Berita Lampung

Peternak di Krui Selatan Lampung Gembalakan Sapi di Tumpukan Sampah

Puluhan sapi milik warga mencari makan di tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) Krui Selatan, Pesisir Barat Lampung.

Penulis: saidal arif | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id/Saidal Arif
Puluhan ekor sapi milik warga sengaja dibiarkan bebas mencari makan di tempat pembuangan akhir sampah di Pesisir Barat. 

Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Puluhan sapi milik warga mencari makan di tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) yang berada di Pekon Balai Kencana Kecamatan Krui Selatan, Pesisir Barat Lampung.

Fenomena sapi di TPAS Pesisir Barat Lampung bukan karena tidak ada rumput, namun sengaja di umbar pemiliknya untuk mencari makan di tumpukan sampah tersebut.

Pantauan Tribunlampung.co.id di lokasi, nampak puluhan ekor sapi berkeliaran di tempat pembuangan akhir sampah di Pekon Balai Kencana, Kecamatan Krui Selatan.

Hewan mamalia berkaki empat ini terlihat asyik mengunyah makanan di tempat tumpukan sampah.

Di tengah bau sampah yang menyengat bersama lalat yang bertebaran, sapi-sapi ini terus mengendus makanan dengan moncongnya layaknya mencari rumput.

Baca juga: Peratin di Pesisir Barat Diminta Berdayakan BUMDes Gali Potensi Desa

Baca juga: Makanan di Hutan Habis, Monyet TNBBS Pesisir Barat Lampung Mengemis ke Jalan

Sambil sesekali membuka kantong plastik mencari sesuatu yang bisa dikunyah.

Sapi-sapi ini kemudian terlihat mulai menyantap sampah-sampah yang ada.

Selain itu juga nampak para pemulung sedang sibuk memisahkan sampah yang mempunyai nilai jual, seperti botol air mineral, alumunium dan besi.

Pada saat para petugas membawa sampah menggunakan truk atau menggunakan motor pengangkut kawanan sapi ini langsung mendekat seolah ingin berebut makanan. 

"Kaya saingan saja sama sapi kalau tumpukan sampah mulai datang, kalau saya hanya cari sampah yang bisa dijual, kalau sapi ya cari makanlah," ucap salah satu pemulung di TPAS Pesisir Barat itu sambil bercanda.

Salah satu warga setempat mengatakan, kondisi tersebut sudah lama terjadi.

"Kalau tidak salah sudah lebih dari tiga tahun," ucap warga yang enggan disebut identitasnya, Jumat (10/2/2023).

Dikatakannya, biasanya para sapi itu diantarkan oleh pemiliknya pada Pukul 07.00 WIB lalu dijemput kembali pada sore harinya.

Bahkan kata dia, sebagian sapi tersebut dibiarkan 24 jam tidak jemput oleh pemiliknya, tidur dan makan di tempat TPAs tersebut. 

Para pemilik sapi ini beranggapan bahwa sampah di TPAS banyak mengandung makanan bergizi bagi ternaknya.

"Katanya sapi yang di gembalakan disini lebih gemuk dan dagingnya lebih padat," bebernya.

Kondisi ini tentu sangat memilukan terjadi ditengah negeri yang katanya alam subur makmur dan kelilingi lebatnya hutan bukit barisan.

Terlebih, sejumlah penyakit di isukan sedang mengintai hewan mamalia berkaki empat ini, mulai dari virus PMK dan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).

Sepintas, fisik sapi pemakan sampah ini memang terlihat tidak ada perbedaan dengan sapi pada umumnya.

Namun, tidak menutup kemungkinan daging sapi pemakan sampah ini mengandung zat yang berbahaya dan bisa menganggu kesehatan manusia jika dikonsumsi.

Sementara Kabid Peternakan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pesisir Barat, Rahmat Nursan mengatakan, Penomena sapi digembalakan di TPAS tersebut sudah cukup berlama terjadi. Sekitar 3 hingga 4 tahun.

"Kita sudah berulangkali mengingatkan warga, tapi pemilik ternak tetap saja banyak yang tidak mengindahkan," ungkapnya, Jumat (10/2/2023).

Dijelaskannya, pihak telah melakukan pembinaan terhadap para ternak yang melepaskan sapi di pembuangan sampah tersebut.

Bahkan, kata dia, pihaknya juga sudah pernah memberikan bantuan bibit rumput untuk para peternak.

"Kita juga sudah sering memberikan pembinaan bagaimana cara beternak yang baik, memberikan ilmu bahkan kita juga ikut membantu menanam bibit rumput," ungkapnya.

Dikatakannya, jika dibiarkan dalam waktu yang lama sapi ini dibiarkan mencari makan di tumpukan sampah, maka akan mengganggu kesehatan hewan itu sendiri.

Rahmat mengaku, hingga saat ini belum pernah dilakukan penelitian terkait daging sapi yang mencari makan di tempat pembuangan sampah tersebut terhadap dampak jika dikonsumsi manusia.

"Kalau untuk memastikan daging ternak yang memakan sampah itu aman dikonsumsi atau tidak ya harus di uji laboratorium dulu,"

"Kami menghimbau agar warga pemilik sapi tidak melepaskan sapinya ditempat pembuangan sampah dan kita minta agar para peternak melaksanakan cara terbaik yang baik," tutupnya.

(Tribunlampung.co.id/ Saidal Arif)

 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved