Kesehatan

Waspada Karang Gigi Bisa Sebabkan Gigi Copot

Karang gigi merupakan lapisan seperti kotoran yang menempel pada gigi dan sulit dihilangkan meskipun dibersihkan atau disikat secara berulang.

Screenshot webinar
Drg Eagi Galuh Nurgenia dari Klinik Flora Bandar Lampung saat webinar. Waspada karang gigi bisa sebabkan gigi copot. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Keberadaan karang gigi tentunya cukup menganggu penampilan seseorang terlebih jika sampai menyebabkan gejala atau keluhan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Karang gigi merupakan lapisan seperti kotoran yang menempel pada gigi dan sulit dihilangkan meskipun dibersihkan atau disikat secara berulang.

Drg Eagi Galuh Nurgenia dari Klinik Flora Bandar Lampung menjelaskan, karang gigi sebenarnya adalah sisa makanan yang tercampur dengan bakteri, kemudian bertahan lama di mulut. 

"Karena ada mineral jadinya mengeras sehingga penampakannya giginya seperti kuning, atau kecokelatan," jelas dr Kenia dalam Bincang Kesehatan bersama Tribun TV Lampung, Kamis (22/9/2022).

Penyebab lainnya selain makanan juga ada faktor di luar itu.

Misal karena konsumsi obat-obatan tertentu yang menyebabkan mulut kering dan menyebabkan sisa makanan semakin lengket.

Ada juga pengaruh minuman manis, merokok, bahkan efek dari terapi kanker yang dari kepala dan leher juga turut mempengaruhi proses percepatan terbentuknya karang gigi.

"Kebiasaan mengunyah pun berpengaruh, misal hanya menggunakan gigi sisi kanan, yang kiri tidak digunakan untuk mengunyah, jadinya yang jarang dipakai mengunyah lebih cepat timbul karang giginya," beber dokter yang juga praktek di RS Belleza ini.

Cara mengunyah yang baik adalah dengan mempergunakan dua sisi.

Ketika satu sisi bermasalah misal berlubang maka harus diperbaiki terlebih dahulu sehingga dua sisi tetap bisa digunakan semua.

"Kalau ngunyah tidak bergantian juga berpengaruh ke bentuk rahang giginya," sambungnya.

Karang gigi bisa terjadi bahkan pada usia anak di atas dua tahun.

Keberadaan karang gigi ada di luar gusi dan juga di dalam gusi. Karang gigi ini jika dibiarkan bisa menyebabkan berbagai gangguan. 

Seperti gigi nampak kuning, gigi menjadi goyang, bahkan sampai mengalami radang gusi (gusi merah-merah dan gampang berdarah), hingga menyebabkan infeksi pada gusi maupun gigi.

"Kenapa gigi bisa goyang bahkan bengkak? karena dengan bertumpuknya karang gigi, dia bisa mengikis tulang penyangga gigi," ujar drg  Eagi.

Dengan terkikisnya tulang penyangga gigi, terusnya, menyebabkan lubang di sekitaran gigi yang terkadang tidak terlihat karena tertutup karang gigi dan bisa membuat gigi rapuh bahkan membuat gigi tiba-tiba lepas atau copot.

Bahkan lebih parahnya lagi, keberadaan karang gigi bisa  memperbesar resiko penyakit jantung dan stroke.

"Dari mulut kok bisa ke jantung, karena mulut adalah pintu dari tubuh kita," beber dia.

"Sisa makanan tertumpuk di mulut (karang gigi), bakteri semakin berkembang dan berkemungkinan masuk ke pembuluh darah yang menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah. Tentu secara otomatis bisa memicu stroke dan penyakit jantung," sambung dia.

Periksa Rutin

Pemeriksaan gigi harus dilakukan secara rutin untuk memastikan selalu dalam kondisi baik termasuk dari karang gigi.

"Minimal enam bulan sekali ke dokter gigi untuk melihat apakah karang gigi perlu dibersihkan atau tidak, termasuk melihat adakah permasalahan lainnya," ujar drg Eagi Galuh Nurgenia.

Jika memang dalam pemeriksaan enam bulan sekali kondisi gigi masih dalam keadaan baik, maka pemeriksaan lanjutan akan dilakukan di enam bulan berikutnya.

"Kalau pas diperiksa enam bulan sekali karang giginya belum perlu dibersihkan, biasanya satu tahun baru akan dibersihkan," jelas drg Eagi yang tergabung dalam Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) ini.

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi timbulnya karang gigi yakni menjaga kebersihan mulut.

Setiap selesai makan biasakan untuk berkumur untuk membuang sisa makanan, sikat gigi dua kali sehari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur, dan rutin memeriksakan gigi setiap enam bulan sekali.

"Juga pastikan makan makanan yang sehat dan seimbang, cukupi kebutuhan vitamin C dan makan makanan yang berserat," kata dia.

Hindari makanan yang manis, bersoda, bahkan juga jauhi rokok.

Terkait tips memilih sikat gigi yang bisa menjangkau sisa-sisa makanan, direkomendasikan memilih yang halus dan bulu sikat pada bagian ujungnya rata. 

Jangan memilih yang terlalu tebal atau keras bulu sikatnya karena hanya akan melukai gusi.

(Tribunlampung.co.id/ Sulis Setia Markhamah)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved