Bandar Lampung

RS Siaga Kasus Hepatitis Akut, Kadiskes Lampung: Lapor Jika Temukan Kasus Hepatitis

Dinas Kesehatan Lampung meminta semua pelayanan kesehatan mewaspadai penyakit hepatitis akut.

Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra
Ilustrasi - Kadiskes Lampung dr Reihana. RS siaga kasus hepatitis akut. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Dinas Kesehatan Lampung meminta semua pelayanan kesehatan mewaspadai penyakit hepatitis akut.

Jika ditemukan kasus tersebut pada anak maka harus segera melapor.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana, pada Rabu (11/5/2022).

Seperti diketahui, terdapat 15 kasus hepatitis akut di Indonesia hingga 9 Mei 2022.

Reihana mengungkapkan, berdasarkan surat edaran dari Kementerian Kesehatan, hepatitis akut akan menyerang anak usia 1 bulan hingga 16 tahun.

Baca juga: Layanan Kesehatan Bandar Lampung Diklaim Siap Tangani Pasien dengan Gejala Hepatitis Akut Misterius

Baca juga: Wali Kota Metro Wahdi Imbau Masyarakat Jaga Kesehatan Lingkungan untuk Hadapi Virus Hepatitis Akut

Menurutnya, belum lama ini tim Kementerian Kesehatan telah berkunjung ke Lampung untuk menemui para surveilans yang ada di kabupaten/kota serta kembali meningkatkan sistem kewaspadaan dini.

"Jadi sudah diantisipasi jauh hari sebelum kasus merebak tinggi. Kita berdoa saja mudah-mudahan di Provinsi Lampung tidak terjadi kasus demikian," tuturnya.

Ia mengungkapkan jika saat ini pihaknya tengah fokus melakukan pemantauan terhadap anak baru lahir untuk mengetahui perkembangan kesehatannya.

Dia menyebut salah satu ciri hepatitis akut terlihat dari kondisi badan anak yang kuning dan lebih dari seminggu.

Untuk itu, dia mengimbau kepada anak-anak terutama yang sekolah untuk tetap berperilaku hidup bersih dan sehat.

Serta tidak menggunakan alat makan secara bergantian.

"Hepatitis ini menyerang ke perut mulai dari mual, diare, demam kalau berlanjut bisa ke kejang atau kehilangan kesadaran. Jika anak mengalami gejala tersebut harus segera dimasukkan ke ICU anak. Gejala ringan dan berat harus diantisipasi," jelas Reihana.

Jaga Kebersihan

Plt Kepala Dinas Kesehatan Bandar Lampung Desti Mega Putri mengatakan, penanganan pasien dengan gejala hepatitis akut misterius di Bandar Lampung akan dimulai dari puskesmas.

Menurutnya, sudah disiapkan secara prosedur bagaimana penanganan dugaan pasien hingga sampai pada penanganan pasien.

"Kita sudah teruskan arahan dari Kementerian Kesehatan RI tentang langkah penanganan bila ditemukan pasien dengan gejala hepatitis akut misterius. Langkah itu dalam sekip layanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit," jelasnya.

Ia meminta agar masyarakat segera mendatangi fasilitas kesehatan jika mengalami gejala-gejala hepatitis akut misterius.

Desti mengatakan, hepatitis jenis ini menyerang sistem pencernaan pada anak, dengan rasio usia 9 bulan sampai 16 tahun.

Wali Kota Wahdi mengimbau masyarakat tetap tenang dan menjaga kesehatan lingkungan menyikapi virus baru hepatitis akut.

"Paling utama masyarakat tetap menjaga kesehatan lingkungan sekitar. Hepatitis ini merupakan varian baru ya. Itu pola penyakit yang diakibatkan oleh faktor kesehatan lingkungan yang bisa memengaruhi tingkat kesehatan warga," katanya, Rabu.

Karena itu, pihaknya mendorong warga menerapkan lima pilar STBM, dimana menjaga kebersihan dan pola hidup sehat menjadi poin utama dalam mencegah virus.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Metro Erla Andrianti mengimbau masyarakat tetap waspada dan menjaga Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk mencegah virus masuk.

"Kewaspadaan harus ditingkatkan untuk menjaga agar penyakit tidak menyerang, khususnya anak-anak. Nah, jika anak-anak mengalami gejala seperti diare, mual, muntah-muntah dan panas segera ke puskesmas," imbuhnya.

Sebagai langkah antisipasi, Kota Metro telah menyiagakan rumah sakit dan puskesmas.

Terutama untuk menindaklanjuti jika ada temuan yang diduga penyakit hepatitis akut.

"Rumah sakit sudah kita siapkan supaya kalau ada dugaan ke arah Hepatitis Akut segera melaporkan ke Dinas Kesehatan. Tata laksana rumah sakit sudah ada prosedur sendiri sesuai imbauan Kemenkes," tandasnya.

Karena itu, pihaknya mengimbau warga jika memiliki gejala yang mengarah ke penyakit hepatitis akut, segera melaporkan ke pihak terkait.

Kasus Meninggal

Kasus diduga hepatitis akut salah satunya ditemukan di Sumatera Utara.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara telah melaporkan seorang bocah yang sempat dirawat di rumah sakit karena diduga terjangkit hepatitis akut misterius, meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ismail Lubis mengatakan, bocah itu meninggal di Rumah Sakit Elisabeth Medan dengan gejala hepatitis, seperti mual, muntah, diare, dan demam.

Bayi dengan jenis kelamin perempuan juga menjalani perawatan intensif sejak akhir pekan lalu di RS Adam Malik Medan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, SGPT yang mencapai angka 500 dan gejala yang timbul seperti warna kulit kuning, bayi yang masih berumur 8 bulan ini dinyatakan suspek hepatitis akut.

Ketua tim hepatitis akut RS Adam Malik Medan Ade Rachmat Yudi Yanto mengatakan, pihaknya belum bisa menyatakan pasien menderita hepatatitis akut, sebab perlu investigasi lanjutan untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium.

Kondisi pasien saat ini mengalami sedikit perburukan, di mana warna kuning pada kulit semakin menonjol.

Sementara Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI (KSP) dr Brian Sriprahastuti mengatakan, 15 kasus hepatitis akut di Indonesia, belum bisa dikategorikan sebagai hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya (acute hepatitis of unknown aetiolog). Pasalnya kasus hepatitis tersebut masih dilakukan pemeriksaan.

"Karena masih menunggu pemeriksaan, kemungkinan Hepatitis E dan adenovirus. Semua masih dugaan atau suspek," kata Brian, di gedung Bina Graha Jakarta.

Ia mengatakan dari 15 kasus yang dilaporkan tersebut, 11 kasus sudah diperiksa, dan hasilnya bukan hepatitis ABCD.

“Tapi belum diperiksa untuk hepatitis E dan adenovirusnya, karena menunggu reagen," ujarnya.

Brian juga menegaskan, bertambahnya kasus dugaan hepatitis akut yang dilaporkan, membuktikan bahwa Sistem kewaspadaan Dini berfungsi, dan SE kemenkes direspon dengan baik oleh daerah.

"Meski demikian masyarakat tetap harus meningkatkan kewaspadaan terutama untuk keluarga," katanya.

Harus Hati-hati

Hepatitis akut atau hepatitis A memiliki beberapa gejala di antaranya demam (bisa sampai demam tinggi dan menyebabkan kejang), mual hingga muntah, sakit perut dan urine berwarna kuning kecokelatan.

Penyakit ini menyerang anak usia di bawah 16 tahun.

Penyakit Hepatitis A bisa terjadi karena mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dan penularannya sangat mudah yakni melalui air liur sehingga dimungkinkan menular melalui alat makan yang sama dengan penderita.

Masyarakat tidak perlu paranoid atau khawatir namun tetap harus berhati-hati dan waspada terhadap penyakit ini.

Caranya dengan menjaga kebersihan alat makan dan juga tidak membiarkan anak jajan sembarangan, utamanya jajan makanan yang terbuka atau tanpa pembungkus.

Selain itu menjaga kebersihan tangan dengan rajin cuci tangan dan membawa hand sanitizer.

Menjaga kebersihan tangan sangat wajib dalam hal ini.

Selain itu orangtua harus mencuci alat makan dengan bersih.

Ketika anak mengalami demam dan muntah, urinenya berwarna kuning kecokelatan, mata dan kulitnya kelihatan kuning termasuk berwarna kekuningan di kukunya agar segera bawa ke rumah sakit.

Jangan lagi ke klinik atau ke dokter praktek namun segera bawa ke UGD rumah sakit.

Sehingga akan langsung dilakukan uji laboratorium segera untuk memastikan apakah benar Hepatitis A.

Tidak menunggu-nunggu lagi.

Pemerintah bersama dinas pendidikan dalam hal ini secara bersama-sama bisa melakukan langkah pencegahan terhadap penyakit ini.

(Tribunlampung.co.id/iki/dra/som/lis/tribun network)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved