Berita Lampung
Air Limbah TPA Bakung Lampung Cemari Sumur Warga, Kini Tak Bisa Digunakan
Warga Kelurahan Keteguhan, Kecamatan Telukbetung Timur, Kota Bandar Lampung, mengeluh lantaran air limbah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung.
Tribunlampung.co.di, Bandar Lampung - Warga Kelurahan Keteguhan, Kecamatan Telukbetung Timur, Kota Bandar Lampung, mengeluh lantaran air limbah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung.
Tribun Lampung mendatangi langsung TPA Bakung serta Kelurahan Keteguhan guna memantau aliran air limbah di sana pada Rabu (29/6/2022).
Ternyata air limbah mengalir dari hulu TPA Bakung hingga ke hilir pesisir laut di Keteguhan sepanjang sekitar 3 km.
Air limbah sampah berwarna hitam pekat terlihat mencolok di TPA Bakung ini.
Bahkan semerbak bau menyengat mengitari rumah-rumah warga di Kelurahan Keteguhan.
Baca juga: Rumah Warganya Kebakaran, Kelurahan Panjang Utara Usulkan Bantuan ke Wali Kota Bandar Lampung
Baca juga: Pemkot Bandar Lampung Sebut Penerimaan Retribusi KIR Kendaraan di Semester Pertama Capai Rp 1 Miliar
Aliran air limbah yang berliku-liku itu hanya berjarak 1 meter saja dari rumah-rumah warga.
Selain limbah hitam pekat, aliran air juga didominasi limbah rumah tangga dan pabrik berbahan plastik.
Jika hujan deras mengguyur, aliran limbah tersebut tersumbat sampah.
Akibatnya, terjadi banjir dan air yang meluap masuk kerumah-rumah warga.
Selain warga langsung yang terkena dampak, laut di Keteguhan juga ikut tercemar.
Pesisir pantai yang dahulu bersih berpasir putih kini sudah menjadi lumut hitam yang menyeramkan.
"Tadinya masih ada pasir putihnya sekarang udah lumpur semua hitam limbah sampah itu. Kalau hujan meluap semua banjir sampai masuk ke rumah-rumah warga," kata Ketua RT Lingkungan II Kelurahan Keteguhan, Eko, saat diwawancarai Tribun baru-baru ini.
Baca juga: Api Hanguskan 3 Kamar Kontrakan Milik Warga Panjang Bandar Lampung, Tak Ada Korban Jiwa
Baca juga: Limbah TPA Bakung Cemari Pemukiman, Warga di Keteguhan Bandar Lampung Tak Bisa Gunakan Air Sumur
Dia menjelaskan Keteguhan memang menjadi muara sampah dari berbagai pemukiman warga yang ada di dataran tinggi termasuk TPA Bakung.
Jika terjadi banjir cukup besar, sampah yang ditemukan mencapai hampir satu ton atau sekira dua mobil dump truk.
Sebab jarak TPA ini hanya sekitar 500 meter dari pemukiman warga di Keteguhan.
"Selain limbah juga banyak sampah kiriman. Kalo banjir itu dari mana-mana larinya ke sini. Setiap kali banjir, bisa sampe dua truk sampahnya, ada macam-macam sampe sampah kasur, baju, kayu, bambu apa aja ada," ceritanya.
Ia mengatakan, jika hal itu terjadi maka menimbulkan bau menyengat.
Dia bersama warga setempat pun berharap Pemerintah Kota Bandar Lampung bisa melihat kondisi tersebut.
"Ya sangat berharap bisa ada solusi, yang bisa buat kami di sini lingkungannya bersih dan hidup sehat," kata dia.
Air Sumur Jadi Kotor
Edy, warga Keteguhan lainnya juga berharap solusi dari Pemerintah Kota Bandar Lampung.
Selain masalah limbah, masalah banjir yang menyebabkan air limbah masuk ke rumah warga diharapkan bisa diatasi.
Air sumur yang menjadi sumber milik mereka tidak bisa digunakan karena kotor dan berwarna cokelat.
"Air gak bisa dimanfaatkan, jangan buat minum, buat nyuci aja gak bisa. Kalo maksain ya bisa tapi risiko bajunya jadi kuning," kata Edy.
Saat ini, kata Edy, warga memanfaatkan air PAM yang ada. Sementara untuk minum mereka ada yang membeli atau masak sendiri menggunakan air PAM.
"Pake PAM kalo ada kebutuhan apa, kalo minum ya kadang beli," sebutnya.
Segera Cek
Pemerintah Kota Bandar Lampung melalui Dinas Lingkungan Hidup menyatakan akan segera merespons persoalan air limbah dari TPA Bakung di Kelurahan Keteguhan ini.
"Ya, nanti dicek," kata Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bandar Lampung Riana Afrilia, Rabu (29/6/202).
Riana Afrilia belum mau berkomentar lebih jauh dari itu mengenai fenomena yang rutin terjadi tersebut.
( Tribunlampung.co.id / Kiki Adipratama / Vincensius Soma Ferrer )