Petani Sawit di Tanggamus Lampung Keluhkan Langka dan Mahalnya Harga Pupuk

Tribunlampung.co.id, Tanggamus – Petani sawit di Kabupaten Tanggamus mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi.

Seperti yang dialami oleh Suparman, petani sawit asal Pekon Air Kubang, Air Naningan, Tanggamus.

Dirinya mengaku, saat masuk masa untuk pemupukan. Justru dirinya sulit mendapatkan pupuk bersubsidi.

"Saat memasuki waktu pemupukan, sulit mendapatkan pupuk subsidi," aku Parman sapaan akrabnya, Minggu (5/6/2022).

Menurut Suparman, dirinya biasanya mendapatkan (membeli) pupuk di Pekon Air Kubang.

Baca juga: 3.500 Calhaj Asal Lampung Tertunda Berangkat Haji Tahun Ini, Terkendala Batas Usia

Baca juga: 221 Calhaj Asal Lampung Selatan akan Berangkat 19 Juni Mendatang

Namun, karena kini sulit mendapatkan pupuk, lahan kebun sawitnya sudah tak lagi pernah dipupuk sejak beberapa bulan terakhir.

"Udah sekitar 5 bulan gak saya pupuk lagi," ungkap Parman.

Tak hanya sulit didapatkan, harga pupuk yang biasa digunakannya juga mengalami kenaikan harga.

Kenaikan harga pupuk ini cukup memberatkan petani sawit. Pasalnya kenaikan harga pupuk signifikan.

"Tadinya, harga pupuk urea Rp 130 ribu per sak. Kini harganya Rp 180 ribu per sak.," ungkap Parman.

Dirinya dan juga para petani sawit lainnya berharap pupuk bersubsidi bisa mudah didapatkan dan harganya tak terlampau mahal.

Pasalnya, tingginya harga pupuk akan menyulitkan petani sawit. Apalagi saat ini harga Tandan Buah Segar (TBS) untuk sawit ditingkat pengepul turun.

Baca juga: 393 Calhaj Masuk Asrama Haji, Kakanwil Kemenag Lampung Tegaskan Tak Ada yang Positif Covid-19

Baca juga: Bermodal Obeng dan Kunci T, 2 Pemuda Gasak Motor di Panjang Bandar Lampung

Tak hanya petani sawit yang mengalami kendala mendapatkan pupuk. Petani karet pun mengalami hal yang sama.

Seperti dikatakan Lehan, seorang petani karet di Tanggamus.

Lehan merupakan seorang petani karet yang tanaman karetnya masih berusia beberapa bulan.