Berita Lampung
Heboh Dua Bocah Dipaksa Makan Daun di Lampung Selatan, Kades Akan Pertemukan Kedua Pihak
Dua bocah dikabarkan dipaksa makan daun oleh pemilik kebun sawit di Kabupaten Lampung Selatan. Kades mengupayakan pertemuan dua pihak.
Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan – Kepala desa di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan, akan mempertemukan orangtua atau wali dua bocah yang dikabarkan dipaksa makan daun sawit dengan sang pemilik kebun sawit.
Kades berharap pertemuan itu bisa menyelesaikan masalah terkait heboh dua bocah dipaksa makan daun hanya karena diduga merusak tanaman sawit milik warga.
"Sangat disesalkan ini bisa terjadi. Saya baru dapat laporan dua hari lalu soal dua bocah ini diduga dipaksa makan daun,” kata kades tersebut, Selasa (2/8/2022).
"Kami akan panggil semua pihak agar tidak terjadi lagi kejadian seperti ini," sambungnya.
Dugaan dua bocah dipaksa makan daun di Lampung Selatan itu sebenarnya terjadi pada 10 Juli 2022 atau saat Hari Raya Idul Adha.
Baca juga: Bocah Yatim Penjual Keripik di Bandar Lampung Ditipu Uang Palsu Rp 100 Ribu
Dua bocah yang diduga dipaksa makan daun tersebut berinisial A dan F, sama-sama berusia 8 tahun, warga Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan.
Kejadian bermula saat dua bocah itu bermain di areal kebun sawit milik warga Candipuro berinisial K.
Dua bocah tersebut diduga merusak tanaman sawit yang baru ditanam, dengan mencabutnya.
Dua bocah itu kemudian diduga dipaksa makan daun sawit oleh K, pemilik kebun sawit, sebagai bentuk hukuman.
Dua bocah tersebut diduga dipaksa makan daun sawit di hadapan orangtua atau wali mereka.
"Begitu saya tiba di kebun sawit, keponakan saya ini sedang makan daun," kata S, bibi salah satu bocah, Selasa (2/8/2022).
Meskipun peristiwa ini sudah sekitar dua pekan lalu, menurut S, peristiwa tersebut terus terbayang oleh keponakannya.
Baca juga: Ipan, Bocah Asal Muara Dua OKU Sumsel Mengaku Dibuang di Pesawaran Lampung
S kemudian melaporkan kejadian itu ke aparat desa setempat.
"Ini memang keponakan. Tapi saya yang merawat dan menyekolahkannya, karena kedua orangtuanya merantau," ungkap S.
"Keponakan saya sampai sakit perut dan demam setelah itu. Entah karena makan daun itu atau ketakutan," sambungnya.
Seperti Hewan Ternak
Y, paman salah satu bocah, menilai keponakannya telah diperlakukan seperti hewan ternak dengan dipaksa makan daun.
"Sama saja seperti hewan ternak, dipaksa makan daun," ujarnya.
Menurut Y, kalaupun harus ganti rugi karena ada tanaman yang rusak, pemilik kebun semestinya menyampaikan kepada dirinya sebagai wali.
"Kalau harus ganti rugi, harusnya kasih tahu kami," ucapnya.
Bantah
K, pemilik kebun sawit, membantah dirinya memaksa dua bocah memakan daun sawit yang dipetik dari kebunnya.
"Tidak ada paksaan untuk makan daun sawit," katanya, Selasa (2/8/2022).
K mengakui memang sempat menanyakan kepada dua bocah tersebut mengapa daun sawit yang masih muda dicabut.
"Lantas dijawab bahwa daun itu enak dimakan," ujar K.
"Kalau enak dimakan, ya sudah makan aja. Jadi, tidak ada pemaksaan," sambungnya.
K justru khawatir jika dua bocah itu memakan daun sawit yang sudah disemprot pembasmi hama itu.
"Khawatirnya, makan yang sudah disemprot (pembasmi hama). Tapi syukurnya tanaman sawit saya belum disemprot," jelasnya. ( Tribunlampung.co.id / Dominius Desmantri Barus )