Berita Lampung
Mimpi Dililit Ular, Ibu di Bandar Lampung Temukan Anaknya Meninggal di Parit
"Sebelum anak saya RS meninggal dunia, saya itu kemarin malam bermimpi dililit (ular) warnanya hitam," kata Yuli Lestari, Sabtu (19/11/2022).
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Yuli Lestari (36), seorang ibu di Bandar Lampung, bermimpi dililit ular hitam sebelum anaknya RS (6) ditemukan meninggal dunia.
Sesaat sebelum ditemukan meninggal, RS main hujan-hujanan bersama rekan-rekannya di Sukadanaham, Bandar Lampung.
Diketahui, RS ditemukan meninggal setelah tergelincir masuk parit dekat rumahnya di Kelurahan Sukadanaham, Kecamatan Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung.
Yuni Lestari, ibu RS saat ditemui di rumahnya di Bandar Lampung mengakui, dirinya punya firasat sebelum anaknya mendapat musibah hingga meninggal dunia.
"Sebelum anak saya RS meninggal dunia, saya itu kemarin malam bermimpi dililit (ular) warnanya hitam," kata Yuli Lestari, Sabtu (19/11/2022).
"Saya kaget mimpi dililit ular ditubuh saya melingkar," imbuh Yuli.
Baca juga: Nathalie Holscher dan Faris Menikah Tahun Depan, Sule Titip Adzam
Baca juga: Juragan 99 Beri Hadiah Mobil Mewah kepada Faisal Karena Lakukan Hal Ini
Dia menambahkan, bahwa mimpi tersebut ternyata firasat baginya. Keesokan harinya, anak Yuli meninggal dunia.
"Saya kaget kok habis ketemu dan dililit ular hitam di dalam mimpi," kata Yuli.
Dia mengaku sangat kehilangan putranya tersebut.
Menurut Yuli, sebelum RS mengalami musibah nahas tersebut banyak menjalankan aktivitas.
Mulai dari minta makan nasi dicampur lauk ikan teri dengan sayur tangkil.
Kemudian minta uang Rp 2 ribu untuk beli jajan, yang akhirnya dia kasih.
Selanjutnya, korban minta dibuatkan minuman susu dua gelas dan harus disediakan wafer.
"Banyak kenangan tidak pernah dilupakan, sebelum kejadian anak saya ini pergi jalan-jalan bersama teman Taman Kanak-kanak (TK) berenang di Slanik Jati Agung," kata Yuli.
Yuli mengaku sempat menjemput anaknya pakai payung sebelum kejadian.
"Saya sudah peringatkan jangan main hujan di dekat parit nanti bisa terbawa arusnya," ujar Yuli.
Yuli mengatakan, anaknya sebelum kejadian bermain pancing-pancingan.
Anaknya sempat mengejar mainannya hingga akhirnya terpeleset meninggal dunia dengan jasad menyangkut di gorong-gorong.
Baca juga: Denise Chariesta Tantang Sosok RD Tampil ke Publik Klarifikasi
Baca juga: Dewi Perssik sudah Hilang Kesabaran, Gegara Haters 2 Pekerjaan Hilang
Dia pun tidak menyangka dengan nasib anaknya tersebut.
Tergelincir Masuk Drainase
Seorang bocah usia enam tahun di Kelurahan Sukadanaham, Kecamatan Telukbetung Barat Bandar Lampung meninggal setelah terpeleset saat mengejar mainan.
Dimana mainan bocah yang meninggal di Bandar Lampung ini terjatuh ke drainase saat hujan deras mengguyur wilayah Telukbetung Barat.
Ketika itu sang bocah di Bandar Lampung tersebut sedang main hujan-hujan bersama rekan sepermainan. Nahas bocah berinisial RS ini meninggal dunia.
RS meninggal setelah terpeleset dan terjatuh ke dalam drainase, Jumat (18/11/2022) sekira pukul 14.00 WIB.
Bhabinkamtibmas Kelurahan Sukadanaham Bripka Furi Mintoko mengungkapkan, bahwa drainase tempat bocah tersebut jatuh dalamnya sekitar 2 meter.
"Korban ini meninggal dunia setelah terpeleset hingga masuk ke drainase dengan kedalaman dua meter," ujar Bripka Furi Mintoko mewakili pimpinannya, kepada Tribun Lampung, Jumat (18/11/2022).
Ditambahkan Furi, korban ini bermain dengan lima temannya di pinggir drainase saat hujan lebat. Sementara arus air di drainase tersebut cukup deras.
"Jadi air hujan masuk ke aliran drainase itu sangatlah deras, dan mainan korban ini jatuh ke drainase tersebut," kata Bripka Furi.
Korban yang mengetahui mainannya jatuh ke drainase berusaha untuk mengejar mainannya yang terbawa arus drainase.
Upaya mengejar mainan untuk mendapatkannya kembali berakhir petaka.
"Pada saat itu diduga korban ini terpeleset ke dalam siring, jarak dua meter terdapat gorong gorong jembatan," kata Bripka Furi.
Setelah terpeleset, lanjut Furi, korban terbawa arus aliran drainase sehingga masuk ke dalam lubang gorong-gorong.
Dia menambahkan, lima orang temannya saat kejadian melihat korban dan langsung panik dan teriak-teriak.
Setelah itu datang warga lainnya, Endang Saputra, berusaha menyelamatkan korban.
"Pak Endang Saputra, tidak dapat menggapai tangan korban," kata Bripka Furi.
"Pada saat kejadian itu, Pak Endang menceritakan kepada saya, dia juga meminta bantuan dari warga lainnya," kata Bripka Furi.
Korban RS masuk ke dalam lobang parit atau drainase hingga masuk ke gorong-gorong.
Tidak lama kemudian, RS sudah ditemukan dalam keadaan lemas.
"Kemudian korban juga sempat dibawa ke rumah sakit, tapi di tengah perjalanan korban tidak bernafas," kata Bripka Furi Mintoko.
Furi menuturkan saat sampai di Puskesmas Gedong Air korban dinyatakan sudah meninggal dunia.
Bhabinkamtibmas telah melaksanakan tugas dengan menindaklanjuti kejadian tersebut.
Pertama, dengan mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
"Saya juga sudah mencari saksi- saksi dan mendatangi kerumah korban," kata Bripka Furi.
(Tribunlampung.co.id)