Kesehatan
Halo Dokter, Scabies: Pengertian, Gejala dan Cara Mengobati
dr Hari Purwanto mengatakan, scabies sangat rentan terkena orang-orang yang tinggal dengan orang lain dalam satu ruangan.
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Scabies atau kudis merupakan penyakit yang disebabkan parasit atau kutu sarcoptes scabiei, yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
dr Hari Purwanto, Sp.DV dari RSUD dr A Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung mengatakan, scabies sangat rentan terkena orang-orang yang tinggal dengan orang lain dalam satu ruangan, seperti rumah, asrama, dan sebagainya.
Seseorang yang terkena scabies pasti karena tertular dari orang lain, dari kulit ke kulit, hubungan seksual, atau penggunaan benda yang sama seperti handuk, kasur, sprei, dan sebagainya.
Ditambah lagi orang itu daya tahan tubuh kurang bagus dan tidak bisa menjaga kebersihan.
"Namun jika daya tahan tubuh bagus, bisa menjaga kebersihan seperti rajin cuci tangan, mandi, serta membersihkan benda-benda dan tempat tinggal, kemungkinan tidak akan tertular scabies," kata dokter yang juga praktek di RS Mutiara Bunda Unit 2 Tulang Bawang dan Klinik Maharatu Bandarjaya, Lampung Tengah itu.
Baca juga: Halo Dokter Bagaimana Cara Mengatasi Kutu Rambut
Baca juga: Halo Dokter, Apa Itu Mata Panda, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Gejala scabies adalah kulitnya bisa bersisik atau merah yang disertai dengan rasa gatal pada kulitnya, terutama di kulit yang terdapat pada lipatan seperti selangkangan, sela-sela jari tangan atau kaki, dan lipatan paha.
Lama kelamaan bisa menyebar ke tungkai atas dan bawah.
Jarang sekali menyebar ke wajah kecuali ada gangguan imun tubuh seperti pada yang mengalami HIV AIDS.
Menurut anggota Perdoski Cabang Bandar Lampung itu, scabies harus segera diobati karena bisa mengakibatkan kulit bernanah dan terjadi infeksi sekunder.
Pengobatan scabies sebaiknya dengan mendatangi dokter spesialis kulit dan kelamin.
Dokter akan memberikan pengobatan berupa salep permethrin, yang harus dioleskan ke kulit seluruh tubuh pada malam hari sebelum tidur.
Setelah dioleskan salep tidak boleh terkena air. Baru boleh terkena air saat sholat subuh atau mandi pagi.
"Orang-orang yang tinggal ditempat yang sama dengan yang mengalami scabies, kulit seluruh tubuhnya juga harus dioleskan salep ini, karena khawtirnya sudah terkena scabies tapi belum menunjukan gejala," urai dr Hari.
Selain salep, dokter juga memberikan obat minum sesuai gejala.
Kalau sudah terlanjur mengalami infeksi sekunder, akan diberikan obat antibiotik.
Tak hanya memberikan pengobatan, dokter juga akan meminta untuk membersihkan barang-barang dan tempat tinggalnya, karena khawatirnya masih ada kutu sarcoptes scabiei yang menempel.
Untuk selanjutnya harus tetap menjaga kebersihan, walaupun scabiesnya sudah sembuh. Ini untuk menjaga supaya tidak terkena scabies lagi.
(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)