Bandar Lampung
Penyapu Jalanan di Bandar Lampung Ngeluh Tekor, 'Tolong Sejahterakan Kami'
Para tukang sapu jalanan di Bandar Lampung mengeluhkan nasibnya. Mereka bahkan harus merogoh kocek pribadi untuk beli sapu lidi.
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Para tukang sapu jalanan di Bandar Lampung mengeluhkan nasibnya.
Pasalnya, ketersediaan alat untuk membersihkan Kota Bandar Lampung masih dianggap kurang terfasilitasi.
Mereka bahkan harus merogoh kocek pribadi untuk beli sapu lidi, sarung tangan dan alat-alat lainnya.
"Sementara kan alat itu bukan alat permanen, sebulan saja bisa tiga kali ganti sapu," kata Hanafi, seorang tukang sapu jalan di area Pasar Tengah, Bandar Lampung.
"Bahkan, seragam saja kita beli, termasuk baju dan sepatu, tolonglah kami ini disejahterakan," lanjut dia.
Baca juga: Modus Beli Pulsa, Pelaku Gasak 2 Unit Ponsel Karyawan Konter di Bandar Lampung
Baca juga: Petugas Kebersihan di Bandar Lampung Rogoh Kocek Pribadi untuk Beli Sapu hingga Seragam
Hal serupa dikatakan Suryanto, seorang tukang sapu di area Telukbetung Utara.
"Karena mengangkut sampah ini tidak hanya di jalan ya, di sungai dan drainase pun juga harus dibersihkan, masuk sungai ya masuk," ucapnya.
"Kita kan ujung tombak lah istilahnya, mau hidup sehat tapi kalau lingkungan tidak bersih kan tetap sama saja tidak sehat," lanjut dia.
Untuk diketahui, tenaga kebersihan itu sudah melaksanakan unjuk rasa secara terbuka di hadapan publik atas keluh kesah mereka dalam mengemban pekerjaan pada Jumat 20 Mei 2022 kemarin.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bandar Lampung Riana Apriana mengatakan pihaknya sudah merespon keluh dari para tukang sapu jalanan.
Ia mengatakan memang tidak ada rekaman anggaran untuk seragam tenaga kebersihan di tahun 2021 kemarin.
"Hal itu karena pandemi covid-19, di tahun 2022 ini, sudah kita anggarkan untuk seragam dan sepatunya," kata dia.
Baca juga: Kecewa Diputus Pacar, Warga Bandar Lampung Teriak-teriak Hoaks Tsunami
Baca juga: Langkah KPU Bandar Lampung Cegah Golput di Pemilu 2024
Dampak dari pandemi itu juga dikatakannya berimbas pada tertundanya pembayaran gaji tenaga kebersihan selama dua bulan untuk tahun 2021.
"Sudah disiapkan, anggaran sebesar 3,4 miliar untuk membayar total tenaga kebersihan di Bandar Lampung pada dua bulan penundaan pembayaran di tahun 2021 kemarin," ucap Plt Kepala BPKAD Bandar Lampung, Muhammad Ramdhan.
Petugas Kewalahan
Tenaga kebersihan di Bandar Lampung mengeluhkan penumpukan sampah yang berada di aliran sungai daerah setempat.
Akibatnya mereka harus bekerja ekstra untuk membersihkan aliran sungai dari sampah.
"Paling tidak kita harus mengorbankan waktu yang lebih lama untuk membersihkan sampah di aliran sungai. Dampaknya, proses pengangkutan sampah ke pembuangan akhir pun ikut terlambat," kata Suryanto, seorang tenaga honorer Dinas Lingkungan Hidup Bandar Lampung yang bertugas sebagai tukang sapu jalanan untuk area Teluk Betung Utara, Senin (23/5).
"Karena memang tenaga kebersihan di Bandar Lampung ini kan, tugasnya bukan hanya sapu dan angkut sampah yang ada di jalanan saja. Kalau ada sampah di sungai ya dibersihkan, harus nyebur itu. Sama kayak drainase yang lebih kecil, juga harus nyebur untuk bersihkan sampah," lanjut dia.
Terlebih, terus Suryanto, tak jarang mengambil sampah di aliran sungai dilakukan secara mandiri dengan tangan dan alat yang seadanya.
Namun, yang lebih dikeluhkan, menurut dia adalah kebiasaan masyarakat yang membuang sampah di aliran sungai dan drainase itu sendiri.
"Sampah tidak di buang di TPS, tapi di sungai," katanya.
Karena itu, Suryanto dan beberapa rekannya sangat berharap agar masyarakat bisa membuang sampah di tempat yang tepat.
Diketahui sampah kerap ditemukan menumpuk di area muara Sungai Way Belau, Bandar Lampung.
Sampah yang terapung umumnya merupakan sampah yang berasal dari aktivitas harian masyarakat seperti plastik, botol, dan semacamnya.
Sampah tersebut telah mengalir dari daerah aliran sungai (DAS) Sungai Way Belau hingga ke permukiman warga dan akhirnya menumpuk di pesisir Pulau Pasaran yang merupakan titik akhir dari muara tersebut.
Di beberapa titik dekat jembatan Pulau Pasaran juga terlihat tumpukan sampah.
Sudah Sering Dibersihkan
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bandar Lampung Riana Apriana menyebut terus adanya sampah di wilayah pesisir kota setempat sebagai dampak dari pola dan perilaku masyarakat.
Menurutnya, upaya pembersihan sampah di wilayah pesisir sudah rutin dilakukan.
Namun, memang sampah hasil dari rutinitas manusia selalu mengalir ke sana melalui daerah aliran sungai (DAS) maupun bawaan dari ombak laut.
"Sampah di pesisir itukan dari mana-mana. Sudah dibersihkan hari ini, besok ada lagi," kata Riana, Senin (23/5).
Menurutnya, butuh peran dan kesadaran masyarakat akan budaya membuang sampah pada tempatnya agar lingkungan pesisir Bandar Lampung terbebas dari sampah.
"Butuh kesadaran masyarakat kalau ini. Tidak ada cara lain," ucapnya.
( Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer )