Berita Lampung
Serunya Panjat Pinang Kemerdekaan di Way Kandis Bandar Lampung setelah 2 Tahun Pandemi
'Perlombaan peringatan HUT ke-77 tahun ini digelar spesial lantaran sempat vakum selama 2 tahun akibat pandemi Covid-19," ujar Ketua RT 05 Heri.
Penulis: Noval Andriansyah | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung – Warga di Perumnas Way Kandis, Tanjung Senang, Bandar Lampung, turut memeriahkan peringatan HUT ke-77 RI dengan menggelar lomba panjat pohon pinang.
Lomba panjat pohon pinang tersebut digelar di lapangan kampung RT 06 Perumnas Way Kandis, Rabu (17/08/2022).
Ketua RT 05 Lingkungan III, Perumnas Way Kandis, Tanjung Senang, Bandar Lampung, Heriyanto mengatakan, sejatinya, lomba panjat pohon pinang itu digelar setiap tahun tepat di peringatan HUT RI.
Satu di antara tujuan menggelar lomba panjat pohon pinang tersebut, kata Heriyanto, untuk lebih mengakrabkan warga di RT 05 dan 06.
“Jadi ini lomba panjat pohon pinang merupakan kolaborasi warga di RT 05 dan 06 Lingkungan III, Perumnas Way Kandis, biar lebih guyub warganya,” kata Heriyanto saat ditemui di lokasi perlombaan, Rabu (17/8/2022).
Pria yang akrab disapa Heri tersebut juga mengatakan, lomba peringatan HUT ke-77 RI yang digelar di RT 05 dan 06 tak hanya panjat pohon pinang, tetapi juga banyak perlombaan lainnya.
Perlombaan peringatan HUT ke-77 tahun ini, lanjut Heri, digelar spesial lantaran sempat vakum selama 2 tahun akibat pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah, meski belum sepenuhnya pandemi Covid-19 selesai, tetapi dengan bisa menggelar perlombaan HUT ke-77 RI tahun ini, kami warga sudah bersyukur,” ucap Heri.
Heri pun berharap, ke depannya warga di RT 05 dan 06 Lingkungan III Perumnas Way Kandis, bisa lebih rukun dan saling tolong menolong, serta pandemi Covid-19 bisa benar-benar hilang.
Adapun hadiah yang diperebutkan yakni uang jutaan rupiah dan sejumlah barang yang berasal dari sumbangan warga di RT 05 dan 06 Lingkungan III, Perumnas Way Kandis.
Sejarah Panjat Pohon Pinang
Mengutip wikipedia.com, panjat pohon pinang berasal dari zaman penjajahan Belanda dulu.
Lomba panjat pinang digelar orang Belanda jika sedang mengadakan acara besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain dan yang mengikuti lomba ini adalah orang-orang pribumi.
Prosesi panjat pinang ini memang populer di Fujian, Guangdong dan Taiwan berkaitan dengan perayaan Festival Hantu.
Ini dapat dimengerti dari kondisi geografis di kawasan tersebut yang beriklim sub-tropis, yang masih memungkinkan pinang atau kelapa tumbuh dan hidup.
Perayaan ini tercatat pertama kali pada masa Dinasti Ming, lumrah disebut sebagai qiang-gu.
Namun, pada masa Dinasti Qing, permainan panjat pinang ini pernah dilarang pemerintah karena sering timbul korban jiwa.
Sewaktu Taiwan berada di bawah pendudukan Jepang, panjat pinang mulai dipraktikkan lagi di beberapa tempat di Taiwan berkaitan dengan perayaan festival hantu.
Panjat pinang masih dijadikan satu permainan tradisi di berbagai lokasi di Taiwan.
Tata cara permainan lebih kurang sama, dilakukan beregu, dengan banyak hadiah digantungkan di atas.
Namun, bedanya tinggi yang harus dipanjat bukan hanya setinggi pohon pinang, tetapi telah berevolusi menjadi satu bangunan dari pohon pinang dan kayu-kayu yang puncaknya bisa sampai 3-4 tingkat bangunan gedung.
Untuk meraih juara pertama, setiap regu harus memanjat sampai puncak untuk menurunkan gulungan merah yang dikaitkan di sana.
Pawai Parodi Artis
Perseteruan Gus Samsudin dan Pesulap Merah masih panas dan terus menjadi perbincangan publik hingga saat ini.
Namun, khusus perayaan kemerdekaan HUT ke-77 RI di Mesuji Lampung, baik Gus Samsudin maupun Pesulap Merah terlihat kompak.
Gus Samsudin dan Pesulap Merah bahkan terlihat akrab saat mengikuti Pawai Karnaval Simpang Pematang Mesuji, Rabu (17/08/2022).
Sayangnya, keakraban Gus Samsudin dan Pesulap Merah di Mesuji Lampung ini cuma bagian dari parodi warga saat pawai kemerdekaan di Alun-Alun Simpang Pematang Mesjui.
Alhasil, kedua warga yang mengenakan kostum Gus Samsudin dan Pesulap Merah ini pun menjadi pusat perhatian penonton.
Bahkan tidak sedikit warga yang meminta foto Gus Samsudin dan Pesulap Merah KW tersebut.
Kedua warga yang memparodikan Pesulap Merah dan Gus Samsudin di Kabupaten Mesuji itu berjalan berdampingan dengan atribut lengkapnya.
Pesulap Merah KW menggunakan atribut jas berwarna merah, rambut merah dengan celana jeans hitam dan sepatu hitamnya.
Pun demikian dengan Gus Samsudin KW yang menggunakan pakaian jubah hitam, rambut panjang yang diikat kain berwarna hitam dengan atribut sorban dan tasbih.
Kepala Desa Simpang Pematang Abu Shali saat dikonfirmasi tribunlampung.co.id mengatakan parodi Gus Samsudin dan Pesulap Merah diperankan oleh warganya.
Adalah Abdullah Tamami yang memerankan Gus Samsudin dan Pesulap Merah diperankan oleh Sujatmiko.
(Tribunlampung.co.id/Noval Andriansyah)