Berita Lampung
Libur Nataru, Rutan Kelas II B Sukadana Lampung Timur Razia Kamar Tahanan
Libur Hari Raya Natal dan tahun baru, Rutan Kelas IIB Sukadana Lampung Timur di Lampung Timur, Lampung, menggelar razia di kamar tahanan.
Penulis: Yogi Wahyudi | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Lampung Timur - Libur Hari Raya Natal dan tahun baru (Nataru), Rumah Tahanan ( Rutan ) Kelas IIB Sukadana Lampung Timur di Lampung Timur, Lampung, menggelar razia di sejumlah kamar tahanan.
Kamar tahanan yang dirazia yakni sebanyak 37 kamar.
Adapun rinciannya, 35 kamar, dihuni oleh tahanan laki-laki dan 2 kamar tahanan perempuan.
Razia dilakukan Kepala Pengaman Rutan (KPR) Rutan Kelas IIB Sukadana, bersama penjaga tahanan dan di dampingi oleh anggota Brimob Polres Lampung Timur, Polda Lampung, Senin (23/12/2022).
Hal ini diungkapkan KPR Rutan kelas IIB Sukadana Lampung Timur, Abi Aufa Alqohhar, saat dikonfirmasi, Selasa (24/12/2022).
Baca juga: 4 Pos Pengamanan dan 1 Pos Pelayanan pada Operasi Lilin Krakatau 2022 di Lampung Timur
Baca juga: Polisi di Lampung Timur Tangkap Pencuri Ayam, Pelaku Kepergok Warga
Abi Aufa mengatakan, kegiatan tersebut dalam rangka menyambut Nataru.
"Razia ini kami lakukan secara serentak di seluruh Rutan dalam momen menyambut Natal dan Tahun Baru" ujarnya.
Ia juga menuturkan, razia tersebut tidak dilakukan saat momen Nataru saja.
"Selain Nataru, kita juga rutin menggelar kegiatan razia," tuturnya.
Ia menjelaskan, target utama razia tersebut yakni handphone dan narkotika.
"Target utama yang paling kami sasar yakni, sabu dan handphone," ucapnya.
Kendati demikian, pihaknya tidak menemukan handphone ataupun narkotika.
"Namun ketika razia tadi kami tidak menemukan yang kami targetkan," paparnya.
Hasil dari razia tersebut, ditemukan beberapa barang yang dianggap membahayakan.
Baca juga: Karopenmas Polri Tinjau Pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan, Cek Arus Mudik Nataru
Baca juga: Menhub Akan Tinjau Kesiapan Pelayanan Angkutan Nataru di Pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan
"Penjaga tahanan menemukan beberapa bahan yang dianggap membahayakan," katanya.
