Berita Lampung
Kisah Turiman, Tukang Sol Sepatu di Mesuji Lampung Kerap Tahan Lapar saat Hasil Pas-pasan
Kisah Turiman, tukang sol sepatu di Mesuji yang bertahan di tengah himpitan ekonomi dengan berkeliling pasar dan perumahan.
Penulis: M Rangga Yusuf | Editor: Tri Yulianto
Maka Turiman mengaku harus menahan lapar karena kondisi pemasukannya yang sedikit, jika harus memaksakan makan di warung.
"Kalau cuman dapat Rp 50 ribu, terus saya memaksakan untuk beli makanan di warung ya tidak sebanding mas. Mending saya tahan untuk tidak makan sampai rumah," paparnya.
Kondisi itu pula yang dirasakan Turiman yang mengakibatkan harus merasakan sakit lambung akibat sering telat makan.
Baca juga: BPBD Mesuji Siapkan Call Center Pengaduan Bencana Alam, Siaga 24 Jam
Baca juga: BPBD Mesuji Petakan Puluhan Desa di Mesuji Masuk Daerah Rawan Banjir
"Jadi karena telat makan saya ini kena penyakit lambung atau asam lambung. Kalau ngopi juga enggak," ungkapnya.
Namun, Turiman pun tetap merasa bersyukur karena telah mendapatkan fasilitas BPJS Kesehatan yang dibayarkan oleh pemerintah.
Sehingga, beberapa kali saat ia merasakan penyakit lambung itu tidak harus mengeluarkan biaya kesehatan untuk berobat.
"Alhamdulillah saya ini memang dapat BPJS Kesehatan yang dibayarkan pemerintah, jadi benar-benar sangat terbantu saat penyakit kumat," ucapnya.
Selain itu, ia juga sudah terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau masyarakat miskin yang berhak mendapat bantuan dari masyarakat.
Bahkan untuk tempat tinggalnya pun juga sudah mendapatkan program Bantuan Pembangunan Rumah Layak Huni (Baperahu) dari pemerintah.
"Bersyukur memang pemerintah melihat saya, dan bantuan itu sudah bayak saya terima. Bahkan belum lama ini saya juga mendapatkan bantuan Dana Desa (DD)," terangnya.
Lebih lanjut, Turiman sendiri setiap hari melakoni pekerjaan sebagai tukang sol dengan berkeliling pasar.
Saat sudah menjual jasa sol sepatu di pasar dan dirasa hasilnya belum memuaskan ia menawarkan jasanya dengan mengelilingi rumah-rumah warga.
"Jadi keliling pasar itukan pas hari pasaran, nah kaya ini di Pasar Gedung Ram itu selesainya jam 11.00 WIB. Terus ya keliling rumah kalau hasilnya belum banyak,"
"Bahkan saya juga ini sering diminta tetangga dekat rumah untuk membantu memperbaiki sepatu dan itupun tidak saya pasang tarif jadi seikhlas yang penting dapat pemasukan," sambungnya.
(Tribunlampung.co.id /M Rangga Yusuf)