Berita Terkini Nasional

Festival Pasar Harmoni Panggungkan Kuliner dan Kriya Lokal di Borobudur Marathon 2022

Festival Pasar Harmoni di Candi Pawon untuk menyambut pelari dari berbagai kota di Indonesia dalam Borobudur Marathon 2022.

Editor: Tri Yulianto
Kompas.com
Suasana Festival Pasar Harmoni untuk UMKM di Candi Pawon dalam menyambut pelari dari berbagai kota di Indonesia dalam Borobudur Marathon 2022. 

Tribunlampung.co.id, Magelang - Festival Pasar Harmoni digelar di Candi Pawon merupakan bagian dari rangkaian acara Borobudur Marathon 2022, pada 5 November 2022.

Ada 22 UMKM dalam kelompok Pawone, terdiri 13 UMKM kuliner dan 9 UMKM berpartisipasi dalam Festival Pasar Harmoni 2022.

Festival Pasar Harmoni di Candi Pawon sebagai tempat untuk malam apresiasi bagi para pelaku UMKM kelompok Pawone untuk sambut pelari dari berbagai kota di Indonesia dalam Borobudur Marathon 2022.

Borobudur Marathon telah menjadi ajang ikonik di Jawa Tengah dan salah satu penyelenggaraan maraton paling bergengsi di Tanah Air.

Lalu Bank Jateng juga turut mendukung bertumbuhnya UMKM dengan pendampingan usaha, edukasi tentang keuangan, dan bantuan permodalan.

Tahun ini, puncak perlombaan lari Borobudur Marathon akan dilaksanakan pada 12–13 November 2022 dengan kategori Elite Race dan Bank Jateng Young Talent pada 12 November serta Bank Jateng Tilik Candi pada 13 November.

Baca juga: Tersangka Korupsi Bumades Kecamatan Abung Tengah Lampung Utara Meninggal Dunia

Baca juga: Empat Korban Kecelakaan 2 Kereta Api Babaranjang Tabrakan di Lampung Tengah Dirawat di RSUS

Serangkaian dengan itu, akan dihelat pula Race Expo di Grand Artos Hotel & Convention, Magelang pada 11–12 November 2022. 

Pasar Harmoni menyapa pengunjung dan peserta Borobudur Marathon di Race Expo yang dilaksanakan di Grand Artos Hotel & Convention Magelang serta Bank Jateng Tilik Candi di Taman Lumbini, Borobudur.

Borobudur Marathon sejak mula dirancang dengan semangat membangkitkan wisata olahraga atau sport tourism di kawasan Magelang dan yang lebih luas, Jawa Tengah dan sekitarnya.

Dikatakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada peluncuran Borobudur Marathon tahun ini, ajang ini menjadi pemacu kebangkitan ekonomi, wisata, sekaligus ruang kaderisasi atlet jarak jauh, baik tingkat lokal maupun nasional. 

Terkait wisata olahraga tersebut, dari sisi daya tarik wisata sendiri, kawasan ini sudah amat unggul dengan adanya Candi Borobudur, candi Buddha terbesar di dunia.

Untuk menyokong potensi ini, hal-hal yang mendukung aktivitas berwisata juga perlu ditingkatkan.

Ini bisa dilakukan antara lain dengan menggandeng dan mengakselerasi pelaku-pelaku UMKM di sekitar Candi Borobudur.

Peran UMKM di Magelang amat penting, terlebih dalam konteks pariwisata.

Produk dan jasa yang ditawarkan pelaku UMKM akan menjadi etalase budaya dan memperdalam pengalaman berwisata.

Dikatakan Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno, kegiatan usaha dari masyarakat ini juga cukup signifikan dalam menambah pendapatan daerah.

“Bisnis UMKM di Magelang menjadi pendorong ekonomi daerah, membuka lapangan pekerjaan baru, serta menjadi inspirasi bagi UMKM lain di Jawa Tengah,” ujar Supriyatno.

Dilatari hal tersebut, harian Kompas sebagai penyelenggara Borobudur Marathon mencetuskan inisiatif Pawone pada 2019.

Pawone merupakan kelompok UMKM lokal di bidang kuliner dan kriya yang terkurasi dan diberi pendampingan.

Mereka akan menampilkan produk-produk mereka di Borobudur Marathon, yang menjadi etalase kecil akan kekayaan budaya lokal. 

“Kompas menggagas Pawone untuk menggali potensi lokal, memberdayakan warga, dan meningkatkan keterlibatan aktif mereka dalam kegiatan ekonomi dan pariwisata. Di samping tentu saja memeriahkan Borobudur Marathon, kami berharap hal ini memberi dampak lebih panjang bagi pelaku UMKM, seperti meningkatnya kualitas produk, berkembangnya keterampilan pengelolaan keuangan, bertambahnya jejaring, dan lebih luasnya pemasaran,” Vice General Manager Event Kompas Budhi Sarwiadi menjelaskan.

Hal tersebut juga selaras dengan tagline “Stronger to Victory” yang diusung Borobudur Marathon tahun ini.

Setelah berjuang menghadapi tantangan, terutama karena pandemi dua tahun belakangan, kali ini peserta Borobudur Marathon maupun masyarakat Jawa Tengah diajak bersama-sama membawa energi positif untuk menyongsong kemenangan dalam arti luas.

Eksplorasi budaya lokal

Tahun ini, sebanyak 13 pelaku usaha di bidang kuliner dan 9 pelaku usaha di bidang kriya terlibat dalam Pasar Harmoni, gelaran bazar dari kelompok Pawone.

Selain pada Festival Pasar Harmoni yang dilangsungkan 5 November, mereka akan hadir pula pada Race Expo di Grand Artos Hotel & Convention pada 11–12 November serta di Taman Lumbini pada 13 November bersamaan dengan gelaran ajang lari half-marathon Bank Jateng Tilik Candi.

Baca juga: Pertamina Sumbagsel Dukung Langkah Tegas Polresta Palembang Ungkap Penyalahgunaan Solar Bersubsidi

Baca juga: Sunrise Point Limau Kunci, Tempat Wisata di Lampung dengan Pesona bak Negeri di Atas Awan

Beragam kreasi kuliner dan kriya wujud eksplorasi budaya oleh warga lokal akan membuat Borobudur Marathon lebih semarak.

Kuliner yang bisa dinikmati antara lain siomay beong (ikan endemis Magelang), seblak lethek yang menggunakan mi lethek, dawet ireng ketan hijau, soto bebek, nasi telang, jamu, dan minuman herbal.

Sementara itu, kriya yang akan dipamerkan antara lain kain ecoprint, batik, wayang, dan kerajinan kayu.

Produk-produk karya UMKM lokal itu telah dikurasi dan melalui proses pendampingan oleh para mentor.

Di bidang kuliner, mentor yang terlibat adalah Chef Yulianto Rossy dan Chef Iqbal Batubara dari Plataran Borobudur Hotel & Resort serta Chef Kabul Matrifai dari Villa Borobudur Resort.

Sementara itu, mentor di bidang kriya adalah pemilik Kaloka Pottery Fransisca Puspitasari, pemilik Mr. Pack Packaging Rio Setia Monata, dan pemilik Thirteen Craft Kornelius Mangundarsono.

Chef Yulianto Rossy mengatakan, saat ini potensi kuliner di Magelang cukup menggembirakan karena banyak UMKM yang memanfaatkan bahan lokal dari Magelang.

Ia juga mengaku sangat antusias menjadi salah satu mentor Pawone.

“Di bidang kuliner, pendampingan mencakup yang pertama rasa makanan itu sendiri. Kedua, hygiene atau kebersihan. Ketiga, komposisi. Kami mengevaluasi keseimbangan komposisi pada makanan yang disajikan. Yang terakhir, pengemasan atau packaging-nya. Kami berusaha mendorong mereka untuk mengurangi limbah plastik. Makanan bisa dikemas atau dihidangkan dengan misalnya boks karton, daun pisang atau jati, besek, atau wadah dari bambu,” tutur Rossy.

Para pelaku UMKM merasakan manfaat langsung dari pendampingan ini.

Anggelika Dhea Kusumawati, pelaku usaha Seblak Lethek Mbah Jago, misalnya, mendapat masukan berarti dari pendampingan ini.

Mulanya, jenis mi yang ia gunakan untuk olahan seblaknya adalah mi kuning pada umumnya.

Pada saat pendampingan, ia menggali kekhasan Magelang dan mengganti mi kuningnya dengan mi lethek, mi dari bahan baku tepung aren.

Retno, pelaku usaha Amung Godhong Ecoprint, juga mengatakan bergabung dengan Pawone menjadi pengalaman berharga.

“Saya bisa menambah jejaring, berkesempatan menampilkan produk di event Friendship Run dengan penjualan yang juga bagus, serta mendapatkan pendampingan tentang produk dan pengemasan,” cerita pembuat kerajinan kain ramah lingkungan ini.

Bank Jateng sebagai sponsor utama penyelenggaraan Borobudur Marathon ikut mendorong pula perkembangan UMKM di Jawa Tengah.

Bank Jateng melakukan sejumlah upaya, antara lain edukasi literasi keuangan dalam konteks pengelolaan usaha dan memberikan pinjaman modal bagi UMKM untuk menumbuhkan usahanya.

“Selain itu, Bank Jateng memberikan pendampingan untuk pengembangan kapasitas usaha dan memfasilitasi layanan keuangan digital dengan hadirnya QRIS,” tambah Supriyatno.

Pada ajang Pasar Harmoni di seluruh rangkaian Borobudur Marathon, Bank Jateng juga memastikan kemudahan pembayaran dengan menawarkan penerimaan pembayaran QRIS menggunakan aplikasi berbasis Android untuk pedagang.

Di samping itu, ada pula aplikasi Bima Mobile dengan fitur pembayaran terintegrasi QRIS untuk pembeli.

Borobudur Marathon Powered by Bank Jateng adalah ajang untuk merayakan kegembiraan berolahraga sekaligus kekayaan budaya lokal. Jadilah bagian dari pesta tahunan ini, rasakan keseruan untuk #MenjadiLebihGayeng.

Tentang Harian Kompas 

Harian Kompas adalah surat kabar Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Kompas diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara, bagian dari kelompok usaha Kompas Gramedia, yang didirikan oleh P. K. Ojong dan Jakob Oetama pada 28 Juni 1965.

Harian Kompas juga mempunyai kanal digital Kompas.id. Mengusung semboyan “Amanat Hati Nurani Rakyat”, Kompas dikenal sebagai sumber informasi tepercaya, akurat, dan mendalam. 

Tentang Bank Jateng

Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah pertama kali didirikan di Semarang berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Pemerintah Umum & Otonomi Daerah No. DU 57/1/35 tanggal 13 Maret 1963 dan izin usaha dari Menteri Urusan Bank Sentral No. 4/Kep/MUBS/63 tanggal 14 Maret 1963 sebagai landasan operasional Jawa Tengah. Operasional pertama dimulai pada tanggal 6 April 1963 dengan menempati Gedung Bapindo, Jl. Pahlawan No. 3 Semarang sebagai Kantor Pusat.

Tujuan pendirian bank adalah untuk mengelola keuangan daerah yaitu sebagai pemegang Kas Daerah dan membantu meningkatkan ekonomi daerah dengan memberikan kredit kepada pengusaha kecil.

Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah merupakan bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama-sama dengan pemerintah kota/kabupaten se-Jawa Tengah. 

Bank yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota se-Jawa Tengah ini sempat mengalami beberapa kali perubahan bentuk badan usaha.

Pada tahun 1969 melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 3 Tahun 1969, ditetapkan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Kemudian, melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 1 Tahun 1993, status badan usaha Bank berubah menjadi Perusahaan Daerah (Perusda).

Sampai akhirnya pada 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 6 tahun 1998 dan akta pendirian No. 1 tanggal 1 Mei 1999 dan disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2.8223.HT.01.01 tahun 1999 tanggal 15 Mei 1999, bank ini kemudian berubah menjadi Perseroan Terbatas.

Pada 7 Mei 1999, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah mengikuti Program Rekapitalisasi Perbankan.

Pada 7 Mei 2005, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah menyelesaikan program rekapitalisasi, disertai pembelian kembali kepemilikan saham yang dimiliki pemerintah pusat oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dan kabupaten/kota se-Jawa Tengah.

Seiring perkembangan perusahaan dan untuk lebih menampilkan citra positif perusahaan terutama setelah lepas dari program rekapitalisasi, manajemen mengubah logo dan call name perusahaan yang merepresentasikan wajah baru Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.

Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 68 tanggal 7 Mei 2005 Notaris Prof. Dr. Liliana Tedjosaputro dan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. C.17331 HT.01.04.TH.2005 tanggal 22 Juni 2005, nama sebutan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah berubah dari sebelumnya Bank BPD Jateng menjadi Bank Jateng.

(Tribunlampung.co.id)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved