Berita Terkini Nasional
4 Fakta Jatuhnya Pesawat Latih Tempur T50i Golden Eagle di Blora Jawa Tengah
"Pada pukul 19.07 WIB Lettu Alan membrodcast yang diucapkan adalah blind, " kata Kadispenau Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah.
"Itu kontak terakhir kemudian semenjak lost contact."
"Dicoba kontak petugas lalu lintas udara tidak tersambung," beber Indan.
2. Pilot Meninggal Dunia
Tragedi jatuhnya pesawat tempur latih T-50i Golden Eagle di Blora, Jawa Tengah meninggalkan dukacita gugurnya pilot Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi.
Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi gugur saat melaksanakan tugas latihan terbang malam hari dari Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur.
Kadispenau Marsma Indan Gilan Buldansyah menyampaikan dukacita kehilangannya salah satu keluarga dari TNI AU.
Baca juga: Ruben Onsu Terduduk di Pinggir Jalan Saat Tahu Sarwendah Sakit Kista Batang Otak
“Tidak saja bagi keluarga, duka juga dirasakan seluruh jajaran TNI AU khususnya, dan TNI serta masyarakat Indonesia pada umumnya,” ungkapnya.
Allan adalah perwira penerbang lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2015 dan Sekolah Penerbang TNI AU tahun 2017.
3. Penyebab Jatuh Masih Diselidiki
Kadispenau Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah menjelaskan, jatuhnya pesawat T50i Golden Eagle TT-5009 masih dalam penyelidikan oleh Panitia Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Udara (PPKPU) yang telah dibentuk oleh TNI AU.
"Sudah dilaksanakan evakuasi dan juga pengamanan di lokasi kejadian oleh tim gabungan dari Lanud Iswahjudi berjumlah 99 orang yang dipimpin langsung Danlanud Iswahjudi," jelasnya
Pesawat T-50i Golden Eagle sendiri memiliki mesin General Electric F404-GE-102 yang mampu menghasilkan daya dorong 17.700 pounds.
Adapun kecepatan maksimal pesawat bisa mencapai 1,5 Mach atau 1,5 kali kecepatan suara (1.600 kilometer per jam).
Dalam konfigurasi lengkap pada bobot maksimal 27.322 pounds (14 ton).
Baca juga: Putri Delina Banjir Hujatan Gara-Gara Video Lama Soal Sule dan Nathalie Holscher
Pesawat T-50i Golden Eagle mampu dengan mudah menanjak hingga ketinggian maksimal 55.000 kaki (16,76 km) dari permukaan bumi.