Berita Lampung

Cabai Merah Melimpah, Dominasi Penyebab Deflasi di Lampung hingga 0,41 Persen

Dimana cabai merah menjadi sub kelompok makanan yang mempunyai andil besar terjadinya Deflasi di Lampung.

Tribunlampung.co.id/Deni Saputra
Ilustrasi - Cabai merah dominasi penyebab deflasi di Lampung. 

Tribunlampung.co.id, Bandar LampungKomoditas cabai merah ikut dalam penyebab Deflasi di Lampung pada Agustus 2022.

Dimana cabai merah menjadi sub kelompok makanan yang mempunyai andil besar terjadinya Deflasi di Lampung.

Sedangkan dalam sub kelompok makanan itu, cabai merah di Lampung sebagai komoditas utama yang memberi peran besar atas terjadinya deflasi.

Provinsi Lampung mengalami deflasi sebesar 0,41 persen pada Agustus 2022. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Endang Retno Subiyandani menjelaskan, deflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,93 persen.

Baca juga: Kebakaran Rumah Warga di Jagabaya Bandar Lampung Terjadi Saat Ditinggal ke Rumah Sakit

Baca juga: Harga Cabai Merah Berangsur Turun di Tulangbawang Lampung, Kini Rp 72 Ribu per Kg

"Adapun subkelompok yang menjadi penyumbang deflasi tertinggi pada Agustus 2022 adalah sub kelompok makanan sebesar 0,93 persen," beber dia dalam rilis berita resmi statistik melalui YouTube BPS Lampung, Kamis (1/9/2022).

"Cabai merah menjadi salah satu komoditas utama yang memberi andil terbesar atas terjadinya deflasi yaitu berkontribusi sebesar minus 0,342 persen," kata Endang.

Mengenai empat komoditas utama lainnya yang turut memberikan dampak deflasi adalah bawang merah minus 0,247 persen.

Selanjutnya cabai rawat minus 0,197 persen, minyak goreng minus 0,191 persen dan tomat minus 0,022 persen.

"Untuk cabai merah, bawah merah, dan cabai rawit, kondisinya memang tengah memasuki masa panen. Kondisi pasokan di pasar juga mulai melimpah, sehingga terjadi penurunan harga," beber Endang lebih lanjut.

Minyak goreng juga mengalami deflasi karena kondisi pasokan dan harganya yang mulai normal di pasaran.

"Ini tidak terlepas dari upaya pemerintah yang mengutamakan ketersediaan CPO Di tingkat nasional sebelum diekspor," ujarnya.

Baca juga: DLH Bandar Lampung Perbaiki Sistem Retribusi Sampah, Bakal Gunakan Sistem Digital

Baca juga: Update Harga Bahan Pangan di Pasar Gedong Tataan Pesawaran, Cabai Merah Turun, Telur Naik

Untuk tomat, kondisinya juga sama dimana mulai memasuki masa panen sehingga ketersediaan pasokan di pasaran melimpah.

Di sisi lain, telur ayam ras justru memberikan andil inflasi sebesar 0,033 persen. Terlebih memang kondisi di pasaran harga telur ayam ras masih termasuk tinggi.

"Ini karena meningkatnya harga pakan ternak dan beberapa pengusaha UMKM di bidang ini tutup usahanya," terang Endang.

Sementara itu empat komoditas utama lainnya yang turut memberikan dampak inflasi adalah pendidikan sekolah dasar 0,065 persen.

Lalu akademi/ perguruan tinggi sebesar 0,093 persen, beras 0,128 persen, dan sekolah menengah atas 0,225 persen.

"Inflasi di pendidikan sekolah dasar, SMA dan perguruan tinggi/ akademi ini karena meningkatnya biaya pendidikan," ujarnya.

"Sejalan dengan mulainya tahun ajaran baru di bulan ini, Juli, Agustus, September," sambung dia.

Untuk beras mengalami inflasi karena telah berakhirnya panen raya di triwulan kedua sehingga pasokan berasnya mengalami penurunan.

Berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (Januari-Agustus 2022), Lampung masih mengalami inflasi sebesar 3,96 persen.

Lalu dilihat dari tahun ke tahun Lampung juga masih inflasi sebesar 5,70 persen (September 2021-Agustus 2021).

Dari sebelas kelompok pengeluaran, delapan kelompok pengeluaran mengalami inflasi, yaitu kelompok pendidikan yang inflasi 8,44 persen; kelompok kesehatan 0,71 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 0,38 persen

Selanjutnya kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,32 persen; kelompok transportasi 0,18 persen;kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,17 persen; kelompok perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga 0,16 persen; dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,12 persen. 

Sebaliknya, dua kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau 2,96 persen; dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,26 persen. 

Sedangkan satu kelompok lainnya yaitu kelompok pakaian dan alas kaki tidak mengalami perubahan indeks. 

"Dari dua kota pemantauan di Lampung pada Agustus 2022, Bandar Lampung mengalami deflasi 0,34 persen, sedangkan Kota Metro deflasi 0,94 persen," beber Endang.

(Tribunlampung.co.id/ Sulis Setia Markhamah)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved