Berita Lampung

Belut, Rekomendasi Oleh-oleh dari Pringsewu, Lampung Mulai Rp 25 Ribu

Biasanya pembeli belut di Pringsewu, Lampung ramai saat menjelang Idul Fitri dan perayaan 17 Agustus.

Penulis: Riana Mita Ristanti | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id/Riana Mita Ristanti.
Penjual belut di Pringsewu dapat ditemui di tepi jalinbar atau Jalan Ahmad Yani deket pertigaan Tugu Gajah, di Kecamatan Gading Rejo, Pringsewu, Lampung. 

Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Belut bisa menjadi oleh-oleh apabila berkunjung ke Pringsewu, Lampung.  

Penjual belut di Pringsewu dapat ditemui di tepi jalan lintas barat (jalinbar) atau Jalan Ahmad Yani deket pertigaan Tugu Gajah, di Kecamatan Gading Rejo, Pringsewu, Lampung.

Belut untuk oleh-oleh dijual di sekitar pertigaan ke kompleks Pemkab Pringsewu, Lampung ini mulai Rp 25 ribu, Rp 35 ribu hingga Rp65 ribu per kg tergantung berat kemasannya.

Pantauan Tribun Lampung pada Sabtu (2/7/2022) terlihat para penjual belut yang mayoritas ibu-ibu sibuk memasukan belut ke dalam plastik.

Selanjutnya belut dalam kemasan itu digantungkan di gubuk-gubuk yang ada di tepi jalan.

Baca juga: Polemik Demokrat Lampung, Ketua DPC Pringsewu dan Lampung Timur Ditetapkan

Baca juga: Dinas Pertanian Pringsewu Siapakan 1 Ton Racun Tikus untuk Basmi Hama Tikus dan Wareng

Sehingga para pengguna kendaraan yang melintasi jalinbar bisa dengan mudah melihat belut yang dijual.

Kasih (45), salah satu penjual belut mengatakan, ia sudah menekuni pekerjaannya sejak lima tahun terakhir.

Ia biasa berjualan belut dari pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB.

Dalam sehari ini biasa menjual sekira 5-10 kg belut.

Kasih mengatakan, ia memperoleh belut dari pemasok di Menggala, Tulangbawang, Lampung.

Sebab saat ini sudah jarang didapati belut dari dalam Pringsewu, maka solusinya didatangkan dari luar daerah.

"Dulunya iya nyari di sawah masih banyak, anak-anak yang pada nyari nanti kita beli," katanya.

Baca juga: KPU Pringsewu Lampung Akan Berdayakan Penyandang Disabilitas di Pemilu 2024

Baca juga: Vaksinasi PMK Tahap II di Pringsewu Ditargetkan Selesai Awal Agustus

"Sekarang udah nggak ada yang nyari, sama belutnya juga udah nggak ada, mungkin karena sawahnya udah pakai obat untuk padi ya," lanjutnya.

"Kalau ada pun paling kecil-kecil dan sedikit, sama anak-anak cuma habis dibakar aja," ungkapnya.

Kasih juga mengatakan, saat ini belut dijual dengan berbagai macam harga.

Mulai dari Rp 25 ribu, Rp 35 ribu hingga Rp 65 ribu per kg.

Berbedanya jumlah harga tersebut dipengaruhi oleh besar kecilnya belut dan banyaknya belut yang dikemas dalam plastik transparan.

Kasih menuturkan, belut yang dijual adalah belut hidup, atau masih segar.

Untuk itu dirinya kerap mengganti air dalam kemasan belut tersebut, supaya belut tidak mati.

Belut tergolong hewan yang rentan, setiap pagi dan sore air harus rutin diganti.

Jika pembeli akan membawa belut sebagi oleh-oleh ke luar kota, biasanya belut akan bertahan 5-7 jam saja tanpa diganti air.

Kasih mengaku, biasanya pembeli paling banyak berasal dari Bandar Lampung.

"Tapi ya dari Tanggumus juga rame, bahkan banyak juga yang beli untuk dibawa ke Bengkulu, Palembang, Medan atau Pulau Jawa," ungkapnya.

Ia juga mengatakan, biasanya pembeli ramai saat menjelang Idul Fitri dan perayaan 17 Agustus.

Meski sekilas belut dianggap bahan pangan yang remeh, namun banyak kandungan zat yang baik untuk tubuh.    

Beberapa keunggulan belut di antaranya:

1.Kandungan protein tinggi

2.Menyediakan kalori sebagai sumber energi

3.Zat besi yang cukup tinggi

4.Fosfor yang cukup tinggi

5.Mengandung vitamin A dan B. (Tribunlampung.co.id, Riana Mita Ristanti)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved