Berita Terkini Nasional

Badan Pusat Statistik Merilis, Penduduk Miskin di Jateng Berkurang 102 Ribu Orang

Penduduk miskin di Jateng berkurang 102,57 ribu orang, dari 3,93 juta jiwa menjadi 3,83 juta jiwa

zoom-inlihat foto Badan Pusat Statistik Merilis, Penduduk Miskin di Jateng Berkurang 102 Ribu Orang
Dokumentasi Tim Ganjar Pranowo
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambangi salah seorang warga. Penduduk miskin di Jateng berkurang 102,57 ribu orang, dari 3,93 juta jiwa

Tribunlampung.co.id, Semarang- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angka kemiskinan di Jawa Tengah turun 0,32 persen poin dari sebelumnya 11,25 persen pada September 2021, menjadi 10,93 persen pada Maret 2022.

Ini berarti, penduduk miskin di Jateng berkurang 102,57 ribu orang, dari 3,93 juta jiwa menjadi 3,83 juta jiwa. 

Jika di total, jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah berdasarkan data BPS turun sebanyak 102,57 ribu orang.

Jumlah ini menjadi yang terbanyak di Indonesia. 

Secara nasional, jumlah penduduk miskin pada periode ini menurun sebanyak 342,5 ribu. 

Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana mengatakan, rilis ini merupakan hasil dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2022. 

Adapun, metodologi pengukuran menggunakan konsep kebutuhan dasar atau basic needs approach, yang terdiri atas garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan non makanan (GKNM).

"Alhamdulillah pada Maret 2022 terjadi penurunan kemiskinan dibanding September 2021. Di Jawa Tengah penduduk miskin sebanyak 10,93 persen dari total penduduk atau 3,83 juta orang," ungkap Adhi dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunlampung.co.id, Sabtu (16/07/2022).

"Presentase ini terjadi penurunan 0,32 persen poin (dibanding September 2021)  dan turun 0,86 persen poin, dibanding Maret 2021 yang sebesar 11,79 persen," urai Adhi.

Tren turunnya jumlah orang miskin di Jawa Tengah, dipandang Adhi sebagai suatu hal positif. 

Ini mengingat, selama ini provinsi yang dipimpin duet Ganjar-Yasin fokus menurunkan kemiskinan dengan berbagai program. 

Selain program pengentasan kemiskinan, Adhi mengatakan, beberapa faktor yang memengaruhi tingkat kemiskinan di Jateng di antaranya Pandemi Covid-19 yang membaik. 

Pertumbuhan ekonomi Jateng Triwulan I 2022 mencapai 5,16 persen (y-to-y). Adapula faktor konsumsi rumah tangga pada PDRB yang tumbuh 4,30 persen (y-on-y) pada triwulan 1 2022.

Data BPS memaparkan, Pemprov Jateng selalu berupaya menurunkan angka kemiskinan. 

Tercatat, pada September 2017 angka kemiskinan sebanyak 12,23 persen (4,20 juta orang), pada September 2018 11,19 persen (3,87 juta orang), pada September 2019 10,58 persen (3,68 juta orang).

Wabah Covid-19 menyebabkan angka kemiskinan naik di 2020.

Tercatat pada September 2020 jumlah orang miskin 4,12 juta orang atau 11,84 persen. 

Pada September 2021 turun menjadi 11,25 persen atau sejumlah 3,93 juta orang. 

"Kondisi ini perlu kita syukuri (karena) program (penurunan) kemiskinan oleh pemerintah masyarakat, parpol, LSM dan keagamaan terjadi dampak positif dengan adanya terjadi penurunan kemiskinan," ungkapnya.

Ia mengungkapkan, angka penurunan kemiskinan nasional lebih rendah dari Jawa Tengah. 

Meskipun, angka kemiskinan nasional lebih rendah dengan 9,54 persen. Akan tetapi, penurunan kemiskinan di nasional hanya 0,17 persen poin.

Pada rilis tersebut, Adhi juga memaparkan kondisi kemiskinan di 34 provinsi di Indonesia. 

Ia mengatakan, ada sembilan provinsi yang masih mengalami kenaikan angka kemiskinan. 

Sementara itu, 25 provinsi lain mengalami penurunan angka kemiskinan. 

Aceh menjadi provinsi tertinggi dalam prosentase penurunan kemiskinan dengan 0,89 persen poin (43,44 ribu jiwa). 

Namun secara jumlah, Jawa Tengah menjadi provinsi dengan jumlah penurunan warga miskin terbanyak, dengan 102,57 ribu jiwa. (*)

(Tribunlampung.co.id/brb)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved