Advertorial

Perkuat Daya Saing Ekonomi, Menko Airlangga: Tak Ada Pembatasan Perdagangan Ekspor dan Impor

Pemerintah tetap berkomitmen melanjutkan sinergi kebijakan di sektor industri, perdagangan, dan investasi.

Dokumentasi Tim Menko Perekonomian
Pemerintah tetap berkomitmen melanjutkan sinergi kebijakan di sektor industri, perdagangan, dan investasi. Ketiga sektor itu sejauh ini memiliki peran yang mendalam sebagai katalisator dalam mewujudkan perekonomian nasional yang resilien dan berdaya saing 

Tribunlampung.co.id, Jakarta- Pemerintah tetap berkomitmen melanjutkan sinergi kebijakan di sektor industri, perdagangan, dan investasi.

Pasalnya, ketiga sektor itu sejauh ini memiliki peran yang mendalam sebagai katalisator dalam mewujudkan perekonomian nasional yang resilien dan berdaya saing.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengutarakan, penguatan sektor industri akan berdampak pada peningkatan nilai tambah input aktivitas produksi.

Sehingga mampu menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan nasional dan menjaga stabilitas neraca perdagangan.

Di sisi lain, penguatan industri perlu juga didorong adanya dukungan permodalan yang konsisten melalui alokasi investasi.

Airlangga membeberkan, hingga kini Pemerintah telah melakukan penguatan ketiga sektor fundamental tersebut yang dibuktikan melalui capaian surplus neraca perdagangan hingga USD 5,09 miliar per Juni 2022. Dengan nilai ekspor semester I 2022 mencapai USD 141 miliar.

Selain itu, nilai investasi pada Q1 2022 juga telah terealisasi hingga lebih dari 28 persen komitmen investasi, dengan kontribusi penanaman modal asing sebesar USD 10,22 miliar dan dalam negeri sebesar USD 9,33 miliar.

Mencermati hal tersebut, Pemerintah terus berkomitmen untuk melanjutkan sinergi kebijakan ketiga sektor tersebut.

“Untuk menghadapi tantangan global ke depan, perlu dilakukan pendekatan multilateral yang tidak membatasi perdagangan ekspor dan impor dengan mengikuti aturan World Trade Organization,” ungkap Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam kegiatan The 7th Global Conference on Business Management and Entrepreneurship, Senin (08/08/2022) kemarin.

Dia mengutarakan, dengan mengemban posisi strategis sebagai Presidensi G20, Indonesia berupaya untuk membawa G20 untuk mampu membuka jalan bagi WTO untuk tetap relevan dalam membahas dampak perdagangan dan ekonomi dari situasi tantangan global yang terjadi.

Sehingga mampu menjaga rantai pasok, menerapkan langkah-langkah kebijakan perdagangan, serta menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan.

Selain itu, Airlangga melanjutkan, pada sektor industri, Pemerintah konsisten dalam mengakselerasi hilirisasi komoditas guna meningkatkan nilai tambah bahan baku. Terutama pada produk manufaktur yang terus dijaga pada level ekspansif.

"Pemerintah juga melaksanakan komitmen terkait transisi energi. Dan mempertimbangkan dampak industri terhadap lingkungan dengan berbasis pada percepatan energi bersih. Caranya melalui implementasi investasi yang lebih efisien serta pemanfaatan teknologi guna mencapai penguatan industri yang berkelanjutan," papar Airlangga.

Ketua Umum Partai Golkar itu juga turut menyampaikan bahwa berbagai upaya penguatan yang dilakukan Pemerintah tersebut perlu didukung oleh kontribusi dan kolaborasi seluruh pihak mulai dari Pemerintah, korporasi, UMKM, hingga akademisi.

"Ini guna melahirkan inovasi yang mampu menjawab berbagai tantangan di masa mendatang," tandas Airlangga. (*)

(Tribunlampung.co.id/Adv)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved