Tanggamus
Risau Kambing Saburai Terancam Punah, Peternak di Tanggamus Lampung Harap Bantuan Pemerintah
Ketua Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) Cabang Tanggamus Supri Edi merasa risau akan ancaman kepunahan kambing Saburai di Tanggamus
Penulis: Nanda Yustizar Ramdani | Editor: soni
Jika muncul warna lain, Supri menerangkan, bukan merupakan bibit unggul.
Metode kawin silang yang dilakukan haruslah secara alami, bukan dengan kawin suntik.
"Kalau pakai kawin suntik, biasanya gak jadi," terang Supri.
Untuk pakan kambing, Supri menekankan, peternak sebaiknya memberikan pakan alami.
"Menggunakan pakan alami, hindari pakan fermentasi," katanya.
Guna memenuhi pakan alami yang penuh akan gizi bagi kambing saburai, dirinya mencetuskan program Gemar Menanam Hijauan (GMH).
"Tanamannya berupa Johar, Kaliandra Merah, Gelaga, dan lain sebagainya," sebut dia.
"Kalau kaliandra merah memiliki protein yang paling tinggi," tambah Supri.
Pemberian pakan kambing, cukup dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari.
Jelang Idul Adha pun, Supri menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan 80 ekor kambing siap kurban.
Supri menilai, kambing saburai memiliki perawatan yang tidak berbeda jauh dengan perawatan kambing biasa pada umumnya.
Sayangnya, dalam upayanya mengembangbiakkan kambing saburai, pihaknya menemui sejumlah kendala.
"Kendala di kelompok kami ini, sangat kekurangan pejantan induk (pemacek) boer murni," ungkapnya.
"Jadi, kami minta kepada dinas terkait untuk memberikan bantuan pemacek," terus Supri.
Di samping itu, ada pula hambatan lainnya, yakni kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas.