Pemain Chelsea Marc Cucurella Dijadikan Kambing Hitam atas Performa The Blues

Tribunlampung.co.id, Pelatih Chelsea Graham Potter membela pemainnya Marc Cucurella yang disalahkan secara tidak adil atas musimnya yang mengecewakan bersama The Blues.

Pemain Chelsea Marc Cucurella bergabung dengan the Blues dari Brighton dengan kontrak senilai hampir £60 juta di bursa transfer musim panas 2022.

Namun pasca bergabung dengan Chelsea Marc Cucurella kesulitan meniru penampilan hebatnya musim lalu saat bersama Brighton 

Graham Potter percaya pemain Spanyol itu, tetapi penggemar Chelsea telah menunjukkan rasa frustrasi atas perjuangannya yang gigih.

Cucurella ditarik keluar dalam hasil imbang 1-1 Sabtu lalu dengan West Ham United, penggantian tersebut disambut sorak-sorai pendukung Chelsea yang bepergian ke luar lapangan.

Baca juga: Chelsea Tawar Atletico Madrid Tukar Mason Mount dengan Joao Felix

Baca juga: Belum Berikan Kontribusi, Pemain Chelsea Mykhailo Mudryk Minta Fans Bersabar

Penandatanganan Januari akun Instagram Mykhailo Mudryk juga ikut memanaskan situasi.

Pasalnya Mykhailo Mudryk  menyukai postingan meme yang mengejek bek kiri di media sosial.

Graham Potter pun kemudian bersikeras bahwa 'tidak ada perselisihan' di antara rekan satu tim.

Cucurella juga dicemooh selama pertandingan Liga Champions Rabu dengan Borussia Dortmund

Graham Potter merasa pemainnya dijadikan kambing hitam untuk masalah yang lebih luas di klub.

'Hasil yang kami dapatkan, di mana kami berada di klasemen, sayangnya seseorang akan mendapatkan beban kritik,' kata Potter pada konferensi pers menjelang pertemuan hari Sabtu dengan Southampton.

Baca juga: Chelsea Ingin Tukar Guling Mason Mount dengan Joao Felix

Baca juga: Hasil Liga Champions Chelsea Kalah, Rio Ferdinand Kritik Kebijakan Transfer Todd Boehly

'Itu polanya. Dan apakah itu adil atau tidak, itu tidak masalah.

'Sebagai profesional kami harus menerima itu dan bekerja sekeras mungkin untuk mengubah pendapat.

Itulah dia, itulah tantangan bagi kami. Saya tidak akan membantahnya. Marc sudah besar, dia sudah dewasa, punya anak, dia tahu situasinya. Kita harus membantunya mengubah perspektif tentang ini.

"Selalu ada rasa frustrasi dan kami harus menerima rasa frustrasi dengan saya, rasa frustrasi pada pemain, itu bagian dari apa yang harus kami terima di posisi ini.