Tragedi Arema di Kanjuruhan
Raffi Ahmad Ikut Berduka Atas Tragedi Arema di Kanjuruhan, Doakan Korban dan Keluarganya
Sebagai pemilik sepak bola dan menyukai dunia olahraga, Raffi Ahmad ikut sedih dengan tragedi Arema di Kanjuruhan.
Tribunlampung.co.id, Malang - Raffi Ahmad ikut berduka terkait tragedi Arema di Kanjuruhan Malang yang menyebabkan ratusan nyawa melayang. Pemilik Rans Nusantara FC ini mengaku sedih.
Sebagai pemilik Rans Nusantara FC dan menyukai dunia olahraga, Raffi Ahmad ikut sedih dengan tragedi Arema di Kanjuruhan.
Raffi Ahmad mengunggah kesedihannya atas tragedi Arema di Kanjuruhan melalui akun Instagramnya, Minggu (2/10/22).
Dalam tulisannya, Raffi Ahmad meminta seluruh netizen untuk mendoakan para korban.
"Turut berduka atas kejadian di Kanjuruhan, Alfatihah untuk seluruh korban dan keluarga yang ditinggalkan. Innalillahi wa inna illahi rojiun," tulis Raffi Ahmad.
Baca juga: Lesti Kejora Belum Bisa Ngobrol, Kerongkongan Bergeser Dicekik Rizky Billar
Baca juga: Tragedi Berdarah Kanjuruhan Malang Terburuk sepanjang Sejarah Sepak Bola Indonesia
Unggahan Raffi Ahmad itu sontak tuai sorotan dari netizen. Banyak netizen yang ikut sedih atas tragedi di Kanjuruhan.
Jalannya pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya
Stadion Kanjuruhan menjadi tuan rumah laga pekan ke-11 Liga 1 2022-20233 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022).
Bertajuk derbi Jawa Timur, duel Arema FC vs Persebaya berlangsung ketat. Lima gol tercipta dalam laga ini.
Tim tamu Persebaya unggul dua gol lebih dulu melalui aksi Silvio Junior (8') dan Leo Lelis (32').
Baca juga: 127 Orang Meninggal Dunia dalam Kerusuhan Kanjuruhan Malang, 2 Anggota Polisi
Baca juga: Tragedi Arema di Kanjuruhan, Polisi Ungkap Alasan Tembakkan Gas Air Mata Usai Laga
Arema FC kemudian berhasil kedudukan lewat brace Abel Camara pada pengujung babak pertama (42', 45+1' -pen).
Namun, gol Sho Yamamoto pada menit ke-51, memastikan Arema bertekuk lutut di hadapan Persebaya dengan skor 2-3.
Hasil pertandingan derbi Jatim ini ternyata tidak bisa diterima pendukung Arema FC.
Mereka kecewa dan langsung berhamburan masuk ke lapangan dengan meloncati pagar, membuat situasi tak terkendali.
Jajaran pengamanan pun terlihat kewalahan menghalau kericuhan tersebut.
Situasi makin tak terkendali ketika pihak keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribune penonton.
Kericuhan di Stadion Kanjuruhan menimbulkan korban yang tidak sedikit. Ratusan nyawa melayang.
Menurut keterangan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, sebanyak 127 orang tewas, termasuk dua anggota Polri.
"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri," ungkap Nico dalam jumpa pers di Malang, Minggu (2/10/2022).
Polisi tembakkan gas air mata
Baca juga: 12 Rating Drakor Terbaru Hari Ini, Drama Korea Terbaru Little Women Turun
Baca juga: Karier Rizky Billar di Ujung Tanduk Imbas KDRT Lesti Kejora
Aksi polisi menembakkan gas air mata setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya jadi sorotan. Dalam tragedi Arema di Kanjuruhan, sebanyak 127 orang meninggal dunia.
Polisi juga menyebut, 180 korban dalam tragedi Arema di Kanjuruhan kini masih dalam perawatan medis akibat luka-luka.
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengungkapkan alasan polisi menembakkan gas air mata saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.
Irjen Pol Nico Afinta mengatakan polisi sebenarnya telah memberikan imbauan kepada suporter agar tidak turun ke lapangan usai laga berakhir.
"Sebelumnya didahului oleh imbauan terlebih dahulu kepada suporter. Jadi tolong dipahami rekan-rekan. Sudah dihalau oleh aparat kami untuk tidak usah turun ke lapangan," kata Irjen Pol Nico Afinta saat memberikan keterangan di Polres Malang, Minggu (2/10/2022) dini hari.
Nico Afinta menambahkan, imbauan petugas tidak diindahkan oleh kelompok suporter.
Hingga akhirnya suporter tumpah ruah ke dalam lapangan mengejar pemain Arema FC yang hendak berjalan menuju ruang ganti.
Menurut Nico Afinta, suporter begitu kecewa dengan penampilan Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
"Beberapa imbauan itu tidak dituruti kemudian dilakukan pemukulan terhadap petugas kepolisian. Upaya-upaya pencegahan dilakukan hingga akhirnya dilakukan pelepasan gas air mata. Karena sudah tragis dan sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil," jelas Irjen Pol Nico Afinta.
Irjen Pol Nico Afinta menyesalkan peristiwa maut ini terjadi dalam sepak bola Indonesia.
"Selama ini komunikasi dengan suporter Arema juga baik. Kami juga sedang mendalami kenapa suporter yang tidak puas ini begitu beringasnya," terangnya.
Dia berharap tragedi Arema vs Persebaya tidak lagi terjadi.
"Jadi mari kami selesaikan terlebih dahulu. Kita koordinasi untuk segera dapat menyelesaikan masalah ini," tutupnya.
Insiden kerusuhan bermula saat Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya 2-3.
Seusai pertandingan, ribuan Aremania mendesak masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan Malang.
Melihat ribuan suporter masuk ke lapangan, pihak keamanan dari Polri dan TNI langsung melakukan pengamanan.
Kejadian berlanjut dengan aksi lempar-lemparan antara suporter dengan petugas keamanan. Lantaran kalah jumlah personel dan suporter tak dapat dikendalikan, petugas keamanan akhirnya mengeluarkan gas air mata.
Ada juga gas air mata yang mengarah ke tribun sehingga membuat suporter berusaha menyelamatkan diri.
Lantaran berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri, banyak suporter, baik pria maupun wanita yang jatuh dan terinjak.
Banyak juga yang mengalami sesak napas hingga akhirnya jatuh dan tak sadarkan diri.
Akibat kerusuhan tersebut, tercatat sebanyak 127 orang tewas.
Para korban tewas terdiri dari suporter Arema FC dan anggota polisi.
"Telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri," tegas Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta kepada wartawan, Minggu (2/10/2022) di Polres Malang.
Menurut Nico, dari 127 korban tewas, yang meninggal di dalam stadion ada 34 orang.
Sementara korban yang lain meninggal di rumah sakit pada saat mendapat proses pertolongan dari petugas.
(Tribunlampung.co.id)