Iskandar mengungkapkan alasan dirinya memilih melakukan persalinan di Jakarta. Dirinya pernah mengidap sindrom HELLP.
Tribunlampung.co.id, Jakarta - Artis Jessica Iskandar mengungkapkan alasan dirinya memilih melakukan persalinan di Jakarta.
Ibu dari El Barack Alexander itu mengatakan dirinya pernah idap sindrom HELLP saat hamil anak pertamanya.
Ibu satu anak ini juga menambahkan bahwa sindrom tersebut ia dapatkan karena kondisinya yang saat itu mengalami emosi yang tidak stabil.
Penyakitnya itu juga yang kemudian menyebabkan istri Vincent Verhaag ini memutuskan untuk melakukan persalinan di Jakarta.
"Kenapa di Jakarta, karena aku punya riwayat Hellp Syndrome waktu hamil El Barack," ujar Jessica Iskandar dilansir dari Tribun Jatim, Kamis (21/4/2022).
Baca juga: Bayinya Tendang-tendang Terus, Jessica Iskandar Melahirkan 2 Minggu Lagi
Baca juga: Jelang Lahiran, Penyakit Jessica Iskandar Bikin Vincent Verhaag Ketar-ketir
Namun kini, lanjut perempuan yang akrab disapa Jedar ini, kondisinya sudah lebih baik. Sebab sebelumnya ia juga mengungkapkan kehamilan keduanya ini memberikan rasa bahagia baginya dan keluarga.
"Jadi tenyata dulu Hellp Syndrome itu dari emosi ibunya, sekarang mungkin happy, jadi Tuhan kasih kelancaran, semua lancar-lancar saja," tutur Jedar.
Lantas apa itu sindrom HELLP dan seperti apa gejala serta bahayanya pada ibu hamil?
Melansir laman Clevand Clinic, Sabtu (23/4/2022), sindrom ini merupakan sebuah komplikasi kehamilan yang termasuk dalam jenis preeklamsia.
Biasanya penyakit ini terjadi pada trimester ketiga kehamilan. Akan tetapi juga dapat berkembang pada minggu pertama setelah melahirkan.
Nama sindrom HELLP diketahui merupakan singkatan dari:
H: Hemolisis, pemecahan sel darah merah (sel yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh).
Baca juga: Baru 9 Hari Lahiran, Kondisi Tubuh Nikita Willy Kini Jadi Sorotan
Baca juga: Mantan Baby Sitter Kiano Beberkan Perlakuan Istri Baim Wong, Pilih Keluar
EL: Peningkatan enzim hati (bahan kimia yang mempercepat reaksi tubuh, seperti memecah protein).
LP: Jumlah trombosit rendah (bagian dari darah yang membantu pembekuan).
Sindrom HELLP sangat jarang terjadi yakni, sekitar 0,1-1 persen kehamilan. Kendati demikian, gangguan ini tak bisa dianggap enteng.
Sebab dilansir dari Healthline, ternyata keberadaannya berpotensi mengancam jiwa ibu dan bayi yang belum lahir.
Bukan hanya itu, ada pula sejumlah risiko yang dapat dialami ibu hamil yang memiliki gangguan kesehatan ini, di antaranya kejang, pendarahan hebat, terpisahnya plasenta dari dinding rahim sebelum bayi lahir, hingga gagal ginjal dan kematian.
Sayang hingga kini, penyebab sindrom HELLP saat ini masih belum bisa dipastikan.
Beberapa ahli percaya bahwa gangguan ini adalah bentuk parah dari preeklamsia, komplikasi kehamilan yang menyebabkan tekanan darah tinggi.
Diperkirakan sekitar 10-20 persen wanita yang mengalami preeklamsia juga akan mengalami sindrom HELLP.
Namun sejumlah faktor lain juga dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengidap sindrom ini.
Di antaranya tekanan darah tinggi atau diabetes, usia ibu yang lanjut, akan melahikan anak kembar, dan memiliki riwayat preeklamsia sebelumnya.
Gejala sindrom HELLP
Mengutip laman Healthline, gejala sindrom HELLP dapat bervariasi, tetapi yang paling umum meliputi:
1. Merasa lelah
2. Sakit perut, terutama di bagian atas
3. Mual
4. Muntah
5. Sakit kepala
6. Bengkak, terutama di tangan atau wajah
7. Berat badan naik berlebihan dan tiba-tiba
8. Penglihatan kabur, kehilangan penglihatan, atau perubahan penglihatan lainnya
9. Sakit di bagian bahu
10. Nyeri ketika bernapas dalam
Dampaknya pada janin
Bila sindrom HELLP membuat tekanan darah ibu hamil melonjak sangat tinggi, satu-satunya jalan untuk menyelamatkan nyawa keduanya ialah mengularkan janin.
Bagi janin yang lahir prematur atau beratnya kurang dari 2 kilogram maka akan mendapatkan perawatan intensif.
Meski begitu, presentase keselamatan bayi prematur bisa dibilang 50-50 karena organ-organ yang belum matang.
Bila harus memilih antara menyelamatkan nyawa ibu atau janin, secara medis nyawa ibulah yang lebih dulu diutamakan.
Pengobatan sindrom HELLP
Selain upaya pengeluaran janin, ibu hamil yang dinyatakan terkena sindrom HELLP umumnya akan terlebih dahulu disarankan melakukan beberapa jenis transfusi darah.
Dokter juga biasanya akan merekomendasikan pengobatan untuk memperkuat paru-paru janin bila memang dibutuhkan.
Sementara untuk pencegahan, sejumlah cara dapat dilakukan, seperti:
1. Menjaga kesehatan tubuh selama hamil dengan makanan yang sehat, mengurangi konsumsi garam, maupun makanan berlemak tinggi.
2. Menjaga kesehatan fisik dengan banyak bergerak serta cukup istirahat.
3. Melakukan kontrol rutin ke dokter kandungan.
4. Menginformasikan pada dokter tentang riwayat kesehatan keluarga yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia, HELLP, atau gangguan hipertensi lainnya.
5. Mengenali gejala awal dan mengonsultasikan segera pada dokter kandungan.
6. Percaya insting saat sesuatu yang tak wajar dirasakan. (Tribunlampung.co.id/Virginia Swastika)