Berita Terkini Nasional
Pacar Tertekan Pasca Kematian Brigadir J, Sampai Undur Diri dari Pekerjaan
Atas rasa tertekan itu, Vera Simanjuntak, kekasih Brigadir J sampai mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Samuel menjelaskan, selama 2,5 tahun bekerja untuk keluarga Ferdy Sambo, hubungan antara Brigadir J dengan Ferdy Sambo, berjalan baik.
Bahkan Brigadir J tidak pernah mengeluhkan pekerjaannya mendampingi Ferdy Sambo sekeluarga.
"Lagi pula anak kita ini mulai dari di Jambi pun, saat bertugas, tidak pernah ini menceritakan soal pahitnya di pekerjaan itu."
"Tidak mau dia membebani pikiran orang tua, selalu yang diceritakannya yang manis-manis dan enaknya."
"Dia berusaha agar orang tua tidak merasa beban pikiran, tidak ada keluhan (dari Brigadir J saat bertugas mendampingi keluarga Ferdy Sambo)," jelas Samuel, Kamis (21/7/2022) dikutip dari Kompas Tv.
Nyonya Gultom, ibunda Vera, kekasih Brigadir J tersebut disebut-sebut tidak pernah menjelek-jelekan keluarga Kadiv Propam Polri non-aktif Irjen Ferdy Sambo selama bertugas.
Menurutnya selama berpacaran dengan Vera Simanjuntak, Brigadir J kerap bercerita atau curhat soal pekerjaannya.
Curhatan itu di antaranya soal sikap keluarga Irjen Ferdy Sambo yang sangat baik terhadap dirinya.
"Ceritanya juga baik dia itu si ibunya sama si bapaknya (Ferdy Sambo dan istri) yang menganggap anaknya sendiri."
Enggak pernah cerita yang jelek-jelek, baik terus bapak dan ibu ini," ucapnya saat ditemui Tribunnews.com di kawasan Bangko, Merangin, Jambi, Selasa (26/7/2022).
Proses Autopsi Ulang
Proses pembongkaran dan pengangkatan peti mati Brigadir Yosua dimulai sekira pukul 07.30 WIB dan berlangsung sekitar satu jam.
Setelah peti mati berhasil diangkat dengan menggunakan tali tambang berwarna putih, peti mati itu kemudian dibuka untuk memastikan apakah jenazah layak untuk dilakukan autopsi ulang.
Sejumlah polisi membentuk barikade untuk menutup saat proses pembukaan peti mati itu dilakukan.
Setelah selesai, jenazah Brigadir J kembali diangkat dan dimasukan ke dalam mobil ambulans yang sudah menunggu di areal makam untuk dibawa ke RSUD Sungai Bahar untuk diautopsi ulang.
Autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir Yosua dilakukan untuk menjawab keraguan atas autopsi yang dilakukan sebelumnya.
Permohonan melaksanakannya disampaikan oleh keluarga Brigadir Yosua melalui kuasa hukumnya.
Brigadir Yosua sebelumnya dikabarkan tewas akibat luka tembak saat berada di kediaman Kadiv Propam non-aktif Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022).
Namun, pihak keluarga melihat kondisi jenazah Brigadir J tidak wajar.
Mulai dari luka sayatan di bagian muka dan kepala, kondisi jari yang retak hingga memar di bagian dada.
Pelaksanaan autopsi ulang ini melibatkan dokter forensik dari yang ditunjuk oleh Polri dan juga tim independen.
Di antara dokter forensik tersebut ada yang berasal dari Persatuan Dokter Forensik Indonesia, dan juga dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat.
Kepala Departemen Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dokter Ade Firmansyah memimpin proses autopsi ulang itu.
"Dokter Ade Firmansyah Sugiarto sebagai ketua tim kedokteran forensik yang melakukan ekshumasi dan autopsi," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di lokasi. Dokter Ade juga merupakan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).
Proses autopsi berlangsung sekitar empat jam.
Dari pantauan Tribun Network di lokasi, tim dokter dan sejumlah anggota keluarga Brigadir Yosua tampak keluar dari ruangan pelaksanaan autopsi menuju ruang pihak keluarga yang telah disiapkan sekitar pukul 13.00 WIB.
"Ya benar, proses autopsi sudah selesai" ujar Roslin Simanjuntak yang merupakan tante Brigadir Yosua.
Jenazah Brigadir Yosua sendiri kemudian dibawa kembali ke pemakaman.
Namun berbeda dengan pemakaman pertama, pemakaman pasca-autopsi ulang ini dilakukan secara kedinasan kepolisian. Pada pemakaman ulang ini peti jenazah Brigadir Yosua dilapisi bendera merah putih.
Peti diangkat oleh sejumlah anggota Polri dari rumah sakit ke mobil ambulans. Kemudian di area pemakaman juga dilakukan apel persada. Pemakamannya ini dihadiri oleh masyarakat dan anggota Polri serta keluarga.
Baku Tembak Ajudan Irjen Ferdy Sambo
Kepolisian RI mengungkap alasan Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J ditembak mati oleh Bharada E di kediaman Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022).
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyampaikan bahwa Brigpol Yosua ditembak mati karena diduga melakukan pelecehan dan menodongkan pistol kepada istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
"Yang jelas gininya, itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar," ujar Ramadhan saat dikonfirmasi, Senin (11/7/2022).
Ramadhan menuturkan bahwa fakta itu diketahui berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi. Dua saksi yang diperiksa diantaranya adalah Istri Kadiv Propam dan Bharada E.
"Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam dengan todongan senjata," ungkap Ramadhan.
Ia menuturkan bahwa istri Kadiv Propam disebut berteriak akibat pelecehan yang diduga dilakukan Brigadir J.
Teriakan permintaan tolong tersebut didengar oleh Bharada E yang berada di lantai atas rumah.
Menurutnya, kehadiran Bharada E pun Brigadir J menjadi panik.
Saat ditanya insiden itu, Brigadir J malah melepaskan tembakan kepada Bharasa yang berdiri di depan kamar.
"Pertanyaan Bharada E direspon oleh Brigjen J dengan melepaskan tembakan pertama kali kearah Bharada E," ujar Ramadhan.
Diketahui, Bharada E merupakan Anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadiv propam.
Sedangkan Brigadir J adalah Anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai sopir dinas istri Kadiv Propam.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com