Pemilu 2024

Profil Fajarullah, dari Novelis Menjadi Ketua PPP Mesuji Lampung

Berikut profil Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Mesuji Fajarullah. Sebelum menjabat ketua partai, ia dikenal sebagai novelis.

Penulis: M Rangga Yusuf | Editor: Reny Fitriani
Dokumentasi
Ketua PPP Kabupaten Mesuji Fajarullah. Profil Fajarullah, dari novelis menjadi Ketua PPP Mesuji Lampung. 

Tribunlampung.co.id, Mesuji - Berikut ini profil Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Mesuji Fajarullah.

Sebelum menjabat sebagai ketua partai, ia dikenal sebagai penulis novelis yang cukup terkenal di Kabupaten Mesuji, Lampung.

Bahkan karya novelnya pun pernah dipilih oleh kurator penulisan novela Basabsi.co, Reza Nufa, menjadi 12 karya terbaik untuk diterbitkan dari 1.800 naskah yang diterima kurator.

Dalam penulisan novela tersebut bermula ketika penerbit Basabsi.co membuka peluang proposal bagi penulis-penulis Indonesia untuk diterbitkan.

Salah satunya karya sastrawan asal Kabupaten Mesuji, Lampung itu yang terpilih adalah Begum.

Baca juga: Profil Ketua DPRD Pringsewu, Suherman 8 Tahun Jadi Buruh Pabrik di Tangerang

Baca juga: Profil Komisioner Bawaslu Lampung Timur, Winarto Meniti Karir dari KPPS

Fajar Mesaz sapaan akrabnya mengaku belum lama ia menjabat sebagai Ketua DPC PPP Kabupaten Mesuji, atau lebih tepatnya pada akhir 2021.

"Waktu itu memang tidak ada niatan apapun  buat masuk dalam anggota Parpol. Kemudian sampai ada tawaran untuk menjadi Ketua PPP Mesuji yang waktu itu memang terdapat kekosongan," ungkapnya.

Sebab saat itu Ketua DPC lama terpilih menjadi Ketua DWP Lampung, sehingga Ketua DPC PPP di Kabupaten Mesuji mengalami kekosongan.

Adanya tawaran tersebut tak membuat Fajar Mesaz dengan mudah menerimanya.

Ia bahkan mengaku harus mempertimbangkan tawaran tersebut selama setengah bulan lamanya.

"Yang jelas saya memutuskan siap menerima tawaran itu saat Muscab, dimana muscab itu untuk memilih formatur  dalam menentukan Ketua Parpol PPP Mesuji," jelasnya.

Bersedianya sang sastrawan itu ikut terlibat di kepartaian sendiri bahkan menjadi Ketua DPC PPP Mesuji, untuk secara umumnya berkat dukungan dan dorongan orang terdekat di sekitarnya.

Kemudian dorongan lainya adalah petunjuk yang ia yakini dari sang pencipta, bahwa pilihan menjadi Ketua DPC PPP Mesuji semakin mantap.

Terpilihnya menjadi Ketua DPC PPP Kabupaten Mesuji itupun, Bung Fajar bakal mencoba memberikan sedikit warna dalam perpolitikan di Kabupaten Mesuji.

Mengingat, ia sendiri memiliki latar belakang seorang seniman, penulis dan tokoh organisasi kepemudaan di Kabupaten Mesuji.

"Kita mencoba memberikan warna di dalam perpolitik di Kabupaten Mesuji. Seperti halnya yang saya rasakan ada kebekuan komunikasi antar partai," paparnya.

"Mangkanya saat ini bisa dilihat kan, saya sendiri sebagai Ketua Partai mencoba untuk membangun komunikasi itu antar partai. Mulai dari diskusi yang belum lama ini kita laksanakan," sambungnya.

Menjadi Ketua Partai pun nantinya dimungkinkan bakal mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kabupaten Mesuji.

Itu juga yang menjadikan alasannya untuk terlibat lebih di Parpol.

"Alasan lainya ini ya biar kita tidak ngutuk saja dari luar, tetapi juga harus tau dari dalamnya bagaimana. Dan mungkin soal gerakan yang telah saya lakukan sebenarnya bakal lebih optimal kalau saya ada di bagian anggota dewan," terangnya.

Lebih lanjut, berikut ini daftar riwayat hidup Fajar Mesaz.

Ia dilahirkan pada 2 September 1976 di Kabupaten Mesuji.

Riwayat kependidikan dari SD sampai SMA di Kecamatan Way Serdang, Kabupaten Mesuji.

Sedangkan untuk organisasi yang pernah digeluti mulai dari Ketua Pokja Ruang Belajar Masyarakat (RBM) Kabupaten Mesuji pada 2012-2014.

Kemudian Ketua Yayasan Pendidikan Al Faidzin di Bukoposo pada 2016 sampai sekarang dan Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Mesuji dari 2020 sampai sekarang.

Inisiator Gerakan Riset Pertanian Mandiri Kabupaten Mesuji Q-Farmer mulai 2020 sampai saat ini dan Ketua DPC PPP Kabupaten Mesuji dari 2021 sampai sekarang.

Adapun karya novel cetaknya berjudul Tanah Petarung terbit pada 2015, Maafkan Aku Kuala Mesuji terbit pada 2016 dan cetak ulang berjudul Anak-anak Kuala terbit pada 2017.

Lalu novel berjudul Ketika Ikan-ikan Pergi terbit pada 2018 dan terakhir Begum, Rohingya Itu Mati pada 2019.

Selain itu, novel pada platform noveltoon berjudul Laut Tak Berombak dan Kutunggu Engkau di Tugu Rato.

Sedangkan novel pada flatform novel life berjudul Heart is Not Blind.

(Tribunlampung.co.id /Rangga Yusuf)

Sumber: Tribun Lampung
Tags
novelis
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved