Berita Lampung
Polisi Lakukan Penyelidikan Kasus Peluru Nyasar Mengenai Bayi di Bandar Lampung
Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Dennis Arya Putra mengatakan, polisi tengah melakukan penyelidikan terhadap peluru nyasar mengenai bayi.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Polresta Bandar Lampung terus melakukan penyelidikan terkait kasus peluru nyasaryang mengenai bayi IKR berumur 1,9 tahun warga Jalan Teluk Ratai, Kecamatan Telukbetung Timur, pada Minggu (4/12/2022) pukul 02.00 WIB.
Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Dennis Arya Putra mengatakan, polisi tengah melakukan penyelidikan terhadap peluru nyasar mengenai bayi tersebut.
"Kami saat ini tengah melakukan penyelidikan terhadap peluru yang nyasar," kata Kompol Dennis.
Dennis mengatakan, saksi telah diperiksa dalam kejadian tersebut.
"Kami juga saat ini sedang menunggu uji balistik dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri," kata Kompol Dennis.
Ia mengatakan, pemeriksaan uji balistik tersebut bisa cepat atau lambat.
Baca juga: Detik-detik Bayi Tertembak Peluru Nyasar di Bandar Lampung: Anak Saya Langsung Menjerit
Baca juga: Bayi di Bandar Lampung Terkena Peluru Nyasar saat Tidur, Polisi Beri Penjelasan
Sebelumnya, Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Ino Harianto mengatakan, polisi telah melakukan oleh TKP di rumah korban.
"Informasinya benar telah terjadi peluru nyasar dan mengenai pergelangan kaki kanan balita berusia 1,9 tahun," kata Kombes Pol Ino Harianto.
Ia mengatakan, polisi langsung melakukan pengecekan ke TKP dan lihat secara utuh di tempat tersebut.
"Kami lihat korban juga di RS, kami melakukan komunikasi dengan pihak keluarga," kata Kombes Pol Ino Harianto.
Polisi melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit terkait proyektil diangkat dan melihat serta diamankan.
"Akan kami lakukan uji balistik, dan saat ini masih dalam penyelidikan oleh pihak Polresta Bandar Lampung dan perkembangannya akan kami sampaikan," kata Kombes Pol Ino Harianto.
Kombes Pol Ino mengatakan, saksi-saksi juga telah diperiksa semua dan barang bukti di TKP dengan kejadian ini telah diamankan.
Ada beberapa saksi telah dimintai keterangannya.
Sementara itu, Ketua LPW Rizani mengatakan, pihaknya mendorong polisi segera mengungkap siapa pelaku pemilik peluru nyasar tersebut.
"Segera diungkap dong siapa pelakunya, ini bahaya bukan seperti orang main ketapel ataupun peluru karet tapi ini senjata api (senpi)," kata Ketua LPW Rizani.
Polisi harus menguji dengan balistik di Pusat Laboratorium Forensik (Labfor) Polri.
"Uji balistik itu dari mana arah datangnya peluru tersebut, dengan cara melihat luka di kaki balita," kata Rizani.
Sementara itu, Rahmanuddin (28) ayah dari bayi IKR mengatakan, anaknya tertembak peluru nyasar saat dirinya bersama anak dan istri sedang tertidur pulas.
"Kami sebagai orangtua kaget pada saat kami tidur pulas, kok tiba-tiba ada peluru nyasar mengenai mata kaki sebelah kanan," kata Rahmanuddin.
"Saya kaget anak kami dari tidur langsung nangis menjerit-jerit, dan setelah dilihat banyak darah dari bagian mata kaki sebelah kanan," kata Rahmanuddin.
Rahmanuddin mengatakan, istri pada malam kejadian itu sempat mendengar ada sesuatu jatuh dari atap ke bawah.
Ia mengatakan, setelah dilihat benar ada bagian atap rumah ada yang jebol.
"Jadi peluru tersebut masuk ke dalam rumahnya melalui atap," kata Rahmanuddin.
"Setelah anak saya menjerit dan menangis akhirnya kami sebagai orangtua sadar kalau anak saya sebagai korban peluru nyasar," kata Rahmanuddin.
Rahmanuddin mengatakan, suasana dini hari pukul 02.00 WIB sunyi dan sepi tidak ada kegiatan apapun.
"Jadi begitu cepat sekali kejadian itu, ada darah sebanyak di bagian kaki dan kami langsung bawa ke rumah sakit," kata Rahmanuddin.
"Pasca kejadian tersebut kami langsung bawa ke Rumah Sakit (RS) Bumi Waras dan hanya mendapatkan penanganan untuk rontgen," kata Rahmanuddin.
"Tapi anak saya tidak mendapatkan kamar karena tidak ada ruang untuk balita, karena rumah sakit tersebut tipe C dan ruangannya sedikit," kata Rahmanuddin, Kepala Perwakilan JNE Diponegoro Bandar Lampung.
( Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra )