Wisata Lampung
Kuliner Lampung, Dievha Cafe di Lampung Barat Tawarkan Menu Makanan Khas Korea
Dievha Cafe, Kafe berjargon 'Lampung Barat bukan kota, tapi setitik surga' itu berlokasi di tempat yang strategis.
Penulis: Nanda Yustizar Ramdani | Editor: Endra Zulkarnain
Tribunlampung.co.id, Lampung Barat - Bagi Tribunners pecinta kuliner yang hendak berwisata ke Kabupaten Lampung Barat, tidak lengkap jika belum berkunjung ke Dievha Cafe.
Kafe berjargon 'Lampung Barat bukan kota, tapi setitik surga' itu berlokasi di tempat yang strategis.
Lokasinya yang berjauhan dengan pemukiman dan hiruk pikuk aktivitas warga, menciptakan suasana hening nan menenangkan.
Pemilik Dievha Cafe Teuku Wahyu mengatakan, nama Dievha Cafe merupakan pelesetan dari bahasa Lampung 'dipa' yang berarti ke mana.
"Dievha itu asal katanya dari bahasa Lampung dipa. Dipa itu kan artinya ke mana," terang Wahyu.
Baca juga: Kuliner Lampung, Pempek Purnama Rasanya Enak, Gurih dan Kenyal
Baca juga: Kuliner Lampung, Sate Pak Heru Depan Simpur Center Murah Meriah, Ada Ceker hingga Ampela
Sesuai namanya, Wahyu menghendaki, Dievha Cafe bisa membuat para pengunjung menjadi tidak ingin ke mana-mana.
Ketika berwisata ke Lampung Barat, pengunjung tak perlu pusing ke mana-mana hanya untuk mencari destinasi kuliner, tempat nongkrong, atau hanya sekadar ingin bersantai, melepaskan penat, hingga menghibur diri.
Cukuplah dengan berkunjung ke Dievha Cafe.
"Jadi maksudnya ketika mengalami kebingungan mau nongkrong ke mana, ya udah gak usah ke mana-mana ke Dievha Cafe ini aja," ujar Wahyu.
Wahyu mengisahkan, awal mula berdirinya Dievha Cafe ialah bermula ketika dirinya merasa jenuh kala berada di Lampung Barat.
Pasalnya, di Lampung Barat saat itu belum ada tempat yang cocok untuk nongkrong.
"Di Lampung Barat ini, dulu itu belum ada tempat nongkrong," cerita Wahyu.
"Apalagi yang namanya kafe atau kedai itu gak ada se-Lampung Barat ini di tahun 2015," imbuhnya.
Ia sendiri sebelumnya tinggal di DKI Jakarta yang memang tidak pernah Istirahat dari hiruk pikuk kehidupan kota.
Sementara, kampungnya sendiri berada di Kabupaten Lampung Barat yang lekat dengan kehidupan masyarakat desa.
Kebiasaan nongkrong yang ia lakukan semasa hidup di Kota Metropolitan itu tak bisa ia terapkan di kabupaten berjuluk 'Bumi Sekala Bekhak'.
"Jadi, saya jadi dari Jakarta ketika pulang ke kampung halaman di Lampung Barat merasa bete (boring time) atau bosan karena tidak ada tempat nongkrong," kisahnya.
"Akhirnya, saya punya ide buat membuka tempat nongkrong di Lampung Barat. Maka berdirilah Dievha Cafe ini di tahun 2015," tambah Wahyu.
Berdirinya Dievha Cafe merupakan hasil dari inisiatif Wahyu yang didiskusikan bersama istrinya.
Kafe ini berlokasi di Gang Masjid Al Muhajirin Pekon Sukapura, Sumber Jaya, Lampung Barat.
Jika dari Kota Bandar Lampung, membutuhkan waktu 3 - 4 jam perjalanan bagi Tribunners untuk tiba di lokasi kafe menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat.
"Kalau dari Bandar Lampung, sesudah Tugu Soekarno, ada Gang Masjid Al Muhajirin, nanti belok ke kanan. Terus lurus aja, sekitar 800 meter mentok bakal ketemu Dievha Cafe," jelas Wahyu.
"Jalannya udah aspal kok," sambung dia.
Sementara, jika dari Kota Liwa, dapat ditempuh dengan memakan waktu 1,5 - 2 jam perjalanan.
Di bulan Ramadan ini, ngabuburit (menunggu waktu berbuka) di kafe yang mengusung konsep back to nature (kembali ke alam) ini bisa jadi pilihan.
Pasalnya, konsep ruang terbuka dengan suguhan pemandangan persawahan dan danau di depan kafe, membuat para pengunjung merasakan sensasi nongkrong yang asri.
Sehingga rasa lapar dan dahaga akan dilalaikan oleh suguhan pemandangan yang menghipnotis.
Memasuki kafe, pengunjung bisa menemui hampir setiap sudut Dievha Cafe didesain Instagramable guna memfasilitasi pengunjung yang ingin berburu foto.
Kenyamanan kala ngabuburit di Dievha Cafe juga ditunjang dengan berbagai fasilitas yang disediakan.
"Ada live music, musala, toilet, kolam renang, room VIP, ruangan no smoking, ada lesehan, sebentar lagi juga bakal ada penginapannya, sama vilanya," sebut Wahyu.
Terlebih, berbagai menu makanan dan minuman yang tersaji di Dievha Cafe, dipatok harga yang relatif terjangkau.
Korean beef grill menjadi menu Korean food (makanan Korea) yang direkomendasikan di Dievha Cafe.
Korean beef grill untuk paket dua orang seharga Rp 120.000 dan untuk paket 4 orang seharga Rp 240.000.
"Jadi kita bisa barbekyuan. Ada juga chicken steak," kata Ketua Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Lampung Barat itu.
Untuk Indonesian food (makanan Indonesia), nasi peda seharga Rp 25.000 per porsi menjadi rekomendasi untuk disantap.
Secara keseluruhan, menu makanan di Dievha Cafe harganya berkisar Rp 20.000 - Rp 35.000.
"Untuk yang paket lengkap harganya Rp 50.000 per orang," ungkap Wahyu.
Untuk minuman di Dievha Cafe, harganya berkisar Rp 7.000 - Rp 15.000.
Minuman yang direkomendasikan di Dievha Cafe di antaranya giofit aren, giofit coffee, es kopi susu, coffee pandan, dan lain sebagainya.
Di bulan Ramadan ini, Dievha Cafe juga menyediakan paket bukber (berbuka sambil beramal).
"Paket ini harganya Rp 30.000 sudah termasuk di dalamnya ada nasi, ikan atau ayam bakar, minum, dan termasuk donasi untuk anak yatim piatu dan kaum duafa," jelas dia.
"Jadi, Rp 30.000 itu sudah paket lengkap berbukanya dapat berkahnya, sedekahnya dapat manfaatnya," ujar Wahyu.
Dievha Cafe buka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB.
Sementara di Ramadan ini buka pukul 15.00 WIB dan tutup pukul 23.00 WIB.
"Hari-hari besar pun kita tetap buka, lebaran juga kami buka," ujar Wahyu.
Wahyu mengungkapkan, pelanggan Dievha Cafe mayoritas berasal dari luar Lampung Barat.
"Kebanyakan berasal dari luar daerah, misalnya Bandar Lampung, Kota Bumi, Bukit Kemuning, Way Kanan," sebutnya.
"Kalo dari pengunjung lokalnya di sini hanya 10 persen," lanjut dia.
Pengunjung Dievha Cafe tak hanya berasal dari kalangan masyarakat biasa, sejumlah selebgram dan artis juga pernah mengunjungi kafe tersebut.
"Ada Chand Kelvin, Gary Iskak, Madkucil, Kudil Teamlo, Irma Darmawangsa, Anisa Bahar, Produser Film Filosofi Kopi," urai Wahyu.
"Banyak artis dan selebgram yang udah ke sini," tambahnya.
Wahyu mengklaim, para artis dan selebgram merasa puas dan nyaman kala mengunjungi Dievha Cafe.
Musabab, suasana asri nan sejuk yang jauh dari hiruk pikuk ramainya aktivitas masyarakat amat terasa di Dievha Cafe.
"Dulu mereka sih sempat mengeluhkan akses menuju kafe, tapi sekarang kan sudah diaspal sama Pemkab Lampung Barat," terangnya.
Di masa-masa awal Covid-19 merebak hingga menjadi pandemi, Wahyu mengeluhkan, jika Dievha Cafe mengalami penurunan omzet yang sangat signifikan.
Wahyu bersama istrinya selaku owner harus memutar otak untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.
"Kita harus berpikir bagaimana caranya menjaga omzet agar tetap masuk dan karyawan tetap digaji," ungkapnya.
Beruntungnya, masa-masa sulit tersebut berangsur-angsur dapat teratasi.
"Alhamdulillah sekarang sudah ramai lagi," ujar Wahyu.
Bagi Wahyu, kepuasan pelanggan menjadi yang utama dalam menjalankan bisnis kafenya itu.
"Senangnya ya ketika mereka merasa puas kita senang. Mereka mau balik lagi ke sini bawa keluarganya, besoknya datang lagi, datang lagi," ujar dia.
Selain menyuguhkan landscape alam yang memanjakan mata, Wahyu memaparkan, ada kelebihan-kelebihan lain yang Dievha Cafe miliki dibandingkan kafe lainnya.
"Kami di sini juga menampilkan menu kopi organik dan kopi luwak liar," kata Wahyu.
Dievha Cafe juga satu-satunya kafe dan restoran yang bersertifikat Cleanliness atau kebersihan, Health atau kesehatan, Safety atau keamanan, dan Enviroment Sustainability atau kelestarian lingkungan (CHSE).
"Dievha Cafe ini merupakan satu-satunya kafe yang sudah bersertifikat CHSE yang diberikan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang ditandatangani oleh Pak Sandiaga Uno," jelas Wahyu.
Sekalipun mengembangkan bisnisnya sendiri berupa kafe, Wahyu juga berusaha membatu para pelaku UMKM untuk memasarkannya.
Hal itu terbukti dengan adanya ruangan pojok UMKM yang terletak di dalam Dievha Cafe.
(Tribunlampung.co.id/Nanda Yustizar Ramdani)