Berita Lampung
Dekati Nataru, Harga Telur Masih Cenderung Tinggi di Pasar Tradisional Bandar Lampung
Semakin mendekati momen Natal dan Tahun Baru, harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional Bandar Lampung, Lampung naik signifikan.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Semakin mendekati momen Natal dan Tahun Baru ( Nataru ), harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional Bandar Lampung, Lampung mengalami kenaikan signifikan.
Pantauan Tribunlampung.co.id di sejumlah pasar, Kamis (15/12/2022), harga bahan pokok seperti telur masih termasuk tinggi mencapai Rp 30 ribu per kilogramnya.
Pedagang telur di Pasar Tugu, Linda mengatakan, saat ini harga bahan pokok telur mencapai Rp 30 ribu per kilogram.
"Harga telur tembus Rp 30 ribu per kilonya dari sebelumnya Rp 29 ribu per kilo," ujar Linda.
Padahal saat stabil, terusnya, harga telur ada di kisaran Rp 25 ribu atau Rp 26 ribu per kilonya.
Menurutnya kurangnya pasokan dan tingginya permintaan telur menjelang Nataru menjadi penyebab naiknya harga.
Baca juga: Realisasi Pendapatan Daerah Pesisir Barat Lampung Tahun 2022 Baru 78 Persen
Baca juga: Kecelakaan 3 Kendaraan di Bandar Lampung Mengakibatkan Korban Jiwa
"Naiknya sudah mau seminggu," lanjutnya.
"Penyebabnya mungkin karena PKH keluar juga, selain karena banyaknya permintaan," sambung dia.
Harga telur, terusnya, dimungkinkan belum akan turun hingga pergantian tahun.
"Paling sesudah Nataru baru turun. Seharusnya kalau mau turun sudah mulai sekarang tapi ini belum ada penurunan," katanya.
Namun begitu, kenaikan harga telur tidak berpengaruh terhadap permintaan.
"Permintaan masih ada saja, gak terlalu ngaruh sepertinya," ujar Linda.
Senada dikatakan Yanto, pedagang telur di Pasar Pasir Gintung. Harga telur diakuinya memang terus naik signifikan.
"Mungkin karena banyak yang nyari dan momennya memang lagi mau Nataru, kalau saya jual Rp 30 ribu per kilo," kata Yanto.
Harga telur di sejumlah pedagang di Pasar Tamin juga relatif tinggi.
Kisaran Rp 29 ribu sampai Rp 30 ribu per kilonya.
"Masih tinggi kalau sekarang mungkin efek Nataru juga," kata Ana, pedagang telur di Pasar Tamin.
Selain telur, harga beras juga mengalami kenaikan.
Pedagang sembako di Pasar Tugu Budianto mengatakan, harga beras naik terus kurun waktu belakangan.
"Naik sudah tiga kali ini, terakhir naik Rp 200 per kilonya," bebernya.
Saat ini untuk beras kualitas medium harganya mencapai Rp 10 ribu per kilogram.
"Tadinya kualitas medium harganya ada di kisaran Rp 8 ribu sampai Rp 9 ribu perkilogram," jelas dia.
Meskipun harga naik, kondisi ketersediaan pasokan beras kualitas medium juga kurang.
"Untuk dapat barang medium itu sendiri cukup susah sehingga saya juga jarang jual beras medium," ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan untuk beras kualitas premium harganya mencapai Rp 12 ribu perkilogram paling tinggi.
"Untuk beras yang kami jual harganya Rp 11 ribu dan Rp1 12 ribu per kilo," paparnya.
Pedagang lainnya di Pasar Pasir Gintung Adi mengatakan, menjual beras kualitas premium dengan harga Rp 11 ribuan per kilogram.
"Kalau ketersediaan aman, tapi memang belakangan ada kenaikan harga," ujar Adi.
Harga Cabai Turun
Berbeda dengan beras dan telur, untuk harga cabai mulai terjadi penurunan bahkan hingga Rp 10 ribu per kilogram.
Pedagang cabai di Pasar Pasir Gintung Lia mengatakan, harga cabai caplak merah dan jengki kini Rp 40 ribu per kilo dari harga sebelumnya Rp 50 ribu per kilo.
"Naiknya tiga hari lalu, kalau sekarang cenderung turun," kata Lia.
Rawit asli dari Rp 65 ribu per kilo menjadi Rp 55 ribu per kilo seta rawit Jawa Rp 40 ribu dari sebelumnya Rp 55 ribu per kilo.
"Jelang Nataru ini pasti akan ada kenaikan harga lagi," tambahnya.
(Tribunlampung.co.id/ Sulis Setia Markhamah)