Berita Lampung
Mengintip Proses Pembuatan Sumbuk oleh Pengrajin Lampung Barat
Kerajinan sumbuk di Lampung Barat merupakan kerajinan yang sudah tidak asing lagi bagi beberapa masyarakat di sana.
Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: muhammadazhim

Tribunlampung.co.id, Lampung Barat - Kerajinan sumbuk di Lampung Barat merupakan kerajinan yang sudah tidak asing lagi bagi beberapa masyarakat di sana.
Kerajinan sumbuk atau yang sering disebut bakul ini sudah mulai menjamur di kalangan masyarakat Lampung Barat.
Arifin, salah satu masyarakat yang tinggal di Pekon Kerang, Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat merupakan salah satu pengrajin sumbuk ini.
Arifin bersama istrinya diketahui sudah menekuni kerajinan sumbuk selama lebih dari 24 tahun lamanya.
Saat dikunjungi tim Tribunlampung.co.id, Arifin mengaku, ketertarikannya untuk mencoba usaha sumbuk ini karena dulu Ia sering melihat orang tua menganyam sumbuk.
Hingga akhirnya, Arifin langsung tertarik untuk mencoba belajar menganyam kerajinan yang berbahan dasar dari plastik tersebut.
Arifin mengaku, selain melihat cara orang menganyam, dirinya juga menyempatkan untuk membaca buku tentang dunia menganyam khususnya anyaman berbahan plastik tersebut.
“Dulu sering ngeliat orang-orang tua zaman dahulu nganyam sumbuk, langsung tertarik mau nyoba juga,” kata Arifin, Sabtu (19/11/2022).
“Saya juga banyak belajar dari membaca buku tentang menganyam. Setelah itu saya memberanikan diri belajar sendiri, bisa dibilang otodidak lah saya bisanya,” sambungnya.
Arifin mengungkapkan, untuk menganyam sumbuk tersebut bisa dibilang gampang-gampang susah.
Harus mempunyai keahlian khusus dan ketelitian yang baik untuk membuat sumbuk yang berkualitas.
“Ini sebenernya kalau ditanya susah apa enggak si ya gampang-gampang susah,” ungkap Arifin.
“Melihatnya aja gampang, tapi kalau belum terbiasa dan tidak memiliki keahlian khusus ya susah buat bikin sumbuk yang bagus,” terusnya.
Jari jemari Arifin pun terlihat cepat dan lihai saat menganyam sumbuk.
Pengalaman dan jam terbang yang dimilikinya di dunia sumbuk memang sudah diakui dengan ketelatenan dan produk yang dihasilkannya.
Ditanya perihal kendala yang dihadapinya saat ini, Arifin mengaku dirinya sudah tidak bisa seproduktif dahulu.
Karena saat ini Arifin sudah berumur 70 tahun.
Namun hal tersebut tidak menghalanginya untuk terus menekuni usaha dan hobinya yang telah dijalani selama lebih dari 24 tahun tersebut.
Arifin berharap, usaha yang telah menghidupi keluarganya tersebut bisa terus lestari di Lampung Barat.
Ia juga mengatakan, dirinya selalu ingin melakukan kegiatan menganyam sumbuk tersebut untuk memberikan ilmu kepada generasi-generasi muda dalam hal menganyam.
“Semoga kerajinan-kerajinan tradisional seperti ini bisa terus lestari tidak tergerus oleh zaman, bukan hanya sumbuk, namun kerajinan yang lain juga,” harap Arifin.
“Kalau bisa saya ingin menganyam terus buat ngisi kegiatan dan mau ngajarin terus anak-anak muda tentang dunia menganyam,” pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra)