Ibadah Haji 2022
Kisah Calhaj Usia Termuda Asal Bandar Lampung, Dinto Daftar saat SD, Berangkat Sudah Kuliah
Di antara calhaj itu ada yang termuda yakni Dinto Bimasatrio Putra Asmanto, usia 20 tahun. Seperti apa ceritanya, ia bisa menjadi calhaj?
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Sebanyak 387 calon haji (calhaj) Bandar Lampung bakal diberangkatkan perdana dari Lampung menuju Tanah Suci pada 6 Juni 2022.
Di antara calhaj itu ada yang termuda yakni Dinto Bimasatrio Putra Asmanto, usia 20 tahun.
Seperti apa ceritanya, ia bisa menjadi calhaj? Berikut kisahnya.
Usai acara pelepasan calhaj Bandar Lampung oleh Wali Kota Eva Dwiana di Masjid Agung Al-Furqon, Telukbetung, Kamis (2/6), Tribun mencoba mengulik bagaimana Dinto bisa berangkat ke Tanah Suci di usia sangat muda.
"Saya berangkat bareng kedua orangtua dan juga kakak, Pridita Sekar Ayu Putri Asmanto umur 22 tahun (masih kuliah Pascasarjana di Yogyakarta)," cerita Dinto saat ditemui Tribun di antara ratusan jamaah yang hadir di Masjid Al-Furqon.
Baca juga: Wali Kota Bandar Lampung Minta Guru PPPK Sabar Tunggu SK
Baca juga: Kanwil Kemenag Lampung Sebut Asrama Haji Siap Tampung Calhaj Lampung
Mahasiswa semester 6 ini menuturkan, orangtua mendaftar haji untuk sekeluarga sejak 2012 lalu.
Setelah sebelumnya terlebih dahulu menjalani ibadah umrah bersama di tahun yang sama.
Menunggu 8 tahun lamanya, harusnya ia dan keluarga sudah diberangkatkan 2020 lalu.
Namun karena pandemi Covid-19, mengalami penundaan dua tahun hingga baru akan diberangkatkan berhaji 2022 ini.
"Saat itu masih sekolah dasar (SD) umur 12 tahun pas didaftarkan haji. Sekarang berangkat satu keluarga, harusnya nenek dari ayah juga ikut namun karena tidak masuk kriteria usia, nenek diberangkatkan tahun depan," papar buah hati pasangan Budi Asmanto (50) dan Sinta Heriyani (49 ini.
Ketika ditanya perasaan, dengan sangat antusias Dinto mengaku begitu senang dan terharu.
"Yang pertama sangat senang dan terharu pastinya bisa berangkat haji tahun ini. Terimakasih kepada orangtua saya yang telah mendaftarkan haji," tutur pria kulit putih dengan perawakan tidak terlalu tinggi itu.
Persiapan yang telah dilakukan sendiri seperti medical check up, suntik meningitis, dan lainnya sesuai yang dipersyaratkan.
"Tinggal 4 Juni kami mengumpulkan koper di Kementerian Agama (Bandar Lampung) dilanjutkan tes PCR (Polymerase Chain Reaction) di Rumah Sakit Abdul Moeloek," jelas dia.
Untuk menjaga tubuh tetap prima, ia dan keluarga rutin lari maraton di pagi hari dan juga gowes sepeda.