Berita Lampung
PMII Meminta Forkompinda Bandar Lampung Tolak Kenaikan Harga BBM Subsidi
PMII Bandar Lampung gelar demontrasi kenaikan harga BBM subsidi karena mengorbankan masyarakat yang sangat bergantung pada BBM subsidi.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Sebanyak 400an mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bandar Lampung menggelar demontrasi menolak kenaikan harga BBM subsidi.
Dalam demontrasi itu PMII Bandar lampung juga meminta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) sejalan dengan para mahasiswa untuk menolak kenaikan harga BBM subsidi.
Hal tersebut disampaikan oleh M Julianto selaku Ketua Umum PC PMII Kota Bandar Lampung saat diwawancarai Tribun Lampung, Rabu (7/9/2022) tentang demontrasi menolak kenaikan harga BBM subsidi.
Dijelaskannya bahwa mahasiswa menilai pemerintah mengorbankan masyarakat.
"Jadi sangat tidak rasional dan menjadi catatan penting dalam sejarah Indonesia," kata Julianto.
Baca juga: Polres Tanggamus Beri 1 Borgol dan 2 Tongkat T ke Lapas Kota Agung untuk Keamanan
Baca juga: Seorang Pengedar Sabu di Menggala Lampung Digerebek di Warung jelang Transaksi
Pihaknya ingin bersidang dan harus ada kesepakatan atau memorandum of understanding (MOU).
Lalu ditandatangani oleh Forkompinda Bandar Lampung bahwasanya untuk menandakan juga menolak kenaikan harga BBM.
Ditegaskannya bahwa pemerintah yang mengatur harga, pemerintah yang mengatur subsidi.
Pemerintah juga yang menyerukan untuk subsidi.
Akan tetapi pemerintah yang mengklaim bahwa subsidi BBM yang salah sasaran.
"Dan ini ada yang aneh dan kami dari PMII menolak hal tersebut," kata Julianto
Saat ditanya apakah PMII akan ikut juga dalam aksi susulan bersama elemen lainnya seperti ojek online yang juga menolak harga BBM yang naik.
Baca juga: Hasil Tes Urine Warga Binaan Lapas Narkotika Kelas II A Bandar Lampung Negatif Narkoba
Baca juga: Bakso Den Zhoey Bandar Lampung Hadirkan Bakso Sangkek untuk Oleh-oleh
Maka PMII Bandar Lampung akan juga turun, dan menjadi garda terdepan dalam mengadvokasi berbagai keluhan masyarakat.
Apalagi ini perihal hajat hidup dan hak masyarakat banyak, mulai ojol, supir angkot, pedagang kaki lima.
Satu hal yang menjadi keluhannya mahasiswa yakni mahasiswa sudah datang dengan baik-baik.