Berita Lampung

Eksportir Kopi: Produktifitas Kopi Robusta Lampung Masih Rendah di Bawah Vietnam

Potensi produksi kopi robusta asli Lampung masih perlu untuk ditingkatkan, hal itu agar industri kopi di Lampung dapat lebih optimal.

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Vincensius Soma Ferrer
Pemberian penghargaan kepada petani kopi robusta Lampung. Eksportir Kopi: produktifitas kopi robusta Lampung masih rendah di bawah Vietnam. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Potensi produksi kopi robusta asli Lampung masih perlu untuk ditingkatkan.

Hal itu agar industri kopi di Lampung dapat lebih optimal.

Pemerhati kopi, yang sekaligus eksportir kopi, Moelyono Soesilo menyebut tingkat produktivitas kopi Lampung masih dinilai kalah saing dari kopi Vietnam.

Hal itu menyebabkan daya minat penikmat kopi robusta asli Lampung rendah.

Padahal, dinilai secara kualitas, kopi robusta Lampung disebut olehnya dapat bersaing dengan kopi luar negeri.

"Kopi robusta di Lampung sebenarnya sudah baik," kata dia pada kegiatan apresiasi petani kopi robusta (APKR) Lampung di Bandar Lampung, Sabtu (26/11/2022).

Baca juga: Car Free Day di Lampung Barat Digelar Minggu Besok, Ada Senam Bersama hingga Bazar UMKM

Baca juga: IDI Lampung Ajak IDI Metro Tolak Omnibuslaw yang Dinilai Akan Turunkan Kinerja Nakes

"Produktifitas kopi robusta Lampung masih jauh lebih rendah di bawah negara Vietnam," ujarnya.

Ia menyebut jika dibanding Vietnam, tingkat produktivitas petani kopi di Lampung hanya sekitar 50 persen saja.

"Kalau di Vietnam itu, satu hektare panennya bisa 3-4 ton," kata dia.

"Sementara di Lampung, masih ada di angka satu ton lebih, petani di Lampung masih sangat sulit mencapai dua ton panen kopi per satu hektare," lanjut dia.

Rendahnya produktivitas petani kopi di Lampung saat ini, menurut dia adalah karena minimnya support yang diterima oleh petani kopi di tingkat hulu.

"Salah satu faktor adalah minimnya produktifitas petani kopi robusta Lampung masih jauh lebih rendah dibawah negara Vietnam," kata dia.

Selain itu, tingkat ekonomi petani kopi di Lampung yang masih ada di tingkat menengah ke bawah, juga bisa menjadi sebab rendahnya produktivitas hasil kopi.

"Tapi kan kadang-kadang kebutuhan petani menyesuaikan jualnya," ujar dia.

"Kadangan merah atau hijau sudah mereka panen, misal untuk kebutuhan lebaran ataupun tahun ajaran baru sekolah," jelas dia.

Selain itu, cuaca ekstrem juga menjadi faktor penurunan kualitas biji kopi

Namun, ia juga menilai masih sangat mungkin kopi robusta asli Lampung untuk lebih baik dari yang sekarang.

Kemungkinan itu disebutkannya bila ada dorongan pembenahan produksi kopi di tingkat hulu, atau tingkat petani.

Hal itu seperti yang pihaknya lakukan saat ini pada kegiatan apresiasi petani kopi robusta (APKR) Lampung.

Mulyono Susilo mengatakan kegiatan APKR merupakan bentuk penghargaan atas inovasi dan semangat para petani yang sudah memiliki semangat dalam hal peningkatan produktivitas.

"Ada empat kategori apresiasi, yakni apresiasi uji citarasa, apresiasi kebun kopi robusta terbaik, inovator kopi robusta, dan pelopor produktifitas kopi robusta," jelas dia.

Kegiatan pemberian apresiasi tersebut, dijelaskannya adalah hasil inisiasi dari PT Sulotco Jaya Abadi dan PT Asia Makmur.

Penghargaan sejenis telah pihaknya hadirkan secara rutin sejak 2019.

Sementara, Plt Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung Yuliastuti mengatakan kegiatan APKR yang dihadirkan penggiat industri kopi lokal tersebut pun diapresiasi pemerintah.

Dalam hal kebijakan dan program pemerintah, kegiatan tersebut bejalan beriringan dengan program Kartu Petani Berjaya, hasil diinisiasi Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi.

"Untuk itu, pemrov memberikan apresiasi kepada para eksportir kopi yang telah memberikan apresiasi kepada petani kopi Lampung," ucap dia.

"Juga kami di Dinas Perkebunan memiliki tujuan untuk bagaimana meningkatkan produktifitas kopi Lampung yang saat ini belum stabil di angka 2 ton," ujarnya. 

Yuliastuti mengatakan kedepannya Pemprov Lampung juga akan memberikan apresiasi kepada para petani yang dianggap mampu memberikan kontribusi nyata bagi pertanian Lampung

"Tentunya tidak hanya petani kopi robusta, tapi juga petani lainnya yang memiliki hasil pertanian baik sehingga mampu mengharumkan nama Lampung hingga mendunia, seperti Lada, Sawit, dan lainnya," kata dia.

(Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved