Lampung Barat
Kawanan Gajah Rusak Kebun Warga Suoh Lampung Barat
Warga Pekon Sukamarga, Kecamatan Suoh, Lampung Barat, masih terus berjaga-jaga pasca masuknya kawanan gajah ke kebun mereka.
Tribunlampung.co.id, Lampung Barat - Warga Pekon Sukamarga, Kecamatan Suoh, Lampung Barat, masih terus berjaga-jaga pasca masuknya kawanan gajah ke kebun mereka pada Jumat (20/5/2022).
Satu dari kawanan gajah tersebut telah dipasangi GPS Collar.
Camat Suoh, Mandala Harto, pada Minggu (22/5) menjelaskan, kawanan gajah tersebut memasuki kebun pisang milik warga.
"Benar kejadian itu Jumat kemarin, alhamdulillah sekarang sudah berhasil kita halau kembali masuk ke dalam hutan," ujarnya.
Mandala menuturkan, pemerintah bersama tim Satgas Penanggulangan Konflik Gajah Sumatera berhasil menghalau kawanan gajah tersebut kembali ke dalam hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) sejauh 2,2 kilomter agar tidak memasuki pemukiman warga.
Baca juga: Harga Cabai Merah di Lampung Barat Rp 50 Ribu Per Kg, Sedangkan di Pesawaran Rp 40 Ribu Per Kg
Baca juga: Gajah Masuki Kebun Warga Lampung Barat, Berhasil Dihalau dan Dipasang GPS Collar
Ia melanjutkan, tim dari TNBBS telah memasang GPS Collar pada salah satu gajah tersebut pada Jumat.
Pemasangan GPS Collar itu untuk memberi informasi keberadaan kelompok gajah.
Sehingga konflik antara gajah dan manusia bisa dihindarkan karena sudah dideteksi sejak dini.
"Perilaku gajah ini begitu keluar masuk hutan, upaya kita hanya menghalau dan melakukan blokade agar jangan masuk ke pemukiman warga," kata Mandala.
Gajah masuk perkebunan bahkan pemukiman warga di Lampung Barat sudah sering terjadi.
Pada Maret 2022 lalu, kawanan gajah liar masuk ke pemukiman hingga menyebabkan pabrik penggilingan padi milik rusak berat dan mengobrak-abrik padi di dalam pabrik.
Heru Iskandar, Camat Bandar Negeri Suoh saat itu mengatakan, 18 ekor gajah TNBBS merusak permukiman di Desa Gunung Ratu, Kecamatan Bandar Negeri Suoh pada minggu (13/3/2022) malam.
"Gajah liar itu merusak 1 rumah dan satu tempat penggilingan padi serta merusak perkebunan pisang dan kelapa," jelas Heru.
Selain merusak pabrik beserta isinya kawanan gajah tersebut juga telah merusak tanaman milik warga setempat, seperti pisang, pepaya serta tanaman lain.
Pada Desember 2021, tiga ekor gajah liar juga masuk ke perkampungan warga di Pekon Gunung Ratu, Bandar Negeri Suoh (BNS), Lampung Barat.
Rombongan gajah liar yang disebut Jambul itu sudah sekitar lima hari berada di Pekon Gunung Ratu.
Tim bersama warga melakukan penggiringan Jambul ke dalam hutan menggunakan mercon.
3 Ekor Gajah Liar Masuk ke Perkampungan Warga di Lampung Barat
Berita lain, tiga ekor gajah liar masuk ke perkampungan warga di Pekon Gunung Ratu, Bandar Negeri Suoh (BNS), Lampung Barat.
Rombongan gajah liar yang disebut Jambul itu sudah sekira 5 hari berada di Pekon Gunung Ratu.
Hingga saat ini, Satgas Penanganan Konflik Gajah Liar setempat masih terus berupaya melakukan penggiringan Jambul itu ke dalam hutan menggunakan mercon atau kembang api.
Anggota DPRD Lampung Barat Sugeng Kinaryo Adi yang turut serta dalam melakukan penggiringan tersebut mengatakan, selama lima hari terakhir pada setiap malam, rombongan gajah liar itu selalu masuk ke perkampungan.
"Tapi alhamdulillah tidak merusak rumah warga, cuma makan pisang saja," ujar Sugeng, Rabu.
Ia melanjutkan, pada Selasa (16/11/2021) malam, rombongan gajah liar tersebut sempat berada di sekitar jalan poros pekon tersebut.
"Sudah 30 meter dari jalan poros cor-coran itu, bahkan sempat 10 meter," terangnya.
"Hampir mau nyebrang jalan," sambung Sugeng.
Selama 5 hari tersebut, terus Sugeng, rombongan gajah Jambul ini sempat dua kali menyambangi Kantor Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Resort Suoh.
"Dari kantor itu, malam terakhir saya ke situ, rombongan Jambul sempat berada di jarak kisaran 5 meter dari Kantor TNBBS Resort Suoh dan di pinggir Danau Asam," ungkapnya.
Dalam melakukan penggiringan rombongan Jambul itu, Sugeng mengaku, terdapat sejumlah kendala yang pihaknya hadapi.
"Yang jelas medan yang susah, tebing tinggi, belum lagi suhu panas bumi, kan kanan kiri ini terdapat belerang. Kurang lebih suhu 65 derajat celcius panasnya minta ampun." paparnya.
"Ditambah, medannya ini dihiasi dengan pepohonan beranting rapat," imbuh dia.
Sugeng meneruskan, kendala yang dihadapi semakin berat manakala rombongan gajah tersebut mengejar ia beserta rombongan Satgas Penanganan Konflik Gajah Liar.
"Rombongan Jambul ini begitu agresif. Setiap bertemu kita, langsung mengejar-ngejar kita," terang dia.
Sugeng menduga, ketiga gajah liar tersebut masuk ke pemukiman warga lantaran tertinggal dari rombongan gajah liar lainnya.
"Ketinggalan kelompok Bunga. Kelompok Jambul ini kan ada lima gajah," katanya.
"Nah, yang dua ini sudah ikut kelompok Bunga yang sekarang ada di blok 6 Tanggamus," tambahnya.
Sebab situasi dan kondisi yang kurang kondusif akibat adanya konflik gajah di Pekon Gunung Ratu, Sugeng menyampaikan imbauannya kepada masyarakat setempat.
"Masyarakat sementara jangan berkebun yang mana kebunnya itu menjadi tempat perlintasan gajah liar," imbaunya.
Ia juga berharap, agar rombongan gajah liar itu dapat segera pergi menuju hutan.
"Harapannya, semoga gajah liar ini segera pergi dan menjauh dari pemukiman sehingga masyarakat bisa beraktivitas dengan nyaman," harap dia.
Sebagai informasi, petugas yang diturunkan dalam penggiringan gajah liar tersebut berasal dari Satgas Penanganan Konflik Gajah Liar Pekon Bumi Hantatai, Pekon Gunung Ratu, Pekon Sukamarga.
Selain itu ada juga dari Wildlife Conservation Society (WCS) dan Polisi Hutan (Polhut).
Keseluruhan petugas yang dikerahkan diperkirakan berjumlah 35 orang.
(Tribunlampung.co.id/Saidal Arif/Nanda Yustizar Ramdani)