Tanggamus
Risau Kambing Saburai Terancam Punah, Peternak di Tanggamus Lampung Harap Bantuan Pemerintah
Ketua Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) Cabang Tanggamus Supri Edi merasa risau akan ancaman kepunahan kambing Saburai di Tanggamus
Penulis: Nanda Yustizar Ramdani | Editor: soni
Maka, Supri juga berharap, agar pemerintah setempat dapat memberikan bantuan pendampingan dari tenaga ahli.
"Masih banyak yang gak tahu cara beternak yang baik," ujarnya.
Supri menghendaki, kambing saburai di Tanggamus khususnya di Pekon Gisting Atas, kian bertambah populasinya.
"Jangan sampai kambing saburai ini punah, karena merupakan ikon Kabupaten Tanggamus," ujar dia.
Supri mengungkapkan, dari penelitian sampel darah yang dilakukan oleh Universitas Lampung, diketahui bahwa kambing saburai memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan kambing-kambing lainnya.
"Kambing Saburai ini sangat berkualitas dan unggul, karena tingkat kolesterol pada dagingnya paling rendah, dagingnya gak prengus (bau khas kambing), daging lebih gurih dan nikmat," paparnya.
"Mudah-mudahan, dengan makin berkembangnya budidaya kambing saburai di Pekon Gisting Atas khususnya, bisa meningkatkan perekonomian masyarakat," harap dia.
Meski demikian, diakuinya, kambing saburai memiliki harga yang cukup mahal.
Bibit kambing saburai berumur 6 bulan kualitas unggul harganya mencapai Rp 7 juta per ekor.
"Kalau siap konsumsi itu harganya kisaran Rp 3 juta - Rp 8 juta per ekor," ungkap Supri.
"Untuk harga indukan, yang standar itu Rp 5 juta untuk betinanya dan Rp 8 juta untuk pejantannya," tutupnya.
Namun, jika dilihat dari kacamata peternak atau pengusaha, kata Supri, hal itu merupakan peluang bisnis yang amat menggiurkan. ( Tribunlampung.co.id / Nanda Yustizar Ramdani )